Mohon tunggu...
Anna Damayanti
Anna Damayanti Mohon Tunggu... -

I am nobody, just like you ... ;)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pilihan

2 Februari 2018   07:05 Diperbarui: 2 Februari 2018   07:20 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: puzzle.online.pl

Pilihan. Itu hal yang sepertinya sangat banyak di sekeliling kita.

Tapi benarkah kita mempunyai pilihan yang baik? Saat semua hanya mengejar keuntungan dan sangat mencintai uang, benarkah masih ada pilihan untuk kita selain dari sama-sama mengejar keuntungan dan uang. Jika kejahatan mempunyai peta strategi yang begitu luas dan merasuki setiap manusia dengan segala kejahatannya seperti korupsi, perzinahan, pelacuran, perjudian dan segala hal yang begitu jahat. 

Memperjualbelikan senjata demi keuntungan dan kekuasaan supaya dapat melakukan kejahatan dengan lebih lagi. Banyak agama dipermainkan demi keuntungan yang diperoleh dari memperjualbelikan senjata, perang dimana-mana, kerusuhan dimana-mana, kebencian dibangkitkan dimana-mana demi barang jualan si jahat.
Matrix atau blueprint dan peta strategi sudah dirubah untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dari keuntungan mencari segala macam hawa nafsu yang diperjual belikan dengan berbagai macam harga. 

Matrix komunikasipun berada dalam batas-batas penggunaan kejahatan. Internet digunakan untuk meningkatkan segala macam hasrat manusia yang sangat membakar tubuh dan roh. Pornografi menjadi musuh yang harus diperangi dalam konten-konten yang diperjualbelikan dan dipasarkan secara massal lewat internet.
LGBT pun mengambil bagian di dalamnya, segala macam hawa nafsu neraka yang panas ikut dalam konten-konten cabul yang ada di arus komunikasi masyarakat. 

Kualitas hidup dan kualitas kerja menjadi satu hal yang saling bertolak belakang. Kualitas hidup makin kaya makin tinggi dan makin populer, sementara kualitas kerja menjadi satu hal yang sangat tidak diperhatikan, yang penting menghasilkan uang banyak apapun halal.

Proyek-proyek bertebaran tapi hanya penuh dengan orang-orang yang mau mengambil keuntungan yang sebesar-besarnya. Tidak ada kualitas yang dapat dipertanggungjawabkan dari proyek jalan tol, proyek perbaikan jalan, proyek pembangunan gedung, proyek pengadaan software dan aplikasi dan seribu satu proyek yang lain.

Seandainya semua masuk ke dalam Quality Assurance yang benar semua tidak akan lolos untuk bisa diterima dan diperjual belikan.
Tapi atas nama uang, semua bisa diloloskan.

Dimana lagi integritas bangsa dan setiap orang di dalamnya. Dimanakah matrix kita berdiri ? Beranikah kita berdiri dalam matrix dimana kebenaran, kesucian, integritas dan kualitas kerja yang nantinya mampu mengangkat kualitas hidup masyarakat yang baik dan berguna.

Dimana dan kapan Indonesia bisa berjaya dimana integritas adalah gaya hidup masyarakatnya dan bukan uang sebagai Tuhannya.
Uang itu hamba yang baik tapi Tuhan yang jahat. Uang diperlukan untuk menjadikan pekerjaan lebih mudah dan efektif, tapi akan menjadi Tuhan yang jahat jika dipuja dan menjadi tujuan hidup. Manusia akan menjadi sangat kejam kepada sesama dan tidak berbelas kasihan lagi.

Perang, korupsi, kemiskinan dan pelacuran akan menjadi matrix utama disaat uang menjadi Tuhan yang jahat dan kejam.
Matrix ekonomi dan budaya manakah yang hendak kita jalankan di era globalisasi dimana arus komunikasi begitu deras dan jahat. Menjadi negeri yang penuh dengan kebengisan, kerakusan, kerusakan hawa nafsu atau menjadi negeri yang penuh dengan keperdulian sesama, cinta kasih dan belas kasihan?

Siapakah arsitek yang akan kita ikuti? Arsitek yang mengerti dan pernah merasakan kesusahan kita sebagai manusia ataukah arsitek yang hanya mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri, arsitek yang mau mengambil semua kekuasaan untuk dirinya sendiri, atau arsitek yang mau memberikan kekuasaannya untuk menyusun sebuah kota yang indah, penuh damai, sukacita dan tanpa air mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun