Mohon tunggu...
Ano suparno
Ano suparno Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Jalanan

FREELANCER Pernah di Trans TV sebagai Reporter, Kameraman lalu Kepala Biro TRANS. Sebelumnya, sebagai Stringer Tetap BBC London siaran Indonesia, reporter hingga Station Manager Smart FM Makassar. Setelah di Trans, saya mendirikan dan mengelolah TV Lokal sebagai Dirut. Sekarang Konsultan Media dan Personal Branding

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Dunia Barista yang Telah Naik Strata

5 Desember 2019   00:05 Diperbarui: 5 Desember 2019   17:21 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Ano (dokumentasi pribadi) 

Barista berasal dari Bahasa Italia, yang mana salah satu produk khas selain kopi adalah pizza. Barista berarti bartender, yaitu mereka yang menyajikan segala macam minuman, bukan hanya kopi. 

Namun seiring perkembangan zaman dan masuknya tren kopi ke Amerika dan Eropa, kata ini kemudian diadopsi menjadi yang sekarang kita kenal. Bagi Italia mereka tetap keukeuh, sebutan baristi untuk laki-laki atau bariste untuk perempuan.

Barista adalah nafas bagi pebisnis penyeduh kopi di kafe. Spesial Coffee Association of Indonesia (SCAI) menyebut pertumbuhan usaha kedai kopi hingga akhir 2019 diprediksi mencapai 15%-20%. 

Jumlah ini mengalami kenaikan lebih kencang ketimbang 2018 yang hanya mencapai 8%-10%. SCAI mengeluarkan data, kontribusi kedai kopi terhadap serapan kopi produksi dalam negeri mencapai 25%-30%. Angka tersebut diprediksi terus naik ke level 35%-40% pada akhir tahun ini.

Perkembangan teknologi serta kehidupan zaman yang terus menerus berubah, pola kerja serta mental komunikasi menyebabkan bisnis kafe lebih digandrungi oleh para anak-anak zaman milenial.

"Seduhan kopi di kedai lebih asyik dan peminum kopi Indonesia lebih senang menikmati minuman kopi yang lebih enak di kedai kopi sambil melakukan kegiatan lain," begitu alasan dari SCAI itu.

Hingga saat ini tak satupun lembaga yang mampu mendapat data seberapa banyak jumlah kafe atau kedai kopi di Indonesia oleh karena menjamurnya bisnis tersebut mulai dari kampung, desa, pelosok hingga perkotaan kedai kopi bagaikan cendawan di musim hujan.

Tak peduli tanpa mesin atau mesin mahal, kedai kopi tetaplah laris manis. Bayangkan, kopi yang beredar di Indonesia untuk para pebisnis kafe telah mencapai 380 ton.

Balik ke barista. Seiring berkembangnya bisnis kafe maka dunia barista pun perlahan-lahan telah berubah dari yang dahulu menyebut dirinya sebagai pekerja yang rendahan atau mirip-mirip kerja rumah tangga, kini statusnya telah naik kelas. 

Ia naik begitu pesat, telah membentuk kelasnya sendiri. Popularitas barista meningkat seiring peningkatan usaha kafe serta warga yang memilih kafe bukan hanya sebagai tempat nongkrong tetapi pula kerap digunakan sebagai "kantor" oleh manajer, karyawan, dan profesional.

Tengoklah boi, kelas barista serta perlombaan meracik kopi nampak di mana-mana. Gaji para barista yang bekerja pada kafe-kafe besar,melebihi standar UMR pada skala provinsi. Jenjang barista juga telah terbentuk, dapat menjadi manajer atau bisa tercipta sebagai owner jika telah memiliki keberanian membuka usaha kedai atau kafe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun