Mohon tunggu...
Anton News
Anton News Mohon Tunggu... Dosen - Invisible Hand
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mencari jati diri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modal Menikah Bukan Hanya Cinta Saja tapi Juga Tentang Ilmu Agama sebagai Pondasi Mengarungi Mahligai Rumah Tangga

27 September 2020   13:40 Diperbarui: 27 September 2020   16:41 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : Keluarga Bahagia (Dokpri)

Segenap puji bagi Allah yang telah menciptakan laki-laki dan perempuan, menanamkan rasa kasih sayang diantara mereka. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan limpahkan kepada Rosul yang diutus sebagai Rahmat untuk seluruh alam, yang telah bersabda "orang yang ingin berjumpa dengan Allah dalam keadaan suci dan tersucikan, hendaklah menikah".

Islam disyari'atkan hanya untuk memberikan kemaslahatan kepada seluruh manusia dan menghindarkannya dari kemafsadatan. Salah satu petunjuk Allah SWT dalam syari'at Islam adalah diperintahkannya menikah dan diharamkannya zina. Perintah nikah merupakan salah satu implementasi maqasid syari'ah yang lima, yaitu menjaga keturunan (hifzdul nash), kendati demikian bagi yang hendak melangsungkan pernikahan, demi menjaga keabsahannya, hendaklah memahami petunjuk agama dan negara agar sampai pada tujuan yang menjadi hakikatnya.

Pernikahan adalah kebutuhan individual dan sosial, persenyawaan antara cinta dan kasih sayang, perpaduan emosional yang tidak sama  serta berlabuhnya dua hati dan keinginan yang tadinya berbeda menuju tujuan yang sama yaitu kebahagiaan sejati.

Kita dapat memastikan bahwa kebanyakan manusia pada waktunya akan menjadi suami atau istri dan membentuk suatu keluarga, yang merupakan batu pertama dalam bangunan masyarakat. Jika pernikahan dibangun diatas pondasi yang kuat, maka akan menuai sukses karena masyarakat yang sukses adalah buah dari pernikahan yang sukses pula, sebaliknya pernikahan yang gagal dan berantakan pasti menimbulkan kerugian baik mental dan material yang cukup besar baik bagi individu maupun masyarakat.

Kita juga memastikan, tidak ada seorangpun yang di izinkan menjalankan suatu profesi guru atau dokter, kecuali dia telah lama belajar dan meraih ijazah yang menandai keahliannya, akan tetapi anehnya tidak seorangpun diwajibkan mempelajari satu silabus atau membaca sebuah buku tentang pernikahan sebelum dia meniti jalan ke jenjang mahligainya.

Orang yang tidak atau belum menyandang gelar sarjana teknik, dapat dipastikan tidak di izinkan untuk membangun sebuah gedung megah, tapi kita tentunya mengizinkan siapa saja laki-laki  atau perempuan untuk menikah membangun mahligai rumah tangga dan menghasilkan keturunan tanpa mempertanyakan terlebih dahulu bagaimana mereka akan hidup bersama dan bagaimana mereka mendidik anak-anaknya.

Seharusnya, sebagaimana kita mengkhawatirkan hancurnya sebuah rumah tangga yang dibangun oleh selain ahlinya, mestinya kita juga melarang orang yang belum memenuhi kualifikasi untuk menikah, untuk membangun sebuah rumah tangga, dan mendidik anak serta melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan rumah tangganya.

Disini semua perempuan wajib paham, bahwa untuk menikah tidak hanya bermodal 'cinta' dan 'materi' saja, tetapi harus di dasari dengan ilmu sebagai bekal dalam mendidik anak-anaknya kelak, perempuan harus pintar dan cerdas dalam segala aspek, sebagai calon orang tua untuk anak-anaknya apa yang harus di prioritaskan untuk ilmu kita di dunia. 

Salah satu kewajiban suami kepada istrinya yaitu memberikan pendidikan, maka ajarkanlah agama Islam yang baik dan benar, Sebab, madrasah utama seorang anak ada pada ibunya, jika ibunya tidak cerdas, tidak berakhlak dan tidak beradab, dapat kita bayangkan bagaimana nantinya? 

Rosululkah SAW menjelaskan "Wanita dinikahi karena empat hal : karena hartanya, karena kedudukannya, karena paras kecantikannya, dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita bagus agamanya, kalau tidak demikian niscaya kamu akan merugi"(HR. Bukhari dan Muslim).

Ketika seorang ibu yang kualitas agamanya baik maka dapat dipastikan akan dengan mudah melahirkan anak-anak yang Shaleh dan Solehah yang mana ketika sudah besar akan menjadi orang besar seperti halnya Umar bin Khatab, Khalid bin Walid, Imam Syafi'i, Imam Hanafi dan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun