Mohon tunggu...
Ano suparno
Ano suparno Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Jalanan

FREELANCER Pernah di Trans TV sebagai Reporter, Kameraman lalu Kepala Biro TRANS. Sebelumnya, sebagai Stringer Tetap BBC London siaran Indonesia, reporter hingga Station Manager Smart FM Makassar. Setelah di Trans, saya mendirikan dan mengelolah TV Lokal sebagai Dirut. Sekarang Konsultan Media dan Personal Branding

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Parlemen Digital

10 Agustus 2021   16:31 Diperbarui: 10 Agustus 2021   16:48 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"JUSTICE FOR INDONESIA TEAM PLEASE!!!!!!!!!!" komentar netizen di IG BWF, Kamis, 18 Maret 2021.

Ini hanyalah satu dari jutaan komentar nitizen Indonesia saat "silaturrahmi" ke akun Badan Bulutangkis Dunia BWF. Ini bentuk reaksi nitizen Indonesia atas terdepaknya The Minion dkk dalam ajang perhelatan bulutangkis dunia, All England. 

Selain silaturrahmi ke akun BWF,  pun nitizen +62 menciptakan tagar berhari hari yang menyebabkan BWF kewalahan menghadapi serbuan nitizen +62. Selain menonaktifkan akunnya, BWF juga sempat menghapus kolom komentar nya.  

Pada cerita lain, nitizen +62 pernah pula mencampuri urusan privacy dan dalam negeri Thailand. Selama tiga hari nitizen memaksa pasangan gay Thailand yang baru saja menikah tak bisa tidur siang dan malam. 

"Kami menikah di rumah saya sendiri, di negara saya. Kenapa mereka (Indonesia) mempersoalkannya?" tulis Suriya, pasangan Gay Thailand melalui akun Facebooknya.

 Ia mengaku tak sanggup menghadapi serangan nitizen Indonesia. Ia mendapat serangan hingga mendapat ancaman pembunuhan sebab nitizen Indonesia menganggap bahwa perkawinan mereka "dilarang oleh Tuhan".  

Kemudian jagad tentang wacana ini berkelana hingga ke pemerintahan Thailand dan nyaris terjadi ketegangan antar dua negara sebab nitizen Thailand pun membalas nya, "melarang warga Indonesia ke Thailand".

Pada tingkat lokal, saat Sappol (baca Satpol) PP melakukan kekerasan terhadap pemilik Cafe di Kabupaten Gowa. Hanya sekejap, ruang jagad media sosial ramai berseliweran pandangan, cibiran dan kecaman atas tindakan kekerasan tersebut. 

Kurun dalam sehari tagar tentang Satpol di Gowa menempati urutan teratas, populer atau trending topic secara nasional. Bahkan tiga kali mengganti tagar dengan tema yang sama. Hasilnya? Presiden Jokowi dan Menteri Dalam Negeri  Tito Karnavian memberi atensi  atas kejadian itu. Dahsyat!  

Tentu kita masih ingat pula ketika Badan Eksekutiv Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) menyematkan label ke Presiden Jokowi sebagai "The King Of Lip Service". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun