Mohon tunggu...
Si Panjul Peang
Si Panjul Peang Mohon Tunggu... -

aku cuma mau nyampaikan unek - unek dengan sopan dan santun aja.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Polisi Salah Tangkap, Hakim Salah Menghukum! Siapa yang Salah?

14 Juni 2013   02:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:03 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh miris melihat nasib Pak Ruben dan Markus anaknya yang divonis mati oleh pengadilan karena tindakan ceroboh pihak kepolisian tanah toraja yang ternyata salah menangkap pelaku pembunuhan dan pemerkosaan. Sepertinya salah tangkap dan salah hukum dinegeri ini sudah menjadi trend. Mungkin karena proses seleksi penerimaan Polisi, Jaksa dan Hakim yang sangat ketat itu telah membuat ketiga institusi penegak hukum tempat mencari keadilan ini dipenuhi oleh orang yang super cerdas bahkan jadi cenderung idiot dan dungu. Yang membuat tambah miris adalah bahwa walau pelaku sebenarnya sudah ditangkap, tapi tetap saja Pak Ruben dan anaknya Markus tidak bisa dengan cepat melenggang bebas keluar dari penjara walau sudah 8 tahun mendekam di sel tahanan. Para penegak hukum berdalih ada tahapan dan proses - proses yang harus di lalui. Bukannya minta maaf karena salah menghukum orangs selama 8 tahun, mereka sepertinya memang tak punya otak untuk segera memproses pembebasan sang korban salah tangkap ini. Entahlah... mungkin seperti yang saya sebutkan sebelumnya, mereka ini terlalu cerdas, pintar sampai jadi idiot dan dungu.

Bapak Hakim, Jaksa dan Pak Polisi yang tidak perlu dihormati,
Mohonlah gunakan otak anda walau mungkin otak anda cuma sebesar biji kelereng tapi saya yakin otak itu masih bisa anda gunakan satu kali pakai lagi untuk bertidak cepat dan sigap membebaskan orang yang tidak bersalah. Jangan hanya sigap menerima uang dan memenjarakan orang saja. Cobalah sekali - sekali tojolkan sisi kemanusian anda di depan publik karena kami sudah bosan lihat sisi kebintangan anda. Anda - anda itu punya pangkat, seragam dan jabatan yang mulia, maka cobalah sekali ini tunjukkan lah bahwa anda patut menyandang jabatan dan seragam anda itu.!

Buat Bapak Presiden Yth,
Sebentar lagi anda akan lengser saya sarankan sekali ini di masa - masa akhir kepemimpinan anda tinggalkan lah kenangan yang membuat kami bangga pernah memiliki seorang Presiden seperti anda. Tolongnya segera bersihkan institusi - institusi penegak hukum itu dari orang - orang idiot bin dungu. Kembalikan fungsi Kepolisian dan Kejaksaan itu sebagai tempat mencari keadilan bukan tempat cari penyakit. Agar kami rakyat anda ini bisa mulai membiasakan diri menggunakan jalur hukum untuk mendapatkan keadilan bukan adu otot, tawuran dan betrok sana sini. Kalau Pak Presiden ikut memantau berita "salah tangkap" ini, mohonlah segera memberikan grasi agar sang korban salah tangkap bisa segera bebas. Kasihan Pak mereka sudah 8 tahun di penjara atas kesalahan yang tidak mereka lakukan. Kalau harus menunggu anak - anak buah Bapak yang otaknya di dengkul itu, saya yakin butuh waktu bertahun - tahun lagi kecuali mereka di sorot media tiap hari. Karena memang mentalnya mental binatang. Gak punya otak, gak punya empati dan gak punya rasa kemanusiaan.

Tolong Pak Presiden, sekali saja berhentilah menjaga image. Kami butuh aksi nyata anda bukan sekedar arahan!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun