Mohon tunggu...
Andi Sunarto
Andi Sunarto Mohon Tunggu... Administrasi - Luruskan niat dan Positive Thinking

Penulis lepas, konsultan ide dan buzzer yang suka pakai zaket terbalik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Art4All: Jangan Mau Dibohongi Perasaan Tidak Berbakat Menggambar

23 Agustus 2017   21:56 Diperbarui: 24 Agustus 2017   07:54 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalah daya jika perasaan tidak berbakat menggambar itu muncul pada diri saya. Ketika guru memberi tugas untuk menggambar pemandangan, yang saya gambar dua buah gunung, lalu di tengah-tengahnya ada matahari dan dari pinggir gunung saya tarik ke bawah tengah menggambar jalan raya dengan kanan-kirinya digambar rumah, pepohonan dan petakan sawah.

Beda sekali dengan teman saya yang memang berbakat menggambar. Dengan imajinasinya dia menggambar air terjun dengan segala keindahan pemandangan di sekelilingnya, ada juga teman yang menggambar pemandangan di pantai. Selanjutnya saya hanya bisa mengagumi gambar-gambar mereka dengan hati kecil menegaskan bahwa sepertinya saya tidak berbakat menggambar. Perasaan itu muncul ketika saya masih SD.

Lain lagi pengalaman ketika sudah masuk SMP. Di SMP ada pelajaran seni rupa, tapi ya tidak menarik. Karena jadwalnya seminggu hanya 1 kali, itu pun harus dibagi antara belajar teori dan praktek. Suramlah. Anak yang berbakat menggambarpun tak diarahkan untuk meneruskan ke bidang seni rupa. Guru dan kurikulumnya sangat tidak mendukung. Lusus SMP Tahun 1994 masuk SMK lebih parah lagi, tidak ada pelajaran menggambar sama sekali. Eh tapi, itu memang pilihan saya sih untuk melanjutkan sekolah ke SMK jurusan Akuntansi.  Hidup terus berjalan, baru belakangan saya tersadar bahwa pelajaran menggambar itu penting, dan sebaiknya ada sampai Sekolah Tingkat Atas, porsinya pun perlu ditambah bukan sebagai pelengkap saja. Tujuannya untuk melatih kreatifitas siswa. Karena sadar tidak sadar kepandaian menggambar sangat berguna untuk diterapkan ketika kita terjun di dunia kerja atau di masyarakat.

Di dunia kerja untuk keperluan promosi kita membutuhkan keahlian menggambar, walaupun mungkin perannya sudah diambil alih oleh usaha-usaha percetakan, namun jika seorang karyawan memiliki kemampuan menggambar atau mendesign dia memiliki nilai lebih di mata Perusahaan. Di kampus dan di masyarakat pun kita perlu keahlian menggambar dalam mempublikasikan kegiatan melalui media seperti pamflet, spanduk, baliho, membuat gapura, papan jalan, pengumuman-pengumunan dan lain-lain. Karena dengan gambar yang berwarna-warni akan menarik perhatian orang. Bahkan gambar yang menarik dapat mempengaruhi perilaku seorang konsumen dalam memutuskan untuk membeli sebuah produk, yang tadinya tidak ingin membeli hingga akhirnya memutuskan untuk membeli.

Seiring dengan berkembangnya industri kreatif belakangan ini, terlebih lagi setelah terbitnya sebuah buku dari pakar kreatif Yoris Sebastian, di mana pembaca/pembeli buku tersebut diberi kebebasan mewarnai sendiri sampul bukunya. Semua golongan usia mulai keranjingan mewarnai. Hal tersebut dapat dilihat dari interaksi Yoris Sebastian dengan pembacanya di mana para pembacanya mengungkapkan kegembiraan mewarnai buku tersebut dan memamerkannya di media sosial. Bahkan buku tersebut mengalami beberapa kali cetak ulang. Setelah itu bermunculanlah buku-buku bergambar atau colouring book yang dijual untuk orang dewasa.

Ketika saya ke sebuah toko buku terkemuka di Mall Pejaten Village. Pada area rak yang menjual colouring book ada seorang petugas SPG dari Faber Castel nampak sedang asik mewarnai. Saya amati SPG tersebut seolah-olah sedang menemukan dunianya sendiri. Dia menggoreskan pensil warna Faber Castel maju-mundur dengan teratur hingga memenuhi gambar, nikmat sekali.

SPG tersebut menyampaikan bahwa kegiatan mewarnai bisa menjadi terapi untuk mengurangi stress dan depresi akibat rutinitas sehari-hari. Dampak positif itu yang membuat saya memiliki alasan untuk mencoba aktifitas mewarnai ini. Maklum di era teknologi dan informasi yang cepat ini, orang mudah mengalami depresi. Mungkin itu pula yang menyebabkan penjualan colouring book sempat merajai toko-toko buku terkemuka di Indonesia. Ternyata, orang Indonesia banyak yang stress. Dan terbukti Art4All.

Dilalahnya, dari situ saya kok terkoneksi dengan teman lama yang kebetulan punya hobby menggambar. Dia mengajak saya tamasya dari kejenuhan terhadap teks-teks dunia kerja yang monoton ke ranah seni menggambar yang penuh warna. Ketika saya mengunjungi rumahnya hampir semua dinding-dindingnya dipenuhi dengan gambar unik dan warna yang menarik, mulai dari tema batik sampai tema kartun.

20427308-10212872031414014-346953556-o-1-599d95f55221144d78519ab2.jpg
20427308-10212872031414014-346953556-o-1-599d95f55221144d78519ab2.jpg
Bersama beliau saya mulai mejelajahi dunia menggambar dan tidak tanggung-tanggung, kami langsung menggambar di dinding. Wah, sekalinya kecemplung langsung ke kolam renang yang dalam, pikir saya. Dalam hati kecil saya muncul keraguan "bisa gak ya?" Teman saya nampaknya bisa membaca raut keraguan saya, namun dia terus meyakini bahwa mewarnai itu adalah sebuah kebebasan, bebas berkreasi tanpa harus takut salah. Apalagi saya hanya mewarnai agak lebih ringan tanggung jawabnya. Karena urusan designteman saya yang menangani, namanya Taufan E. Prast.

Saya memulai mewarnai pada gambar-gambar yang bidangnya lebar, bertahap dari gambar yang polanya besar ke pola yang kecil. Di situ saya mulai membiasakan memegang kuas. Setelah tangan ini lentur baru pada tahap penerapan estetika standar dalam mewarnai agar hasilnya bagus, yaitu usahakan agar pemberian warna rapi tidak keluar garis, lalu warnanya harus penuh atau solid (tidak terlihat lagi warna dasar dindingnya) dan arah kuas harus searah. Selanjutnya saya mulai belajar membuat list dan menarik garis menggunakan kuas. Perlahan tapi pasti skill mewarnai saya terus terasah.

21057642-10209794749370627-1233843060-o-599d961939a501043a66e8c2.jpg
21057642-10209794749370627-1233843060-o-599d961939a501043a66e8c2.jpg
Proses belajar sambil praktek tersebut mengalir begitu saja dan rasanya saya bahagia menjalaninya. Betul yang disampaikan SPG dari Fiber Castel, ketika mewarnai saya merasakan nikmatnya lepas dari segala penat yang ada. Saya bisa lebih khusyu dan lebih mudah mengosongkan pikiran disaat beraktifitas mewarnai dibanding saat saya melakukan meditasi.

Keasikan dalam mengisi gambar-gambar kosong dengan sebuah warna, lalu mengeksplorasi warna dengan mencampur-campurkan aneka macam warna cat minyak, telah membuat saya jatuh cinta pada seni mewarnai ini. Apalagi biasanya dalam aktifitas mewarnai dinding, kami melakukannya sambil mendengarkan alunan musik-musik tempo dulu, dunia rasanya damai sekali. Indah. Tidak sampai di situ, saya yang biasanya tidak kuat begadang, selalu tidur sebelum jam 12 malam, tapi bisa loh dalam aktifitas mewarnai saya baru tidur pukul 3 dini hari. Walaupun demikian tetap saya punya prinsip bahwa istirahat itu perlu dan Tuhan menciptakan malam untuk manusia beristirahat. Jadi meski masih belum selesai mewarnainya ya saya tetap tidur maksimal jam 2 dini hari.

Saat ini kebetulan saya tinggal di tempat yang memiliki sebuah perpustakaan kecil, yaitu perpustakaan FUN Institute. Kami menyediakan buku-buku bacaan anak, meskipun jumlahnya tidak banyak sekali. Kami berharap bisa memfasilitasi anak-anak untuk membaca dan menumbuhkan minat baca pada anak. Kami ingin anak-anak dengan mudah mendapatkan akses pada buku-buku bacaan anak. Karena menurut Najwa Shihab sebagai Duta Buku Indonesia, minat baca masyarakat Indonesia masih rendah akibat sulitnya akses mendapatkan buku bacaan. Meskipun concernnya ke anak, kami juga tetap menyediakan buku-buku bacaan untuk orang dewasa.

21081782-10209794745890540-1146316314-o-599d963b1ceeef04473bf0c2.jpg
21081782-10209794745890540-1146316314-o-599d963b1ceeef04473bf0c2.jpg
Ok, Kembali ke menggambar dan mewarnai. Selama ini biasanya anak-anak yang datang ke perpustakaan FUN Institute tujuannya untuk membaca, meminjam dan mengembalikan buku saja. Tapi setelah mengetahui betapa bermanfaatnya kegiatan mewarnai dari program Art4All Fabers Castel, maka mulai kemarin sebelum mereka membaca saya ajak mereka mewarnai terlebih dahulu. Rupanya anak-anak pun gembira dan menyukai kegiatan mewarnai ini. Mudah-mudahan dari kegiatan tersebut selain minat membacanya meningkat, anak-anak juga bisa menjadi lebih kreatif dan memiliki kecerdasan emosi sehingga mampu mengelola emosinya dengan baik.  
21081389-10209794740770412-1732849654-o-599d9662f0f7900e19120a62.jpg
21081389-10209794740770412-1732849654-o-599d9662f0f7900e19120a62.jpg
Satu hal yang tak ternilai harganya dari kegiatan menggambar dan mewarnai adalah ketika hasil karya kita disukai oleh orang lain. Saya sudah merasakannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun