Mohon tunggu...
Purbo Iriantono
Purbo Iriantono Mohon Tunggu... Freelancer - Jalani inspirasi yang berjalan

"Semangat selalu mencari yang paling ideal dan paling mengakar" merupakan hal yang paling krusial dalam jiwa seorang yang selalu merasa kehausan kasih...

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Inovasi dan Refleksi

31 Agustus 2020   14:47 Diperbarui: 31 Agustus 2020   14:55 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Sebagai seorang penulis pembelajar yang setengah tergila-gila dengan segala hal yang  sedikit "nyeni" atau bahkan, bolehlah disebut, agak mendekati atribut pemuja "asal beda", maka bisa "nyaris" dapat dipastikan bahwa saya sama-sekali awam tentang pengalaman pengelolaan keuangan (finansial); bukan hanya awam, juga sedikit 'alergi' dengan segala hal yang beraroma "pengelolaan uang." 

Entah alergi pada aspek pengelolaannya, atau pada... Akh, bila boleh dikoreksi, kemungkinan cukup besar, saya alergi pada aspek pengelolaannya, deh! Karena terus-terang saya juga agak "mata-duitan", tapi bukan juga tipe orang yang suka "memata-matai" duit. Terus-terang juga, tawaran hadiah itu sangat menggiurkan seniman miskin ini, sayangnya tema yang disodorkan membuat hati langsung ciut dan kepala pening. 

Ala mak! Kata "manfaat" itu sangat asing di hati, bila boleh diganti dengan kata "ungkapan", alangkah menyenangkannya! Kata "pengelolaan" pun terkesan mengepung dan mengecilkan nyali, seandainya bisa diganti dengan kata "pengidolaan", alangkah yumiii-nya! Tapi keinginan tetap tinggal keinginan, dan hingga hari-hari terakhir menjelang tewasnya sang waktu alias "deadline", barulah penulis "gragapan", terasa seperti dicubit rasa cemas! 

Dan kecemasan itu ternyata pejuang tangguh yang membunuh banyak pilihan liar dan sanggup mempersempit kancah hingga sasaran tersudut. Bahkan, kecemasan pada detik-detik menjelang akhir juga punya khasiat nyata pada nyali, atau lebih tepatnya, mungkin pada tingkat kenekatan penulis.Nah, karena aturan batas jumlah kata mulai 'menyikut' tulang rusuk, sebaiknya penulis mulai dengan kisah imajinatif manfaat pengelolaan produk keuangan makroprudensial yang tinggal tersisa kurang dari sebelas jam.

Seandainya penulis memperoleh pinjaman dana dari layanan makroprudensial tersebut, -meskipun sangat kecil kemungkinannya-, maka rencana usaha yang akan saya jalankan  adalah membuat produk (kreatif) tayangan video di yutup, dan bekerjasama dengan para seniman yang sedang "kelimpungan" mengaktualisasikan jiwa dan kantungnya. 

Aktualisasi yang terjepit pandemi ini harus kita salurkan lewat lubang kecil buatan, agar segera bablas dan memberi aroma kesegaran serta kekuatan baru bagi para penikmatnya yang sekian lama terhambat oleh masker. 

Penulis akan menawarkan pada para seniman lewat daring, untuk membuat tayangan video bertemakan "inovasi dan refleksi" yang ditujukan ke semua instansi pemerintah (entah berapa jumlah instansi pemerintah tingkat kementerian di NKRI) dan, bila sudah jadi, mereka langsung tayangkan ke yutup. 

Setiap isi video harus disesuaikan dengan tema tugas utama masing-masing kementerian, tujuannya adalah untuk membakar semangat kerja baru di era pandemik, yang berlandaskan pada 'inovasi dan refleksi' di setiap instansi. Isi tema inovasi tentunya berkaitan dengan konten penemuan ide atau gagasan baru yang bersifat 'futuristik' atau 'membajak', dan yang relevan dengan tugas utama setiap kementerian. Untuk isi tema 'refleksi' berkaitan dengan konten keadilan (termasuk 'kejujuran') dalam pemenuhan aspirasi inovatif-nya tersebut. 

Bentuk konten video-nya bisa berupa humor, lagu, atau drama singkat yang dibuat seunik dan seindah mungkin, sehingga karyanya itu bersifat menghibur pemirsa umum. Setiap kelompok seniman bebas memilih target instansi yang akan dijadikan konten unggahan. Bila merasa antusias, setiap kelompok seniman bisa memilih lebih dari satu target instansi (yang berarti lebih dari satu karya unggahan).

Lalu apa yang akan diperoleh penulis untuk dapat mengembangkan modalnya? Penulis hanya mengharapkan imbal-balik 10% dari setiap konten yang telah melewati jumlah follower di atas seribu (1000 follower). Bagaimana ? Apakah gagasan ini 'feasible' (kayaknya nggak deh!) - tapi bagaimanapun, setidaknya penulis telah menayangkan gagasan konyol ini, maka apapun resikonya ya tetap resiko. "Masak sih kita kalah sama drakor atau K-pop?" Mosok sih, dari berpuluh-puluh tayangan banyak yang ter-penalti?

Apakah ini yang disebut investasi? Entahlah, setidaknya investasi versi seni! Terima-kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun