Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hantu di Pohon Waru

13 Juli 2021   22:33 Diperbarui: 13 Juli 2021   23:29 1766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Hantu di Pohon waru (sumber: gambarhantublogspot.com)

Paman langsung mengambil batu besar dan di lemparlah anjing hitam itu, akan tetapi lemparan batu tidak membuat lumpuh, binatang itu lari kencang masuk ke kumpulan pohon waru yang gelap sambil membawa tas yang berisi ikan dengan gigitan taringnya.

Waktu sudah menunjukan jam 12 malam, suasana ketika itu mendadak sepi dan heuning sekali bahkan kail ikan yang di pegang kami, kakek dan paman mendadak tidak disantap lagi oleh ikan-ikan.

Heran, kenapa mendadak sepi begini? Bisik paman dan kakek. "Sudah hilang ikan satu tas, pancing pun mendadak sepi... aneh sekali".

Saat itu pula, terlihat dahan pohon waru mendadak bergerak-gerak, paman dan kakek segera menoleh awalnya mengira anjing hitam yang mengambil tas ikan sedang bersembunyi disana. 

Lampu senter di arahkan ke dahan pohon waru itu dan "cleg" sangat terlihat begitu jelas sosok perempuan berambut hitam dengan pakaian panjang berwarna putih sedang duduk diatas dahan pohon waru membelakangi kami bertiga, kakinya tidak terlihat begitu pula tangannya, disangka terhalang dedaunan pohon waru saja.

Kakek spontan bertanya: "neng... sedang apa tengah malam duduk-duduk di sana!", "hayo pulang!". 

Sapaan kakek tidak dihiraukannya, ia malah asyik terus menggoyang-goyangkan dahan pohon waru itu.

Kakek bergumam dalam bahasa Sunda "hiih awewe teh, eweuh kasieun peting-peting ucang angge dina tangkal", saat itu kami dan paman hanya terbengong-bengong dengan penuh rasa heran, aneh, perasaan takut dan kaget karena mendadak ada sosok perempuan yang duduk di pohon waru itu.

Kakek marah besar karena sapaannya tidak direspon oleh sosok perempuan itu, Maka diambilah batu kecil dan berkata:"turun! Lamun henteu di baledog siah".

Sosok perempuan berambut hitam panjang dengan pakaian putih dari leher sampai kaki itu berhenti menggoyang-goyangkan dahan pohon waru dan membalikan mukanya sambil bersuara: "hi hi hi hi hi... hii hii hii hii hi" terus cekikikan tanpa henti.

Sontak saja kakek terlihat kaget karena setelah melirik ternyata bagian depan mukanya putih datar tak berbentuk sangat jelas terlihat, sama sekali tidak berhidung, tidak bermata dan tidak berbibir mukanya datar saja....!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun