Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Di Balik Kercerdasan Para Pembisik?

15 Maret 2021   00:14 Diperbarui: 15 Maret 2021   00:19 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh. Purwalodra

Setiap atasan atau menejer atau pimpinan atau pengurus atau apa saja yang dikategorikan sebagai seseorang yang memiliki jabatan publik, pasti memiliki seorang pembisik. Pembisik disini, bisa seorang manusia, dirinya sendiri atau orang-orang yang mereka tokohkan. 

Dalam tulisan ini, pembisik adalah seseorang yang mampu dan dipercaya oleh orang lain (pimpinan) untuk memberikan advis, masukan dan bahkan pandangan-pandangan kritisnya, untuk proses pengambilan keputusan selanjutnya. Istilah yang lebih formal dari seorang pembisik adalah penasehat atau staf ahli.

Standar Operating Procedure (SOP) dari seorang penasehat/staf ahli atawa pembisik, tidak lain dan tidak bukan, adalah untuk meyakinkan bahwa apa yang dipikirkan, apa yang menjadi gagasan utama atasan atau menejer atau pimpinan atau pengurus, sebagai sesuatu yang benar dan harus direalisasikan dalam bentuk yang kongkrit. 

Ketika seorang atasan kehilangan kendali keyakinan dirinya, maka profesi pembisik ini menjadi sangat dibutuhkan. Sehingga, pembisik dapat mengarahkan proses pengambilan keputusan seorang atasan ke arah yang sesuai dengan Visi dan Misi organisasi, atau bahkan menyimpangkannya?!!. 

Tujuan utama para pembisik ini adalah mengurangi sedikit demi sedikit kemandirin seorang pimpinan, dan menjadikannya tergantung pada seorang pembisik.

Para pembisik bisa jadi berkonotasi negatif, apabila yang dibisikkannya hanya menguntungkan diri pembisik itu sendiri, tanpa mempedulikan keputusan yang diambil oleh seorang pimpinan. Namun, para pembisik ini bisa juga menjadi perbuatan yang positip, apabila kepentingan orang banyaklah yang diprioritaskan.

Tentu saja, menjadi seorang pembisik memerlukan banyak persyaratan, selain hal-hal yang bersifat positip dan kemampuan memanipulasi informasi yang negatif, ia harus memiliki kecerdasan yang lebih dari orang yang dibisiki. 

Para Pembisik yang berhasil adalah mereka yang mampu menyempitkan cara berpikir atasannya atau pimpinannya. Kemampuan inilah yang akan menjadi penentu keberhasilan seorang pembisik dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Pimpinan yang sangat tergantung kepada pembisiknya akan terlihat sangat bodoh. Para pembisik mampu memanipulasi informasi dan mengemas informasi yang tidak proporsional menjadi sesuatu yang tampak benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun