Mohon tunggu...
Anshori Pati
Anshori Pati Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

"Masyarakat Sejahtera Hutan Lestari"

30 September 2017   10:12 Diperbarui: 30 September 2017   11:19 1668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Suatu waktu pernah kita temukan dan dengar slogan "hutan lestari masyarakat sejahtera". Begitu indahnya slogan itu sehingga semua masyarakat yang melihat akan membayangkan betapa indahnya kalau itu terjadi sehingga rakyat dalam hal ini masyarakat di sekitar hutan akan sejahtera dalam taraf hidupnya. Begitulah akhirnya bahwa asal mula slogan itu dan arti tersirat dari slogan ini kadang kala berbeda dengan kenyataan dilapangan. Begitu sederhana sebenarnya kondisi dari slogan "hutan lestari masyarakat sejahtera" karena pada kenyataannya di lapangan kondisi masyarakat belumlah sejahtera dari hutan yang lestari tersebut walaupun ada juga tempat-tempat yang berdekatan dengan kawasan hutan masyarakatnya menikmati hasilnya itupun juga tidak seluruhnya mereka menjadi sejahtera.

Sebagai seorang rimbawan saya malah lebih mendapati kenyataan bahwa banyak kawasan hutan yang secara aturan masuk dalam kawasan hutan lindung ataupun kawasan hutan milik negara lainnya ternyata di dalamnya sudah banyak rakyat atau masyarakat berkebun didalamnya sementara pemangku kawasan yang berwenang tahu bahwa itu bertentangan. Pertanyaan mendasar adalah kenapa bisa begitu? Kalau pertanyaan diatas ini dihubungkan dengan slogan "hutan lestari masyarakat sejahtera" maka akan bertolak belakang karena kebanyakan masyarakat masuk di dalam kawasan hutan itu dikarenakan kebutuhan hidup mereka belumlah cukup. Ini merupakan problem bagi kita semua karena disisi lain kita ingin hutan selamat dan lestari tapi dilain sisi ada sisi kemanusiaan dari rakyat yang masih kurang dari sejahtera. Melihat fenomena tersebut selalu kita memandang hanya dari satu sisi saja bahwa kita takut hutan kita akan rusak sehingga semua kegiatan-kegiatan atau program pemerintah pusat ataupun daerah dalam bidang kehutanan hanya menyentuh teknis kelestarian hutannya saja tanpa melihat kondisi riil ekonomi masyarakat atau kebutuhan hidup di lapangan.

Hanya pemikiran saya saja untuk membalikan pola berfikir kita selama ini tentang kondisi dan tujuan pembangunan kehutanan kita ke depan bahwa masyarakat yang sejahtera terlebih dahulu sehingga Insha Alloh hutan kita nantinya akan menjadi terjaga dan lestari dengan sendirinya.  Kesimpulan sedikit saya bahwa sebenarnya kita terkuras baik tenaga dan pikiran juga anggaran hanya utuk fokus di teknis kondisi hutan kita saja padahal didalam kawasan hutan kita ternyata masih banyak masyarakat kita yang berkebun atau menggunakan kawasan hutan tersebut yang kalau dihubungkan dengan aturan tertulis akan selalu bertentangan dan banyak terjadi konflik dengan masyarakat itu sendiri. Untuk itu maka masyarakat kita harus sejahtera dulu bukan menjadi kaya akan tetapi cukup dan bersyukur dalam level sejahtera menurut amanat UUD 1945  sehingga kalau itu sudah tercapai maka dengan sendirinya hutan kita akan lestari tanpa ada konflik.

Anshori, S.Hut 

PEH BPDASHL Ake Malamo

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun