Mohon tunggu...
Andrean Pasaribu
Andrean Pasaribu Mohon Tunggu... Melihat Dunia -

Seorang yang ingin menjadi HEBAT!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Run Edelweis... Run!

2 Juni 2014   17:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:48 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kuputuskan 8 kali putaran di gasibu pagi ini. Ya, ini caraku untuk melupakan kejadian yang tidak aku inginkan. LARI! Lari dalam arti sebenarnya, berkeliling kota Bandung melihat saat pohon pohon terbangun dan menebarkan oksigen ke udara. Lalu menikmati bagaimana awan awan mulai bermunculan di langit dengan cahaya matahari. Melihat bagaimana kendaraan di jalanan Bandung dipacu pelan bahkan ada juga yang kencang, meski ini masih jam 5 subuh. Hingga sesekali aku menghirup CO2 yang dikeluarkan kendaraan yang dipacu kendaraan itu.

Bukan sekali aku berlari dengan tujuan melupakan kejadian yang tidak aku inginkan. Beberapa kali aku memang berlari dengan tujuan itu, sisanya aku memang suka LARI!
Tapi hari ini, kuputuskan 8 putaran on purpose. Sampai pada putaran ke-8, aku berhenti dan duduk di salah satu sudut bangku lapangan gasibu. Dan aku melihatmu disitu.. dilapangan itu.
Kucoba mengedipkan mata berkali kali, apakah mungkin aku berkhayal? Kucoba lagi mengedipkan mata, lalu tiba tiba…

“Sudah, gak usah dikedipin kaleee.. Ini gue. Iya, lu masih kaget ya? Iya, sedari tadi gue ngikutin lu lari… Iyee gue tau lu marah karena gue gak ngabarin gue datang ke Bandung.. Iyeee.. Uda brenti melototnya napah”

“Arifffff… Lu bikin jantungan tauu.. G ada kabar. Sampe aku dapat kabar g enak banget, astagaa.. Dan lu tiba tiba udah di Bandung. Mana oleh olehnya? Katamu kamu dari Rinjani langsung ke Bandung demi guwe?”

Arif, langsung mengeluarkan sebatang kecil bunga “edelweis”, kamu bercerita panjang lebar bagaimana indahnya Rinjani dan sebagainya. Kamu pun bercerita, kapan kamu sampai di Bandung, menginap dimana dan seterusnya. Ah, Arif, aku hampir gila karena 3 hari lalu kamu bilang sudah mau turun gunung dan mau ontheway ke Bandung. Setelah itu tidak ada kabar dan handphonemu tidak bisa kuhubungi. Dan tiba tiba kamu datang menemuiku di lapangan ini…

“Lu, ga haus? Gue beliin minum ya? Pasti air putih g dingin kan? Bentar tuh diatas situ ada yang jualan tadi aku liat..”
Aku mengangguk iya, hatiku pun masih berbunga Arif datang dengan cara mengejutkan begini… Tapi 15 menit kemudian aku jadi resah, Arif tidak jua datang, yang katanya beli minum.

1 jam….
2 jam….
3 jam….

“Lia, bangun lia, kamu uda sadar? Kamu di rumah sakit Lia. Kamu tadi pagi lari lalu pingsan, Lia kamu gpp kan?”
“Arif mana?” Kataku
“Lia, kamu lupa? 3 hari lalu Arif meninggal Lia ada kecelakaan saat turun Rinjani….”

Aku terdiam lama, tersadar Arif yang kutemui tadi hanyalah mimpi. Air mataku mengucur perlahan tidak bisa kuhentikan…

“Lia, are you oke?”
“Aku mau pulang…

*tamat*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun