Mohon tunggu...
Anton Sujarwo
Anton Sujarwo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku, Freelancer, Content Writer, Pengajar Kelas Literasi

Saya suka mendaki gunung disamping menulis. Saya juga mengajar untuk Kelas Menulis Online dan menjadi teman belajar bagi siswa-siswa di sebuah Madrasah Aliyah. Tulisan saya tentang dunia penulisan dapat dilihat di: www.penulisgunung.id

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Piala Oscar Pertama untuk Para Pendaki Gunung

26 Februari 2019   09:00 Diperbarui: 26 Februari 2019   09:01 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cinematerial.com

Setelah Meru yang dirilis tahun 2015, Free Solo adalah film dokumenter populer kedua yang digarap oleh Jimmy Chin sebagai mahakaryanya dalam dunia fotografer dan sinematografi petualangan dunia. Dan yang lebih hebat lagi, Free Solo baru saja memenangkan Piala Oscar tanggal 24 Februari 2019 lalu sebagai Best Documentary Feature. Ini tentu sebuah pencapaian luar biasa dari seorang Jimmy Chin, Chai Vasarhelyi's (partner Jimmy dalam menggarap film ini), dan juga tentu saja sang rock starnya sendiri, Alex Honnold.

Free Solo masuk dalam film box office, dan kemudian memenangkan oscar. Ini menunjukkan sebuah apresiasi yang luar biasa terhadap sebuah aktivitas luar ruang, (rock climbing khususnya) oleh masyarakat dan pengamat film secara umum. Kemenangan ini tidak saja membuat Jimmy, Chai dan Alex demikian bangga dan bahagia, namun juga seolah mengangkat lagi popularitas aktivitas mountaineering (dengan rock climbing didalamnya) sebagai salah satu bidang olahraga paling prestisius di muka bumi.

Baik Jimmy Chin maupun Alex Honnold menurut penilaian saya, telah memasuki masa legendarisnya sendiri-sendiri. Jimmy tak diragukan lagi adalah salah satu orang dengan kemampuan terbaik dalam memegang, mengendalikan dan mengolah lensa kamera di gunung-gunung dan tebing tinggi. Pada masa lampau dalam dunia penjelajahan, kita dapat melihat kemampuan spektakuler Jimmy ini ada pada seorang legenda asal Italia bernama Vittorio Sella. Orang yang pertama kali memotret menara Trango Tower di lembah Karakoram dan kemudian menamakannya dengan caption "The Last Citadel".

Sementara Alex Honnold adalah legenda rock climber yang sedang berada dalam puncak kejayaannya sekarang. Dengan reputasi yang sempurna dan pencapaian yang demikian mengagumkan, Alex telah menjelma menjadi satu dari sedikit pendaki gunung dan pemanjat tebing dunia yang demikian berpengaruh.  Alex Honnold menjadi ikon dunia rock climber sekarang.

Dalam salah satu artikel yang saya tulis di www.arcopodojournal.blogspot.co.id saya menyandingkan nama Honnold dengan mendiang Ueli Steck, si Swiss Machine yang tewas di tebing Nuptse dua tahun lalu. Honnold tidak diragukan lagi telah tampil mejadi legenda.

Dalam catatan sejarah mountaineering dan rock climbing, kita dapat mengurutkan nama atlit asal Sacramento ini bersama dengan nama-nama besar lain seperti Paul Preuss, Walter Bonatti, Patrick Edlinger, sampai Dean Potter. Secara filosofi dan prinsip, kita dapat menarik sebuah garis merah yang menghubungkan mereka semua.

Dengan dimenangkannya film dokumenter Free Solo karya Jimmy Chin dengan bintangnya Alex Honnold, secara umum publik mountaineering dan dunia outdoor (rock climbing khususnya) seolah dapat merasakan kemenangan yang serupa. Bidang yang digeluti oleh Alex dan Jimmy (dan oleh siapapun juga dan dimanapun juga) tidak lagi dianggap sebuah aktivitas olahraga minoritas kaum tertentu. Para pendaki gunung, outdoor enthusiasm, mountaineer dan semua orang yang memiliki ketertarikan dalam aktivitas luar ruang seolah menemukan bahwa minat mereka telah diterima sebagai salah satu bidang yang populer dikancah tertinggi perfilman dunia, Oscar. Dan seperti yang disampaikan oleh Alex dan Jimmy dalam akun pribadi mereka sendiri, kemenangan ini adalah untuk semua pegiat outdoor dimanapun mereka berada.

Jadi jika kita merasa satu jalur dengan mereka, meskipun dalam nomor urut gerbong yang demikian jauh terpaut. Kita tetap ikut dapat berbangga, piala itu mungkin untuk kita semua, untuk semua orang yang menganggap diri mereka outdoor enthusiasm.

Salam.
Anton Sujarwo.
Penulis buku populer Wajah Maut Mountaineering Indonesia (WMMI), Mahkota Himalaya (MH) dan Dunia Batas Langit (DBL).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun