Mohon tunggu...
Anton DH Nugrahanto
Anton DH Nugrahanto Mohon Tunggu... Administrasi - "Untung Ada Saya"

Sukarnois

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Prabowo dan Estimasi Persekutuan Politik

18 Juni 2012   05:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:50 2116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13399975341659226092

[caption id="attachment_188791" align="aligncenter" width="480" caption="Prabowo Calon Terkuat Presiden RI 2014-2019 (Sumber : Official websites : Gerindra)"][/caption]

Dua kali hasil survey diumumkan dari entitas survey yang berbeda yakni Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) dan Lingkar Survey Indonesia (LSI) menempatkan Prabowo di urutan pertama.

Diluar konteks hasil survey lembaga riset tersebut, nama Prabowo secara realitas merupakan nama terkuat dalam konstelasi politik sekarang diliat dari sisi keterkenalan publik.  Hampir dipastikan bila suhu politik tidak berubah drastis seperti munculnya kuda hitam yang tak terduga maka Prabowo dengan mudah akan melenggang menjadi Presiden RI 2014-2019.

Masalahnya sekarang adalah bagaimana melihat infrastruktur dalam mesin Politik Gerindra sendiri, apakah Gerindra juga akan mengalami kerapuhan seperti yang dialami Partai Demokrat,  setelah ledakan suara 2009, Partai Demokrat menjadi partai yang limbung, hantaman kanan kiri, serta rusaknya jajaran penting kader muda yang potensial karena aksi penangkapan KPK membuat Partai ini harus rela tersingkir dalam pertarungan 2014.

Bagaimana peta konfigurasi dan persekutuan politik antara Gerindra dengan Partai-Partai lain menjelang dan sesudah Pemilu 2014?

Gerindra-PDIP

Persekutuan Politik Gerindra-PDIP atau bisa disebut dengan 'Persekutuan Nasionalis Merah Putih'  adalah persekutuan paling alami, Gerindra akan menyebut PDIP sebagai 'saudara tua' karena hubungan mereka amat dekat, watak Gerindra yang lahir dari semangat kejiwaan Kopassus, tentunya memiliki nilai yang diam-diam mereka pegang 'Tidak akan meninggalkan kawan yang terluka di medan pertempuran'. Bagi Gerindra sulit mereka meninggalkan PDIP, persekutuan politik ini dibilang adalah persekutuan abadi dalam dunia politik Indonesia, walaupun kita tak bisa menebak kronika politik ke depan, namun persekutuan ini adalah modal dasar Gerindra dalam membangun persekutuan ke kekuatan politik lainnya.  Kegagalan PDIP menciptakan kader baru yang muncul dan dijagokan, justru dikatalisator dengan Gerindra, Prabowo sendiri dengan keberanian jaminan politiknya mengangkat Jokowi untuk menjadi 'role model' bagi pemerintahan "model Prabowo" yang berbasis ekonomi kerakyatan, kebersamaan dan  Nasionalisme.  Andai nanti Jokowi gagal di pada Pemilu 11 Juli 2012, maka Jokowi akan dengan mudah menjadi jembatan kongsi terpenting antara Gerindra dengan PDIP untuk ditarik menjadi Cawapres,  Jokowi akan dijadikan jaminan politik terpenting persekutuan ini, termasuk kedekatan hubungan antara Prabowo dan Megawati. Prabowo juga akan terus memperhatikan tingkat elektabilitas Jokowi, juga seandainya Jokowi menang jadi Gubernur DKI dan memiliki tingkat kepopuleran tinggi secara nasional, Jokowi akan dipersiapkan menjadi Presiden RI bagi persekutuan Gerindra dan PDIP di tahun 2019.

Gerindra-Demokrat

Bila konflik SBY-Anas berlarut-larut bukan tak mungkin klan SBY akan meminta pertolongan pada kubu Prabowo, sementara Anas akan mengendalikan jaringan alumnus HMI-nya, sampai di sekarang belum jelas siapa calon kuat dari klan SBY untuk maju ke Pemilu 2014, andai Mayjen Pramono yang maju secara psikologis kubu Pramono akan dekat dengan Prabowo, tapi juga andai Ani Yudhoyono maka peta politik kedekatan tidak berubah, bagaimanapun antara SBY, Ani dan Prabowo mereka sudah mengenal lama, SBY dan Prabowo adalah teman belajar bersama, SBY banyak belajar bahasa Inggris dengan Prabowo, saat mereka sama-sama di AKABRI dan membentuk kelompok studi yang memperluas wawasan mereka soal negara, politik dan kebangsaaan.

Hubungan Gerindra-Demokrat, bisa dikatakan adalah hubungan alami, hubungan natural, mereka sama-sama teman dalam politik, memiliki nilai psikologis sama  dan tidak memiliki luka di masa lalu, ini berbeda misalnya antara Demokrat dengan PDIP atau Demokrat dengan Golkar kubu JK. Andai Demokrat dikuasai kelompok Anas, dan Klan SBY tersingkir bisa dipastikan jaringan politik SBY akan meminta Gerindra untuk mengadakan konfigurasi jembatan politik baru untuk menyelamatkan klan SBY dalam pertarungan politik, kubu Anas sendiri tidak memiliki jaringan efektif ke tubuh Gerindra dan Prabowo, andai Anas menang dalam Demokrat, tapi Prabowo menjadi Presiden-nya, Prabowo akan lebih mempertimbangkan klan SBY ketimbang kubu Anas.

Gerindra-Golkar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun