Mohon tunggu...
Anton Sujarwo
Anton Sujarwo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku, Freelancer, Content Writer, Pengajar Kelas Literasi

Saya suka mendaki gunung disamping menulis. Saya juga mengajar untuk Kelas Menulis Online dan menjadi teman belajar bagi siswa-siswa di sebuah Madrasah Aliyah. Tulisan saya tentang dunia penulisan dapat dilihat di: www.penulisgunung.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mistis dan Gaib di Atas Gunung? Begini Cara Menghadapinya

27 Juni 2021   06:07 Diperbarui: 27 Juni 2021   06:50 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa orang-orang yang mendaki gunung lebih tertarik kepada hantu dan berbagai mitosnya dibandingkan petualangannya sendiri? Bagaimana dan dengan cara apa sebaiknya menyikapi mistisme dan kegaiban di atas gunung?

Mari simak ulasannya berikut ini.

Artikel ini dikutip dari buku Wajah Maut Mountaineering Indonesia yang terbit tahun 2018. Berbagai artikel mountaineering dan buku-buku pendakian gunung terbaik di Indonesia sendiri dapat diperoleh disini.

>>>

Salah satu sisi budaya masyarakat Indonesia yang berakar sangat kuat dan berkembang menjadi bagian dari pemikiran dan tradisi adalah mistisme yang berdimensikan supranatural atau metafisik. Bukan sebuah rahasia lagi bagi hampir semua daerah di Nusantara untuk mengadopsi banyak nilai-nilai supranatural dan mistisme yang kadang terbiaskan menjadi nilai spiritual yang luhur. Proses asimilasi dan pembiasan ini merasuk ke hampir semua sendi kehidupan, tak terkecuali pula dalam dunia petualangan dan pendakian gunung di tanah air.

Subjek supranatural atau mistisme adalah sesuatu yang sangat menarik untuk dibahas. Di dunia pendakian gunung Indonesia sendiri, ada beberapa akun sosial media populer yang cukup ramai pengikutnya, yang secara khusus memang bertujuan membahas hal ini. Tema ini juga menjadi topik yang menarik untuk kita perbincangkan; bagaimana kecendrungan aktivitas pendakian gunung dan olahraga luar ruang di Indonesia kadang lebih memprioritaskan nilai-nilai mistisme dan keghaiban, daripada nilai-nilai yang terkandung dalam petualangan itu sendiri.

www.akasakaoutdoor.co.id
www.akasakaoutdoor.co.id
Tak dapat dipungkiri bahwa puncak-puncak gunung dan tebing-tebing telah menjadi semacam kefasihan qudrati tempat bersemayamnya ruh-ruh suci dalam kepercayaan tertentu sejak dahulu kala.

Akan tetapi ini akan menjadi sebuah permasalahan yang tidak enteng jika kemudian nilai-nilai mistisme ini disandarkan kepada hal-hal khurafat yang lebih banyak berisikan kesyirikan. Mistisme yang lebih banyak dimetaforakan kepada sesuatu yang sifatnya jauh dari esensi ketauhidan dan nilai-nilai luhur kepada Tuhan Yang Esa, adalah menyesatkan dan akan menjauhkan kita dari jalan menuju Tuhan Yang Maha Mutlak.

Nilai mistisme yang ada dalam ruang lingkup dunia pendakian di Indonesia kadang lebih sering tidak dapat lepas dari proyeksi yang keliru. Para pendaki umumnya lebih banyak mengkorelasikan istilah mistisme dengan beragam mitos dan kisah yang cenderung menakutkan dan membuat bulu kuduk merinding.

Orang-orang akan lebih tertarik menyimak dan memfokuskan perhatian tentang betapa banyaknya mahluk-mahluk tak kasat mata yang gentayangan di berbagai gunung Nusantara, dibandingkan untuk memfokuskan mata dan hati kepada betapa tinggi,betapa besar dan betapa sempurnanya kekuasaan Allah SWT yang menyelimuti setiap jengkal mayapada.

Penafsiran mistisme telah mengalami perubahan menuju arah yang tidak lagi sesuai dengan keluhuran spiritualitas dan pengembaraan suci, telah melenceng dari orientasinya akan penghambaan kepada Sang Mutlak. Dan pada prosesnya secara perlahan, telah jauh mempengaruhi cara berpikir dan bertindak dalam menyikapi nilai mistisme itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun