Mohon tunggu...
Antonius Ruron
Antonius Ruron Mohon Tunggu... Guru - Guru Penjas Sekolahan

You'll never write alone

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mau Nikah? Kursus Dulu Bos!

16 Oktober 2021   17:39 Diperbarui: 16 Oktober 2021   20:25 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu pasangan peserta KPP

Ketika tahun ajaran baru tiba setiap sekolah dan perguruan tinggi akan menyiapkan waktu khusus bagi peserta didik atau mahasiswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah atau bagaimana kehidupan di kampus, biasa disebut MOS, ORDIK, MPLS dan istilah lainnya karena salah satu budaya kita adalah menciptakan istilah, dari PSBB lanjut ke PPKM berlevel. Belum lagi BDR, BDR Murni, KBM sampai Tatap Muka dan Tatap Muka Terbatas.

Kegiatan ini akan memakan waktu beberapa hari untuk menjadi pedoman pada 3 atau 4 tahun ke depan sebagai peserta didik atau mahasiswa.

Bagaimana dengan persiapan menuju sebuah situasi yang akan dijalani seumur hidup seperti menjadi seorang ayah & ibu, papi & mami, ayah & bunda, Sayang & beib atau Yang & Ebeb seperti apapun sebutanya, minumnya tetap the botol, Loh ! Sebutannya adalah berkeluarga atau menikah.

Kaum muda katolik yang hendak menikah pasti akan mendapatkan pembelajaran singkat tentang bagaiamana kehidupan berkeluarga melalui sebuah kegiatan yang dinamakan Kursus Persiapan Perkawinan (KPP). Disingkatkan menjadi KPP karena KP adalah Kupon Putih.

Sebagai orang muda yang tengah berada di masa PPKM (Pemuda Pemudi Kebelet Menikah) beberapa hari terakhir saya bersama pasangan saya yang imut dan jelita mengikuti KPP di Gereja Paroki San Juan Lebao, Flores Timur.

Pada tahun 2021, Paroki San Juan telah menyelenggarakan dua kali KPP. Pertama pada bulan Juni dengan peserta KPP sebanyak 27 pasang calon suami istri dan yang ke dua adalah angkatan kami, pada bulan Oktober ini dengan peserta 12 pasang calon suami istri.

Pada masa pandemi covid, panitia KPP dari seksi keluarga paroki harus menyesuaikan kembali materi-materi kursus guna mempersingkat pembelajaran KPP. Pada angkatan Oktober 2021 ini kami dibekali dengan 6 materi yakni; Sakramen Perkawinan, Tata Kelolah Ekonomi Rumah Tangga, Relasi suami istri, Doa dan Kitab Suci dalam keluarga, Liturgi Perkawinan dan Moral Perkawinan.

Pemateri atau fasilitator yang di percayakan adalah mereka yang dipandang berkompeten pada bidangnya. Dari berbagai profesi dan latar belakang, seperti Pastor, Suster, anggota DPR, Bendahara Instansi, Ibu rumah tangga, dan kalangan orang tua (sepuh).

Materi tentang sakramen perkawinan, moral perkawinan, liturgi perkawinan, doa dan kitab suci dalam keluarga pada umumnya memberikan gambaran bagaimana hidup berkeluarga menurut padangan gereja Katolik. 

Pokok materi ini menjelaskan bagaimana kehidupan berkeluarga dikaitkan dengan ajaran -- ajaran kitab suci. Pada kesimpulanya Keluarga melambangkan hadirnya gambaran Allah.

Sedangkan materi tentang tata kelolah ekonomi rumah tangga memberikan gambaran tentang apa yang akan terjadi dengan sistem keuangan sebuah keluarga. Ekonomi sebagai faktor krusial penopang keharmonisan dan kesejahteraan keluarga turut menjadi perhatian utama gereja Katolik dalam mempersiapkan sebuah keluarga katolik.

Dijelaskan bahwa akan ada pos -- pos pengeluaran rutin yang perlu di siapkan. Selain pos pengeluaran terencana dan yang tak terduga, sehingga pengetahuan awal ini bisa dijadikan pedoman suami dan istri sebagai pasangan muda mempersiapkan atau mengantisipasi jika ada kendala, kesulitan pada ekonomi rumah tangga di waktu mendatang. Sampai pada jika kesulitan ekonomi maka apa yang harus dilakukan. Jika kredit, harus ke mana? Cara pengelolaan pengembalian kredit agar tetap lancar dan kebutuhan tetap terpenuhi. Sayangnya tidak diajarkan untuk memelihara tuyul dan babi ngepet untuk atasi persoalan ekonomi keluarga.

Materi Relasi suami istri memberikan gambaran tentang ehem-ehem, 'maap saya batuk". Ini materi favorit saya. Materi ini mengajarkan peserta KPP tentang bagaiamana caranya memulai dan mengakhiri. Keharmonisan suami istri menjadi tujuan utama. Sebagian materi ini 18+.

Tidak hanya topik inti 18+, di dalam materi ini pun memberikan pengetahuan mengatasi beda pendapat, konflik suami istri atau mencegah keributan berkepanjangan. 

Akan ada risiko emosi sesaat yang menjadi penyebab retaknya sebuah keluarga sehingga pengetahuan akan penyebab tindakan -- tindakan tidak terkontrol inipun musti di perhatikan. Dalam materi ini tidak diajarkan cara banting piring atau lempar kuali yang baik ketika sedang emosi.

Selain materi -- materi yang telah disebutkan ada juga sesi khusus sharing pengalaman dari orang tua yang usia perkawinan mereka sudah di atas 30 tahun dan 40 tahun. Mereka berbagi tentang bagaimana mereka mengatasi masalah atau selisih pendapat suami istri, bagaimana mereka bangkit dari keterpurukan tatkalah mendapatkan musibah, saat buah hati mereka dipanggil Tuhan, dan pengalaman -- pengalaman unik dan kesaksian hidup mereka sebagai sebuah keluarga. Tak ketinggalan bagaimana menjaga keharmonisan pasangan sebagai suami istri.

Pengalaman unik yang mereka ceritakan bagaimana melampiaskan kekesalan mereka di kandang babi ketika sore hari memberi makan ternak mereka. Jadi babi hidup dengan makan dedak yang diberikan dan dengan kata -- kata mutiara pelampiasan kekesalan mereka.

Diakhir kegiatan KPP masing -- masing pasangan calon suami istri diberikan sebuah buku, judulnya Buku Keluarga dan sertifikat telah mengikuti Kursus Persiapan Perkawinan.

Kesan saya dengan mengikuti kegiatan ini adalah saya merasa bahwa kehidupan berkeluarga itu ada bedanya dengan hidup sebagai bujangan. Ada banyak hal -- hal baru yang ditemukan melalui KPP ini. Mengikuti kursus ini bisa semakin memantapkan niat untuk menikah sekaligus ada bayangan untuk mengantisipasi munculnya permasalahan dalam rumah tangga.

Sekian dulu cerita ini, karena sudah ada omelan dari belakang 'main laptop terus, kita mau ke tempat sewa jas nikah, saya sudah siap dari tadi, mandi sana' .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun