Mohon tunggu...
Antoni Ludfi Arifin
Antoni Ludfi Arifin Mohon Tunggu... -

Antoni Ludfi Arifin, senang dipangil ALA, lahir di Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 11 Juni 1977.\r\n\r\nKetertarikannya dalam dunia menulis sejak kumpulan artikel-artikelnya dimuat di beberapa situs online seperti www.andriewongso.com dan beberapa majalah, serta telah menulis tiga buku yaitu: 1. Bacaan Wajib Semua Sales (VisiMedia, 2011); 2. Demi Waktu: So, Use Your Time Effectively (Gramedia, 2012); dan 3. Be A Writer (Gramedia Pustaka Utama, 2012).

Selanjutnya

Tutup

Money

Titik Kulminasi

1 Mei 2013   16:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:18 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1367400659130392072

Arti kata, Kulminasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1) puncak tertinggi; tingkatan tertinggi; dan (2) titik tertinggi yang dicapai suatu benda langit dalam peredaran (semunya) mengelilingi bumi (seperti matahari mencapai titik kulminasi pukul 12.00). Pada saat titik kulminasi ini maka posisi matahari akan tepat berada di atas benda sehingga menghilangkan semua bayangan benda tersebut. Bayang adalah wujud hitam yang tampak dibalik benda yang terkena sinar cahaya. Cahaya yang menerangi itu ibarat harapan, tujuan, cita-cita, atau mimpi untuk mencapai apa yang diinginkan. Tanpa cahaya sebuah benda tidak akan menghasilkan bayang. Harapan, tujuan, cita-cita, atau mimpi yang ingin diraih seseorang bergantung pada kesungguhan niat dan usaha. Ketika mimpi itu masih berupa “cahaya” atau baru diniatkan saja di kepala, maka ia akan merefleksikan bayang-bayang keberhasilan atau kegagalan. Bayang kegagalan akan “tertutup” keberhasilan jika niat yang kuat tersebut didukung oleh usaha dan kerja yang sungguh. Karena bayang-bayang kegagalan itu juga “sebenarnya” tidak akan pernah hilang. Tetapi kita sendiri yang “menutupi” dengan kerja keras. Setiap langkah manusia di bawah cahaya matahari, atau diremangi sinar purnama, pastilah akan berbayang. Bayang-bayang ini selalu mengikuti setiap derap langkah yang dilalui. Begitupun keinginan, tujuan, dan usaha manusia selalu dibayangi oleh keberhasilan atau kegagalan. Keberhasilan dan kegagalan merupakan dua sisi mata uang yang peluangnya sama besar untuk hadir di akhir usaha manusia. Dua hal tersebut pasti terjadi, tidak dapat dielakan. Keberhasilan menjadi ruang kebahagian dan kegagalan menjadi ruang pembelajaran. Dua hal yang sama baiknya jika mau dan mampu disikapi dengan lapang dada. Gagal itu wajar. Karena itu, kegagalan tidak akan pernah hilang, sirna, atau lenyap. Sama seperti bayang-bayang yang selalu mengikuti derap langkah manusia. Justru, kegagalan itu melengkapi langkah menuju kesuksesan. Namun dengan usaha dan keyakinan sungguh, ruang keberhasilan dapat dilebarkan untuk mempersempit ruang kegagalan. Lalu bagaimana bayangan-bayang dan ketakutan gagal yang menghantui itu dapat berujung pada keberhasilan? Karena sifatnya adalah bayangan, maka kegagalan akan selalu mengikuti dan menghantui niat dan usaha manusia. Bayangan yang hinggap di pikiran dan benak manusia hanyalah persepsi kekhawatiran: takut gagal, tak mau berusaha. Bayang-bayang atau ketakutan gagal akan berganti keberhasilan apabila manusia mengupayakan potensi sumberdaya yang dimiliki pada puncak optimal atau titik tertinggi, sehingga bayang “kegelapan” tersebut dapat digerakan menuju titik keberhasilan. Cahaya atau niat yang didukung potensi diri itulah yang harus digerakkan menuju puncaknya, agar dapat menutup bayang-bayang kegagalan. Jika dilihat pada makna kulminasi tersebut, sinar matahari akan mencapai puncak tertinggi, dan pada titik ini bayangan benda akan hilang tertutup benda itu sendiri. Begitupun usaha manusia, jika sudah dilakukan dengan usahan maksimal (baca: usaha dengan upaya tertinggi), maka bayang-bayang atau perasaan takut gagal akan hilang “tertutup” optimisme seiring usaha yang dilakukan dan akan berganti keberhasilan. Di sinilah perlunya usaha maksimal agar bayang-bayang kegagalan dapat dihindari. Hal yang perlu dipelajari dari kulminasi, yaitu: pertama, kultivasi atau olah semua rintangan yang dihadapi agar menjadi berkah keberhasilan. Kedua, miliki keyakinan bahwa Tuhan akan bekehendak baik atas usaha yang dijalani. Ketiga, naikan usahamu untuk meraih tujuan. Lalu keempat, siapkan hati agar dapat menerima segala hasil usaha dengan lapang dada. Hilangnya bayangan tertutup benda itu sendiri terjadi pada saat matahari mencapai puncak tertinggi pada pukul 12.00, maka upaya yang dilakukan agar tujuan dan cita-cita berhasil adalah dengan mengoptimalkan usaha pada puncak tertinggi, semangat tertinggi, keyakinan tertinggi, dan keikhlasan tertinggi. Sehingga, bayang-bayang atau ketakutan akan gagal akan tergantikan optimisme keberhasilan. Titik kulminasi dimaksudkan yaitu pertama kultivasi atau olah semua rintangan yang dihadapi agar menjadi berkah keberhasilan. Hadapi, olah, dan pukullah setiap rintangan yang menghadang. Prie GS, meluncurkan kembali buku trilogi Ipung #1, Ipung #2, dan Elegi Surtini dan Ayunda dalam satu buku “Hidup Ini Keras, Maka Gebuklah!” Di sinilah pentingnya kita harus menghadapi segala tantangan, cobaan, dan ujian dengan sabar; mengolahnya agar kelak bisa menjadi lebih kuat, lebih bijak, dan lebih kokoh lagi! Maka, setiap rintangan harus terus “dipukul,” dijalani, dan diusahakan dengan sekuat tenaga. Kepalkan dan genggam tangan seraya berucap, “Saya bisa!” Kedua, miliki keyakinan dalam diri bahwa usaha yang dilakukan akan berbuah hasil. Hal terpenting adalah, kita, memiliki keyakinan bahwa Tuhan akan berkehendak baik atas usaha yang dijalani. Di sinilah peran doa yang mengkristal dalam setiap derap langkah untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Ketiga, naikan usahamu untuk meraih tujuan. Nasibmu ditentukan oleh cara kerjamu, maka berusahalah. Tanpa usaha, tidak akan pernah ada hasil. Tujuan yang hanya diimpi-impikan, bagaikan lamunan di siang hari. Untuk meraihnya maka diperlukan usaha dan perjuangan. Just Do It, lakukan saja. Karena Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang kecuali ia yang berkeinginan mengubahnya. Keempat, siapkan hati untuk menerima apapun hasilnya. Kondisikan hati agar dapat selalu menerima keadaan dengan lapang dada, karena manusia berusaha Tuhanlah yang menentukan. Di sinilah kita diasah agar mampu membuat keadaan hati dan jiwa tetap tenang. Mengikhlaskan segala hasil yang akan didapat dari usaha yang telah dilakukan dan meyakini bahwa segala usaha baik, akan berbuah hasil yang baik. Selamat mengoptimalkan potensi diri pada puncak tertinggi Anda di sanalah titik kulminasi akan muncul menutupi bayang-bayang kegagalan. *Antoni Ludfi Arifin, senang dipangil ALA, lahir di Kotabumi Lampung Utara pada tanggal 11 Juni 1977. Info selengkapnya di facebook: antoniludfi.arifin@facebook.com Sumber Photo: http://epulmailbox.blogspot.com/2010/05/puisi-indah-aku-dia.html

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun