Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ziarah Kubur yang Baik, Perhatikan Tata Kramanya

26 November 2020   12:34 Diperbarui: 29 April 2021   15:49 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tata krama ziarah kubur (inaki del olmo/unsplash)

Salah satu amalan sunnah yang telah dianjurkan adalah ziarah kubur, dimana amalan ziarah kubur ini merupakan suatu kebajikan yang mesti dilakukan oleh kaum muslimin, minimal menyambangi orang tua atau kakek dan nenek moyangnya yang telah meninggal dunia sebagai bentuk kasih sayang terhadapnya karena secara lahiriyah sudah tidak dapat memberikannya.

Ziarah kubur dapat dilakukan dengan mendatangi makam orang tua atau "karuhun" lainnya yang telah meninggal dunia, disana bisa kita lakukan dengan aktivitas bersih-bersih pemakamannya dan mendo'akannya sebagai ungkapan rasa kasih sayang terhadap orang tua yang telah bersusah payah mengandung, melahirkan, mendidik dan membesarkan diri kita.

Semua orang pasti memiliki ayah dan ibu yang telah menyebabkan terlahirnya ke dunia ini, berkat jasanya dapat tumbuh besar menjadi sesosok manusia yang dapat merasakan kehidupan dengan berbagai peran dan profesinya sehingga seseorang dapat menikmati betapa indahnya dunia ini beserta segala isinya, semuanya terjadi berkat kedua orang tua dan nenek moyang pendahulu kita.

Sesuatu yang pantas jika manusia yang masih hidup saat ini dapat memuliakan orang tuanya, memberikan kasih sayang dengan segala kemampuannya. Apalagi jika kedua orang tua, kakek, neneknya dan seterusnya masih hidup tentu suatu kewajiban yang mesti dilakukan untuk memberikan kemuliaan kepada mereka, memberikan kasih sayang yang tulus dan berbagai kebaikan lainnya terhadap mereka semua.

Jikalau mereka telah meninggal dunia, bukanlah berarti kasih sayang, perhatian, kebaikan untuk mereka terputus dan kita putuskan, akan tetapi dapat tetap kita berikan dengan cara lain yaitu menziarahi dan mendo'akannya.

Salah satu hadits Nabi SAW yang telah membolehkan seseorang untuk melaksanakan ziarah kubur, sebagaimana yang telah diriwayatkan yaitu :

Gambar 1: Hadits jiarah kubur (dokpri)
Gambar 1: Hadits jiarah kubur (dokpri)
"Dulu Aku melarangmu melakukan ziarah kubur, sekarang lakukanlah ziarah kubur karena akan mengingatkan kalian terhadap akhirat" (HR. Muslim)

Jika melihat sejarah kebelakang ziarah kubur ini awalnya dilarang karena lebih kepada perbuatan musyrik dan meminta-minta kepada kuburan bahkan manusia pada zaman dahulu banyak yang meminta-minta kepada pohon besar, batu besar dan tempat-tempat angker jika ada keinginan maupun hajatnya, jika demikian maka Rasulullah SAW melarangnya. Akan tetapi setelah kaum muslimin banyak yang sudah menguasai ilmu serta ajaran agama Islam dan memahaminya dengan baik, maka jiarah kubur ini mulai diperbolehkan agar kaum muslimin untuk mengingatkan akan kematian dan hari akhirat.

Biasanya ziarah kubur ini seringkali dilakukan oleh masyarakat sebelum memasuki bulan ramadhan, di jawa barat populer dengan sebutan "nadran" yaitu mendatangi kuburan orang tuanya dan mendo'akannya secara langsung di tempat itu. Selain hari sebelum memasuki bulan Ramadhan masyarakat muslim juga sering melakukannya setelah selesai bulan Ramadhan, yang biasanya dilaksanakan setelah selesai shalat Idul Fitri.

Bagi orang-orang tertentu yang memang mencintai dunia spiritual, aktivitas ziarah kubur ini bukan hanya dilakukan pada dua kempatan itu saja akan tetapi mereka melakukannya pada waktu-waktu yang lain pula terutama dibulan "mulud" dan yang mereka ziarahi kuburnya bukan saja kedua orang tua, kakek, nenek, uyut, bao, jangawareng, kakait siwur dan seterusnya (istilah populer runtunan orang tua dalam bahasa sunda), akan tetapi mereka juga mengunjungi dan berziarah ke makam yang telah diyakini dan dipercayai oleh masyarakat muslim sebagai Waliyullah. 

Gambar: Jiarah Kubur (dokpri)
Gambar: Jiarah Kubur (dokpri)
Untuk menziarahi dan mendo'akannya tentu ada tata krama serta aturan yang harus dipatuhi sesuai dengan ajaran agama, bagi yang akan melakukan ziarah sebaiknya memperhatikan tata caranya, yaitu :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun