Mohon tunggu...
Purbo Iriantono
Purbo Iriantono Mohon Tunggu... Freelancer - Jalani inspirasi yang berjalan

"Semangat selalu mencari yang paling ideal dan paling mengakar" merupakan hal yang paling krusial dalam jiwa seorang yang selalu merasa kehausan kasih...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Terpleset ke Kulit Pisang yang Memlesetkan!

4 September 2020   04:00 Diperbarui: 4 September 2020   08:02 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lalu apa hubungannya bahasan di atas dengan kasus kekiniannya perseteruan PKS dengan ibu Puan Maharani (terkait himbauannya agar penduduk Sumbar lebih mendukung Pancasila)? 

Hubungannya, ya hubungan yang tidak relevan. Ibu Puan, bertolak dari visi pendidikan politik dengan harapan penduduk Sumbar dapat lebih 'dalam' memahami dan menghayati nilai-nilai yang dikandung Pancasila melalui keterpilihan calon wakilnya dari PDI, yang dianggapnya lebih kompeten dalam menularkan pesan pendidikan politik Pancasilais daripada calon wakil parpol selain PDI. 

Sedangkan pihak PKS,  bertolak dari asumsian Pancasila sebagai dasar-negara yang secara asumsian "take it for granted" telah dipahami semua warga-negara (sebagaimana contoh kasus keterkejutan warga AS pada perubahan drastis nilai kemasyarakatannya pada tahun 2016); dan menganggap himbauan ibu Puan sebagai ungkap kesombongan ala gaya sosok pe-monopoli dasar-negara Pancasila. Seandainya almarhum Gus Dur masih hidup, mungkin ia akan segera berujar :"Gitu aja kok repot!?"

Sedangkan penulis, melihatnya dari sudut kelinglungan penulis sendiri :"Sebenarnya yang terpeleset itu ibu Puan (terpeleset ucapan) atau pihak PKS (terpeleset tafsirannya) atau kedua-duanya kompak saling terpeleset atau bahkan kedua-duanya sebenarnya tidak terpeleset ; sekedar dipleset-plesetkan pewacananya saja ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun