Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Cara Menggunakan Kata-kata Metafora

1 September 2021   21:50 Diperbarui: 1 September 2021   22:24 1623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang, tanpa terkecuali sangat membutuhkan penggunaan kata-kata yang mengandung majas dalam situasi tertentu. Bahkan, kata kiasan itu bisa membuat ucapan seseorang menjadi lebih indah dan menarik.

Namun tidak semua orang mengetahui Cara Menggunakan Kata-Kata Metafora, untuk bisa memakai kata-kata dengan pengandaian itu, para pengguna harus berfikir secara matang, menggunakan kata yang tepat dan tidak terburu-buru dalam berbicara.

Sebenarnya, kata-kata yang mengandung majas atau metafora itu merupakan ucapan yang menggunakan pengandaian-pengandaian sesuatu dengan bahasa yang tingkat tinggi.

Misalnya, apabila kita ingin mengganti ucapan, "saya begitu bahagia" dengan menggunakan majas, kita harus mengandaikan kebahagiaan itu dengan tindakan tertentu. Dengan menggunakan metafora, kata-kata itu bisa di ganti semisal "saya hampir terbang karena sangat bahagia". 

Tentu kalimat kedua yang menggunakan majas itu lebih menarik dari pada kata-kata pertama yang tidak memakai bahasa dengan metafora.

Kadangkala, kata-kata yang menggunakan metafora memang tidak mudah untuk di pahami, apabila kita tidak mempunyai pengetahuan yang cukup dalam menggunakan dan menyampaikannya. 

Misalkan dalam keadaan sedih, sebagai ganti dari menggambarkan perasaan yang sangat menyakitkan itu, seseorang dapat mengungkapkannya dengan berkata, "hati saya bagaikan disayat sembilu". Ungkapan itu tidak akan bisa di pahami dengan baik.

Akan tetapi, bukan berarti seseorang tidak dapat berusaha untuk memahaminya. Sebenarnya, jika dia tidak mengerti apa makna kata "sembilu", dirinya dapat memahami konteks kalimatnya dan cara dalam menyampaikannya.

Pada contoh itu, hati yang disayat oleh benda apapun akan terasa sakit. Jadi, dirinya bisa mereka-reka bahwa pernyataan itu merupakan ungkapan seseorang yang sedang sakit hati atau sedih.

Selain itu, orang yang ingin memahami ungkapan yang menggunakan metafora tersebut harus mengetahui pula keadaan jiwa, pikiran, pandangan dan mimik orang yang sedang berbicara.

Kami pernah mencoba meminta kepada beberapa teman untuk mengandaikan tentang kehidupan menurut pandangan mereka.

Teman pertama memetaforakan hidup dengan "pengalaman". Ketika kami bertanya lebih detail mengapa dia mengandaikan seperti itu, dia menjawab "hidup adalah pengalaman yang memungkinkan seseorang meraih derajat tinggi".

Adapun teman yang kedua menggambarkan hidup ini dengan "permainan yang menyenangkan". Dia mengandaikan seperti itu karena hidup ini, menurutnya, merupakan sebuah teka-teki yang hanya bisa di jawab oleh orang yang pandai. 

Dengan kata lain, dirinya ingin mengatakan bahwa hidup ini adalah sebuah permainan yang menyenangkan jika orang yang menjalaninya mengetahui cara bermain dengan baik.

Sedangkan teman yang ketiga, menjawab dengan pengandaian yang sangat berbeda. Dirinya mengatakan bahwa ini merupakan "sesuatu yang suci" yang harus selalu di hormati, dirawat, dan di jaga tradisi serta norma-normanya.

Begitulah, ternyata setiap orang memiliki metafora yang berbeda-beda dalam mengandaikan sesuatu yang sama. Hal ini bergantung dari sudut pandang yang dipakainya. Jika metafora yang dipakai itu tepat, maka orang lain akan tersentuh hatinya. Dengan begitu, orang yang menggunakannya akan bisa terselamatkan ketika mengalami situasi-situasi yang kritis.

Nah, pertanyaannya sekarang metafora yang baik itu bisa diperoleh dari mana?

Metafora yang pas itu bisa kita dapatkan dari perasaan yang terdalam atau terkadang, kita dapat mengambil pengalaman dari mempelajari pengalaman orang lain yang ada di sekitar kita, baik di rumah maupun ditempat kerja.

Sudah pasti, metafora bukan hanya akan mempengaruhi individu-individu, melainkan juga berdampak kepada masyarakat atau bahkan dunia. 

Terkadang, ungkapan yang kita adopsi dari orang lain ini juga membentuk pikiran dan perbuatan kita sendiri. Kenyataan itu sudah terjadi sejak zaman dulu hingga sekarang ketika manusia saat ini, telah berhasil dengan kehidupan modern bahkan sudah mampu hilir mudik pergi keluar angkasa.

Yang terpenting, kita harus mengetahui Cara Menggunakan Kata-Kata Metafora secara tepat dan memahami efeknya bagi orang-orang yang berada disekitar kita dan juga bagi diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun