Mohon tunggu...
Andi Sunarto
Andi Sunarto Mohon Tunggu... Administrasi - Luruskan niat dan Positive Thinking

Penulis lepas, konsultan ide dan buzzer yang suka pakai zaket terbalik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Reviu Pekan Kebudayaan Nasional 2020

3 Desember 2020   21:42 Diperbarui: 5 Desember 2020   18:41 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pekan Kebudaan Nasional (PKN) telah berakhir tanggal 30 November 2020. Sebulan penuh sejak diselenggarakan tanggal 31 Oktober 2020, kita bisa menyaksikan berbagai pertunjukan dan pagelaran seni kebudayaan Indonesia. Musik, tari, theater dan lukis secara virtual. 

Tema "Ruang Bersama Indonesia Bahagia" dengan narasi yang menekankan pada "penguatan tubuh dalam perspektif kebudayaan" (culture resilience) pada PKN 2020 ini, menurut saya sangat relate dengan kondisi terkini bangsa Indonesia. Kegiatan PKN seolah-olah mengajak kita untuk tetap optimis dalam menghadapi bencana pandemi Covid-19. 

Pembatasan kegiatan pada masa pandemi ini, telah merubah tatanan kehidupan sosial. Pemerintah meminta masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan berkumpulan dan mewajibkan untuk selalu mengenakan masker ketika beraktivitas. Akibatnya, banyak perusahaan-perusahaan tutup, tempat-tempat perbelanjaan tutup, tempat-tempat wisata dan gedung-gedung pertunjukan juga tutup. Bahkan kegiatan PKN pun terancam tidak bisa dilaksanakan.  

Di tengah kondisi tidak menentu ini, sebenarnya masyarakat teramat sangat membutuhkan hiburan. Mereka sudah jenuh berada di rumah terus-menerus. Beruntung kini kita berada di era internet dan technologi. Sehingga PKN 2020 tetap bisa terlaksana.

Pameran, pertunjukan dan pagelaran dilaksanakan secara virtual. PKN 2020 telah menjadi jembatan untuk menautkan seniman dan masyarakat. Di mana seniman menjadi salah satu profesi yang sangat terdampak dari kebijakan pembatasan kegiatan di masa pandemi ini.

Meski dilaksanakan secara virtual. Saya melihat panitia tetap mengerjakannya dengan serius dan maksimal. Bahkan panitia berani mengklaim bahwa PKN 2020 merupakan sebuah perhelatan kebudayaan secara daring terbesar di dunia, karena melibatkan 4.791 seniman dan pekerja seni, menghadirkan 27 tema konferensi dan 93 pagelaran, dan 1.477 karya seni visual yang dipamerkan. 

Berkat PKN 2020 saya bisa bergembira menonton pagelaran musik kontemporer dari band favorit saya HIVI. Saya pun bisa tertawa terpingkal-pingkal menyaksikan stand up komedi oleh Cak Lontong. Bahagia sekali rasanya. Lalu saya bisa menyaksikan pertunjukan wayang orang baratha. Dan betapa menariknya bisa menyaksikan gerakan dan kekompakan para penari tari basamo. Itu baru sebagian kecilnya, masih banyak lagi pertunjukan-pertunjukan yang belum saya tonton. Tapi kita tidak perlu khawatir, kita masih bisa menontonnya di lain waktu karena semua pertunjukan ada di dalam website https://pkn.id/

Di dalam pertunjukan-pertunjukan kebudayaan tersebut banyak nilai-nilai luhur yang dapat kita pelajari. Dari yang saya tonton, saya bisa belajar untuk tidak berputus asa, tetap optimis dan berserah diri pada Tuhan dalam menghadapi musibah pandemi ini. Sehingga rasanya sayang untuk melewati rekaman seluruh pertunjukan yang sudah diselenggarakan PKN 2020. 

Pesan berupa nilai-nilai luhur, toleransi dan spiritualitas yang terkandung dalam kesenian lebih mudah diterima oleh masyarakat. Sikap-sikap menjaga kebersihan dan keseimbangan hidup secara tidak tersirat juga banyak ditampilkan dalam pertunjukan-pertunjukan PKN 2020. Sehingga, meskipun PKN 2020 sudah berakhir, saya berharap kegiatan berkesenian dan berkebudayaan ini tetap terus dijalankan. 

Saya percaya, melalui kegiatan seni dan budaya, bangsa Indonesia dapat menangkal masuknya ideologi yang mengacam persatuan dan kesatuan bangsa. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun