Mohon tunggu...
Risya Farahhani
Risya Farahhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Beginner writer

Bienvenues~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sekolah Online, Pelajar, dan Kesehatan Mental

25 Juli 2021   19:31 Diperbarui: 25 Juli 2021   19:36 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis: Athifa Fatimatu, Risya Farahhani, Umi Fatimah.

Sudah setahun lebih virus corona muncul di dunia ini. Berawal dari China hingga meluas ke setiap belahan bumi. Sampai saat ini Covid-19 masih belum usai, bahkan muncul varian virus baru yang mulai menyebar. Corona membawa dampak besar bagi kehidupan manusia. Hampir di seluruh sektor terkena dampaknya. Salah satunya disektor pendidikan, seluruh pelajar di Indonesia merasakan akibat dari wabah ini. Sejak awal kemunculannya sekitar akhir 2019, pelajar di seluruh nusantara harus mengikuti protokol dari pemerintah untuk belajar dari rumah. Seluruh kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring. Bahkan tidak hanya belajar, jika kita melihat secara lebih detail lagi hampir semua kegiatan yang biasanya dilakukan secara offline saat ini dilakukan secara virtual. Dengan perubahan kebiasaan ini pastinya juga akan memicu dampak-dampak yang lain bagi pelajar. Salah satunya berdampak pada kesehatan mental.

Kesehatan mental (mental health) adalah keadaan dari kesejahteraan yang disadari seseorang, yang didalammnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup dan mengelola stres untuk bekerja secara produktif dan sanggup untuk memberikan kontribusi kepada komunitasnya (WHO, 2018). Gangguan mental bukan hanya bisa dialami oleh orang dewasa hingga tua saja, tetapi pelajar dengan rentang usia 14-21 tahun juga bisa terkena gangguan mental. Terlebih, diera pandemi seperti ini yang dimana segala kebutuhan belajar mengajar dibatasi dan sistematisnya berubah, tidak seperti pada di era sebelum pandemi. Menurut salah satu survei oleh YoungMinds, menunjukan bahwa tersapat 83% responden setuju bahwa pandemi dirasa menggangu kondisi kesehatan mental yang sudah ada, terutama karena penutupan sekolah, kehilangan rutinitas, dan sedikitnya koneksi sosial antar siswa (Thomas, 2020). 

Hal yang paling dirasakan oleh pelajar dalam masa pandemi adalah kesulitan fokus dalam masa pembelajaran. Hal ini merupakan salah satu gejala dari beberapa gangguan psikologis seperti gangguan kecemasan atau sering disebut dengan ansietas atau anxiety. Ansietas merupakan suatu kekhawatiran atau kebingungan pada sesuatu hal, yang terjadi dengan penyebab yang samar atau tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan yang tidak menentu (Stuart, 2013). Banyaknya tugas yang diberikan oleh guru dengan waktu pengerjaan yang tidak lama sehingga membuat siswa merasakan kebingungan dalam menyelesaikannya, yang menimbulkan kecemasan bagi para pelajar dalam melakukan pembelajaran sehari-hari (Raharjo & Sari, 2020).

Selain kesulitan fokus dalam belajar dan kecemasan, stress hingga depresi juga dirasakan oleh para pelajar pada masa ini. Hal yang sangat mempengaruhi adalah tidak kondusifnya kondisi rumah yang merupakan tempat para siswa untuk melakukan pembelajaran selama pandemi ini. Seperti mempunyai orang tua yang kehilangan pekerjaan, orang tua yang sering bertengkar didalam rumah, dan juga kehilangan orang yang mereka cintai selama pandemi terlebih kepala keluarga yang sangat memberikan tekanan secara psikis bagi para pelajar.

Kesehatan mental (mental health) adalah keadaan dari kesejahteraan yang disadari seseorang, yang didalammnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup dan mengelola stress untuk bekerja secara produktif dan sanggup untuk memberikan kontribusi kepada komunitasnya (WHO, 2018). Ansietas merupakan suatu kekhawatiran atau kebingungan pada sesuatu hal, yang terjadi dengan penyebab yang samar atau tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan yang Seperti mempunyai orang tua yang kehilangan pekerjaan, orang tua yang sering bertengkar didalam rumah, dan juga kehilangan orang yang mereka Hal yang sangat mempengaruhi adalah tidak kondusifnya kondisi rumah yang merupakan tempat para siswa untuk melakukan pembelajaran selama pandemi ini. 

Terlebih, diera pandemi seperti ini yang dimana segala kebutuhan belajar mengajar dibatasi dan sistematisnya berubah, tidak seperti pada di era sebelum pandemi. Menurut salah satu survei oleh YoungMinds, menunjukan bahwa tersapat 83% responden setuju bahwa pandemi dirasa menggangu kondisi kesehatan mental yang sudah ada, terutama karena penutupan sekolah, kehilangan rutinitas, dan sedikitnya koneksi sosial antar siswa tidak lama sehingga membuat siswa merasakan kebingungan dalam menyelesaikannya, yang menimbulkan kecemasan bagi para pelajar dalam melakukan pembelajaran sehari-hari (Raharjo & Sari, 2020).

Kesimpulan, hal yang paling dirasakan oleh pelajar dalam masa pandemi adalah kesulitan fokus dalam masa pembelajaran. Selain itu, kesulitan fokus dalam belajar dan kecemasan, stres, hingga depresi juga dirasakan oleh para pelajar pada masa ini yang sudah termasuk dalam gangguan. Gangguan mental bukan hanya bisa dialami oleh orang dewasa hingga tua saja, tetapi pelajar dengan rentang usia 14-21 tahun juga bisa terkena gangguan mental. Dengan perubahan kebiasaan ini pastinya juga akan memicu dampak-dampak yang lain bagi pelajar. Saran untuk para orang tua dan para guru adalah  untuk tetap mendukung anaknya dimasa pandemi ini. Cinta dari keluarga akan menimbulkan proses pembelajaran yang nyaman bagi anak anak selama pembelajaran dirumah. Untuk para pelajar bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung proses pembelajaran. contohnya: tidur secara teratur, melakukan olahraga, dan makan-makanan yang sehat agar fit dan bisa lebih fokus dalam belajar. Jika dirasa gangguan mental pada pelajar sudah cukup serius, para orang tua bisa untuk konsultasi keahli kesehatan mental seperti psikolog dan psikiater.  Mens Sana in Corpore Sano, Dalam Tubuh yang Sehat, Terdapat Jiwa yang Kuat.  

Sumber: 

Raharjo, D. B., & Sari, R. R. N. (2020, March 19). Belajar online di tengah corona, ada siswa mengeluh tensi darah naik. Suara. Diperoleh dari https://www.suara.com/news/2020/03/19/205940/belajar-online-di-tengah-corona-ada-siswamengeluh-tensi-darah-naik

Stuart, G.W. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing (10thedition). St.Louis: Elsevier Mosby.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun