Mohon tunggu...
Anton Sujarwo
Anton Sujarwo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku, Freelancer, Content Writer, Pengajar Kelas Literasi

Saya suka mendaki gunung disamping menulis. Saya juga mengajar untuk Kelas Menulis Online dan menjadi teman belajar bagi siswa-siswa di sebuah Madrasah Aliyah. Tulisan saya tentang dunia penulisan dapat dilihat di: www.penulisgunung.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Profil Pendaki Gunung Solo Wanita Paling Tangguh di Dunia

24 Mei 2021   19:52 Diperbarui: 24 Mei 2021   20:09 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

>>>

Bila kita mengatakan bahwa salah satu pesona terbesar dari mountaineering adalah pendakian solo, maka ini menjadi lebih menarik ketika ia dilakukan oleh seorang wanita. Pada dasarnya ada banyak pendaki gunung solo wanita yang signifikan di atas tebing-tebing dan pegunungan, yang mencetak prestasi dan pencapaian dalam langkah-langkah hening mereka. Kita telah mengulas tentang Alison Jane Hargreaves yang mendaki Everest secara solo, tanpa tabung oksigen dan juga tanpa bantuan sherpa. Dan kali ini, sosok yang akan kita bahas adalah seorang wanita yang seringkali dikatakan sebagai maestronya pendakian solo di atas gunung-gunung yang sulit. Sosok ini dengan segala pesona yang ia miliki, memiliki kepantasan untuk mendapatkan predikat sebagi pemilik semangat mountaineering tradisional yang masih sangat terjaga.

::: Tulisan ini dikutip dari buku berjudul DEWI GUNUNG karya Anton Sujarwo. Tulisan up to date Anton Sujarwo tengan dunia pendakian gunung dan petualang, atau buku-bukunya sendiri. Dapat dengan mudah kamu temukan disini :::

>>>

Berbeda dengan para pendaki gunung perempuan solo lainnya, yang mungkin menghabiskan waktu hanya beberapa hari dalam aksi monumental mereka, yang juga kadang aksi itu ada dalam ruang lingkup tempat yang dengan mudah terjamah oleh publikasi media. Silvia Vidal, pendaki gunung perempuan yang lahir di Barcelona pada tanggal 17 Desember 1970, memiliki differensiasi yang lebih baik. Silvia dalam perjalanan pendakian solonya, lebih memilih gunung-gunung terpencil, yang jauh dan terasing, yang tidak mudah diakses dan dicapai lokasinya.

Dan ia juga nampaknya sangat menikmati petualangan solo yang dilakukan dalam waktu yang lama. Jika pendaki gunung lain sudah merasa lama dengan sendirian di atas gunung selama satu minggu, maka Silvia Vidal dapat melakukan hal itu bisa hingga tiga bulan lamanya. Perempuan tangguh ini dengan senang hati menghabiskan hari-harinya selama tiga bulan dengan sendirian berjalan di atas gunung yang hening, atau memanjat di atas tebing yang tak berpenghuni. Ia dengan segala determinasi yang dimiliki, benar-benar memiliki kualifikasi sebagai pendaki gunung solo yang sejati.

Pengembaraannya dalam pendakian solo, komunikasinya dengan alam raya yang megah dan liar, kesendiriannya dalam merayapi tebing-tebing yang tak pernah didatangi manusia sebelumnya, nampaknya juga mampu memberi pengajaran yang dalam pada Silvia Vidal. Ia selain dikenal sebagai petualang dan pendaki gunung dengan karakteristik solo yang sejati, juga dikenal dengan filosofinya tentang kehidupan yang dalam. Silvia menjadi salah satu dari sedikit pendaki modern yang mampu menterjemahkan aksara mountaineering dalam untaian kata-kata yang dalam dan bermakna. Ia seringkali menggunakan perumpamaan yang menarik sebagai cara baginya untuk melukiskan sesuatu.

www.arcopodojournal.com
www.arcopodojournal.com
Sebelum menekuni aktivitas pendakian gunung dan rock climbing yang membuatnya melakukan ekspedisi selama berbulan-bulan, Silvia Vidal adalah seorang mahasiswa yang kuliah di Barcelona dan mengambil jurusan PE (Physical Education) atau Pendidikan Olahraga. Alih-alih memanjat tebing dan mendaki gunung, materi kuliah dan yang ia geluti lebih banyak membawanya pada materi tentang atletik, berlari, dan beberapa jenis olahraga lainnya. Namun karena materi itu juga mengharuskan mahasiswanya untuk mengenal apa itu rock climbing, Silvia pun berkenalan dengan panjat tebing.

Pengalaman pertama memanjat tebing nampaknya demikian berkesan pada Silvia, ia kemudian demikian menyukai aktivitas ini. Apa yang ia dapatkan dari memanjat tebing membuat ia sangat tertarik. Namun demikian, keseriusan Vidal untuk terjun secara totalitas dalam aktivitas alpinisme tidak terjadi sampai ia setahun telah mengenal rock climbing.

Setelah benar-benar terjun dalam aktivitas alpinis yang serius, dalam waktu dua tahun Vidal telah membuktikan kompetensinya dengan baik. Tahun 1996, Spanish Mountain Federation menganugrahinya Piolet d'or Award atas pencapaiannya memanjat Principado de Asturias yang ada di Spanyol Utara. Selain di Spanyol sendiri, Vidal juga pernah mendaki Monntseratt dan juga di Yosemite, dua tempat yang dianggap sakral bagi pemanjat tebing Eropa dan Amerika.

Pencapaian besar Silvia Vidal yang pertama mungkin adalah tahun 1999, ketika ia bersama dengan Miguel Puigdomenech dan Pep Masip berhasil membuat rute Sol Solet di Amin Brakk, Karakoram, Pakistan. Amin Brakk sendiri adalah sebuah gunung batu dengan tinggi hampir 6000 meter, belum pernah tersentuh sama sekali oleh para pendaki gunung sebelum kedatangan Silvia Vidal dan dua temannya. Dan pendakian Amin Brakk oleh tim Spanyol ini tentu saja kemudian membuat first ascent gunung tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun