Mohon tunggu...
Anton DH Nugrahanto
Anton DH Nugrahanto Mohon Tunggu... Administrasi - "Untung Ada Saya"

Sukarnois

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apesnya Manuver Demokrat

2 Juli 2020   11:41 Diperbarui: 2 Juli 2020   11:54 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nasir Anggota Parlemen Fraksi Partai Demokrat Sumber Gambar: Kompas TV

Beberapa gerakan Demokrat beberapa waktu ini gampang dibaca seperti soal RUU HIP yang ingin menjadi bintang atas penolakan dan seakan menjadi pemimpin atas isu yang aneh aneh soal HIP, mulai dari Ketum-nya yang bikin statemen gak masuk akal sampai dengan aksi parlemen untuk menggalang panggung penolakan. 

Padahal RUU HIP menurut rekaman yang banyak beredar sudah disetujui hampir semua fraksi namun kemudian ada isu yang aneh-aneh bergaya "Permainan Ahok" lalu operasi lebaran kuda jilid 2 dimainkan. Namun operasi lebaran kuda jilid 2 gagal total di lapangan karena para Jenderal Lapangan lebaran kuda keder duluan liat kemarahan kader kader PDIP

RUU HIP justru lemes sendiri karena isu di lapangan justru memantik perlawanan karena pancingan dari pemain demo yang membakar bendera PDIP dan membuat kisruh kondisi politik. Melihat kemarahan besar PDIP akhirnya pemain isu mundur tahap demi tahap, tapi Parlemennya masih ingin dimainkan. 

Di tingkat Parlemen ternyata para elite Partai Partai lain tidak ingin ikut ikut Demokrat dan terus mengambil jarak isu yang mulai liar atas RUU HIP. Partai Demokrat bahkan dibiarkan menari sendirian di panggung politik yang sunyi.

Sementara di kamar parlemen lain kader Demokrat menunjukkan ketidaktahuannya secara fatal terhadap mekanisme pendanaan perusahaan lewat Obligasi. 

Dikiranya obligasi yang memang sifat pembayarannya seperti hutang itu seperti pinjaman di koperasi atau Bank Bank biasa yang menggunakan aset sebagai jaminan padahal Obligasi adalah instrumen perdagangan yang pembayarannya memang bersifat hutang tapi nilainya ditentukan rating dan dana didapat saat IPO dimana mekanisme perdagangannya kemudian dilanjutkan di Pasar Sekunder. 

Investor membeli berdasarkan siapa underwriter-nya dan berapa ratingnya. Jadi ketika dia menanyakan "jaminan gadai" ini membuat yang mengerti Pasar Modal bakalan ketawa kepingkal kepingkal.

Nasir yang ngamuk ngamuk itu memarahi orang yang sangat senior di Pasar Modal. Orias Dirut Inalum itu dikenal sebagai "orang lama" di Industri Pasar Modal. 

Dia amat mengerti teknik akuisisi yang merupakan aksi korporat latar belakangnya sebagai ahli Corporate Finance (Corpfin) dan kerap menjadi direksi perdagangan saham di banyak sekuritas negara sangat paham bagaimana mengakuisisi dengan berbagai pilihan mekanisme untuk itulah ia menyebut "opsi" ketika kata "opsi" disebut anggota parlemen yang tak jelas intelektualitasnya ini meledak dan bicara soal negara, soal kredibilitas seraya ia lupa adik kandungnya yang ia modali dalam berpolitik adalah pemain maling anggaran negara. 

Bahkan lucunya ia minta data lengkap, padahal bila obligasi bond diterbitkan sudah pasti ada prospektusnya kenapa ia tidak cari prospektusnya saja yang sudah pasti di endorse akuntan publik dan lulus uji regulasi pasar modal yang terkait rilis perdagangan instrumen pasar modal.

Ia mengancam mengancam direksi Inalum dicopot tapi lupa Partainya sekarang adalah Partai gurem tanpa sekutu yang dipimpin pemain politisi amatiran dan Partai Partai besar macam PDIP tentunya paham bagaimana orang orang SBY bermain di banyak BUMN. Jelas PDIP Tak akan menyukai manuver Partai Demokrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun