Mohon tunggu...
Anton 99
Anton 99 Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer at the University of Garut

Express yourself, practice writing at will and be creative for the benefit of anyone

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

My First Holy Journey #1

19 November 2020   23:54 Diperbarui: 20 November 2020   00:17 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat pertama kali berada di halaman Ka'bah (Gambar: Dokpri)

Pada suatu hari saat bekerja mendadak ada informasi bahwa sebentar lagi akan diadakan rapat koordinasi, maka aku terheran-heran dalam benak timbul pertanyaan, ada apa ini? Kok mendadak mau rapat! 

Tanpa ambil pusing, lantas pergi ke ruangan dapur hanya untuk memanaskan air dan menyeduh kopi hangat dalam cangkir, kebetulan saat itu masih pagi dan cuaca agak mendung. 

Sambil menikmati kopi panas kembali teringat dengan ucapan rekan kerja tentang rapat itu, kira-kira akan membahas apa ya? bingung soalnya hari itu bukanlah jadwal rapat koordinasi seperti biasanya.

Tak terasa waktu terus berjalan kopi yang berada di cangkir pun mulai habis, dimulailah rapat itu yang diikuti oleh semua rekan kerja. Rapat berjalan dan dipimpin langsung oleh dekan selaku pimpinan tertinggi fakultas di tempat kerja itu, kebetulan aku bekerja di salah satu Universitas yang berada di Garut. 

Kusimak isi rapat itu dengan seksama, di luar dugaan aku mendengar ucapan pimpinan saat rapat itu, "untuk tahun ini hasil rapat pimpinan memutuskan yang mendapat bonus tahunan pergi umroh diberikan ke pa Anton, beliau dikasih waktu mempersiapkan segala sesuatunya satu Minggu," itulah ucapan lantang yang terdengar pada rapat tersebut.

Akupun tercengang heran, bahagia dan sedih bercampur menjadi satu, sebab diluar dugaan telah mendapat "bonus kerja" untuk berangkat menunaikan ibadah umroh yang memang sebelumnya tidak pernah terpikirkan sedikitpun, karena belum siap secara materil maupun spiritual dan menganggap banyak orang yang ada dilingkungan kerja aku lebih memungkinkan untuk mendapat bonus umroh ini.

Maka secara spontan terucap rasa syukur dan terimakasih kepada pimpinan dan semua rekan kerja yang hadir pada rapat koordinasi itu dengan menunjukan kesiapan untuk berangkat menunaikan ibadah umroh. Teringat peribahasa Sunda mengatakan "ulah nampik rezeki" yang artinya jangan pernah menolak rizki karena itu kasih sayang dari Tuhan.

Saat rapat selesai akupun meminta izin kepada semuanya untuk mengungkapkan gejolak hati dengan memimpin do'a di penghujung rapat koordinasi itu, sebagai bentuk penghormatan dan ungkapan rasa syukur telah diberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah umroh, pimpinan beserta semua rekan kerja mengizinkannya, mereka terlihat memberikannya dengan senang hati.

Setelah selesai rapat rekan kerja yang hadir semuanya mengucapkan selamat lalu mereka (pegawai) kembali ketempat kerjanya masing-masing untuk melanjutkan pekerjaan kembali yang tadi sempat tertunda. Setelah duduk sambil bekerja di hadapan komputer kembali aku termenung, apa yang mesti disiapkan dalam seminggu ini?

Lalu teringat ada teman dikira sudah pengalaman tentang umroh, lantas mencari tahu kepada teman kerja yang namanya Wildan di fakultas lain yang ternyata sama mendapat "bonus umroh" dan kebetulan dia juga pengurus travel yang dijadikan agent keberangkatan, kutemui dia dan kutanyakan, Apa yang mesti dipersiapkan dalam satu Minggu ini pa Wildan? 

Dia menjawab dengan tenang, yang harus diperpersiapkan itu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun