2. Fleksibilitas.Â
Pada tahapan ini, ada usaha untuk menggolong-golongkan gagasan yang muncul kedalam kategori-kategori tertentu, sebagai contohnya jawaban-jawaban tentang cara memanfaatkan barang bekas yang dapat di golongkan menjadi :
* barang bekas dijual, yaitu barang bekas yang sudah dimiliki dijual atau membeli barang bekas untuk di jual kembali.
* barang bekas di daur ulang, yaitu dengan mengecat kembali barang bekas atau menjadikannya mainan anak dan seterusnya.
3. Orisinalitas.
Yang dapat dilakukan untuk memperoleh hasil berfikir yang original adalah dengan menemukan ide-ide yang tidak biasa, ide yang tidak lazim.
Berdasarkan pengalaman, ide yang original biasanya bukanlah ide yang pertama-tama diberikan, biasanya ide yang mula-mula muncul adalah ide yang lazim, yang sudah diberikan oleh banyak orang.
Oleh karena itu sangatlah penting untuk memberikan waktu yang cukup dalam memikirkan gagasan-gagasan. Sebagai contohnya, setelah ditemukan berbagai macam cara dalam memanfaatkan barang bekas, akhirnya ditemukan cara yang tak lazim atau cukup original, misalnya membuka konsultasi penggunaan barang bekas.
4. Elaborasi.
Yaitu mengembangkan suatu ide, merinci, melengkapi, dan menambahkan detail-detail terhadap ide sehingga dapat dilaksanakan dan dikerjakan.Â
Sebagai contohnya, seseorang memutuskan untuk menggabungkan beberapa botol penyemprot nyamuk menjadi jembatan, maka ia perlu membuat uraian tentang bahan apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara pembuatannya.Â