Sepakbola merupakan salah satu olahraga yang paling banyak suporter, bahkan biasanya setiap club sepakbola memiliki penggemar yang fanatik dan sangat membela club yang di cintainya itu.
Laga sepakbola Arema FC versus Persebaya Surabaya berakhir ricuh, kejadian tragedi Kanjuruhan yang memilukan ini semoga tidak terulang kembali dalam dunia persepakbolaan Indonesia.
Beragam solusi tentunya bisa dilakukan oleh yang berkompeten dibidang persepakbolaan nasional Indonesia dan seluruh masyarakat pecinta sepakbola nasional.
Bagaimana agar tragedi yang terjadi mirip di stadion Kanjuruhan tidak terjadi lagi di kemudian hari, solusi ini penting untuk dibuat agar sepakbola nasional semakin asyik untuk dinikmati, tertib, menarik dan mampu menghasilkan prestasi yang baik.
Stadion kanjuruhan telah menjadi saksi bisu atas meninggalnya sekira 127 lebih suporter pendukung pada pertandingan Arema FC dan Persebaya Surabaya, hari sabtu 1 Oktober 2022 liga 1 2022-2023.
Pada laga itu, terjadi kericuhan besar yang diawali turunnya suporter yang kecewa atas kekalahan yang terjadi pada tim sepakbola yang di dukungnya.
Arema kalah skor atas Persebaya Surabaya dengan gol 2-3, hal ini menyebabkan turunnya suporter melampiaskan kekecewaannya di lapangan hijau setelah pluit panjang di tiup wasit sebagai tanda berakhirnya pertandingan yang dimenangkan oleh Persebaya Surabaya.
Maka terjadilah bentrok antara suporter dengan keamanan yang bertugas mengamankan situasi di stadion itu, masa yang beringas menyebabkan pihak kepolisian yang sedang bertugas menyemprotkan gas air mata.
Situasipun semakin mencekam dengan banyaknya suporter yang sulit keluar dan mengalami sesak disertai mata perih terkena efek semprotan gas air yang disemprotkan petugas keamanan.
Buntut dari kericuhan yang terjadi di stadion kanjuruhan, menyebabkan sekira 127 lebih suporter yang tewas dan mengalami perawatan dirumah sakit, stadion kanjuruhan menjadi saksi bisu tewasnya suporter sepakbola.