Kasus Covid-19 di Indonesia
 Virus corona atau yang sekarang dikenal dengan Covid-19 (Corona Virus Desease 2019) pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, pada akhir tahun 2019. Penyakit ini tergolong penyakit baru yang menyerang sistem pernapasan yang dapat menyebabkan infeksi paruparu. Hanya dalam beberapa bulan virus Covid-19 ini mulai menyebar dengan cepat ke seluruh dunia bahkan Indonesia. Virus ini dapat tersebar dengan cepat karena penyebarannya melalui udara, itulah mengapa kita diwajibkan menggunakan masker ketika keluar rumah.Â
 Setelah ramai isu tentang Covid-19 yang berasal dari Wuhan ini, muncul isu lain bahwasanya virus ini sengaja dibocorkan dari laboratorium di salah satu Kota di Wuhan. Ada juga beberapa isu Covid-19 berasal dari kelelawar dan pangolin Wuhan, namun setelah dilakukan penelitian lebih lanjut oleh tim WHO hal tersebut dinyatakan tidak benar. Menurut tim WHO yang telah melakukan kunjungan ke pasar seafood dan pasar buah basah yang ada di Wuhan, mereka menyimpulkan bahwa tempat tersebut bukanlah sumber virus Covid-19. Mereka membenarkan bahwasanya pasar seafood Hianan, Wuhan merupakan klaster penyebaran. Namum pada saat yang sama ada pula penyebaran di tempat lain. Tim WHO juga mengatakan bila tidak ada bukti virus muncul di pasar Huanan, Wuhan.Â
 Di Indonesia, pandemi Covid-19 sudah berjalan lebih dari setahun, pemerintah pusat maupun daerah telah melakukan berbagai cara untuk menanggulangi masalah seputar Covid-19. Seperti PSBB awal (pembatasan sosisal berskala besar)  yang telah diterapkan oleh pemerintah sejak 4 Mei 2020, yang kemudian di longgarkan, kemudian diterapkan lagi sebagai PSBB jilid 2. Dan sekarang usaha pemerintah adalah dengan menerapkan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) darurat di pulau Jawa dan Bali mulai dari tanggal 3 Juli sampai dengan 20 Juli 2021, dan di luar pulau Jawa dan Bali mulai tanggal 12 Juli sampai dengan 20 Juli 2021.
 Upaya lain pemerintah dalam mengurangi lonjakan kasus Covid-19 adalah dengan melakukan vaksinasi Covid-19 secara gratis bagi semua kalangan masyarakat, namun dilakukan secara berkala dengan diawali dengan vaksin tahap 1 dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan April 2021 untuk tenaga kesehatan, kemudian dilanjutkan untuk asisten tenaga kesehatan, kemudian tahap 1 di akhiri untuk tenaga penunjang serta mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan.Â
Kemudian untuk tahap 2 dimulai dari bulan yang sama yaitu Januari sampai dengan April 2021 yang ditujukan untuk petugas layanan public, Tentara Nasional Indonesia, kepolisian Negara Indonesia, Aparat Hukum, petugas di tempat layanan public, dan kelompok usia lanjut di atas 60 tahun. Kemudian tahap 3 yang dimulai dari bulan April 2021 sampai Maret 2022 yang ditujukan untuk aspek geospasial, social, dan ekonomi. Dan yang terakhir tahap 4 dimulai dari bulan April 2021 sampai dengan bulan maret 2022 yang ditujukan untuk masyarakat dan pelaku perekonomian lainya dan pendekatan klaster sesuai dengan ketersediaan vaksin.Â
 Ironisnya pada awal peluncuran vaksin Covid-19 masih ada sebagian masyarakat yang tidak percaya akan vaksin tersebut, kebanyakan mengatakan bahwa ada chip yang diselundupkan di vaksin Covid-19. Bukan hanya itu, masih banyak masyarakat baik di kota-kota besar maupun di pedesaan yang masih meremehkan virus ini, masih banyak kalangan masyarakat yang tidak menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, pada kenyataanya taat pada protokol kesehatan adalah hal yang paling mudah untuk kita terapkan di masa pandemi ini.Â
Pemerintah juga telah memberikan sanksi tegas bagi pelanggar protokol kesehatan, meskipun begitu masih ada masyarakat "bandel" yang tidak menghiraukan hal itu. Lambat laun semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya vaksinasi Covid-19 dan menaati protokol kesehatan.Â
 Akibat dari pandemi Covid-19 ini banyak dari kalangan masyarakat yang terkena dampak, banyak dari kita yang mengalami penurunan pendapatan, mulai dari penutupan kios, melarang dine-in , sehingga pelanggan pun berkurang, bahkan sampai harus kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama membantu peran tenaga kesehatan dalam mengurangi penularan virus ini dengan cara menerapkan protokol kesehatan, selalu menggunakan masker ketika keluar rumah, membawa hand sanitizer, dan sebisa mungkin tetap berada dirumah bila tidak ada keperluan yang mendesak. Jika bukan kita yang mengambil peran tersebut, maka siapa lagi?Â
Â
DAFTAR PUSTAKA