Mohon tunggu...
Annissa Zetta Utami
Annissa Zetta Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - leo's/

save the best for the last.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN Tematik UPI 2021: Peran Lingkungan terhadap Minat Literasi Anak di Era Pandemi

23 September 2021   19:56 Diperbarui: 23 September 2021   20:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kita sering mendengar kata "literasi" dalam kehidupan sehari-hari. Tak jarang, masih ada beberapa orang yang keliru mengenai arti literasi itu sendiri. Kebanyakan dari mereka mengartikan literasi sebagai istilah yang digunakan bagi orang-orang pandai yang suka membaca. Atau banyak juga yang mendefinisikan literasi sebagai suatu bahan bacaan yang digemari orang-orang pintar. 

Namun hal itu salah besar. Arti dan makna literasi jauh lebih luas dari itu. Cakupan literasi tidak hanya mengelilingi "orang pintar", atau "orang berilmu", saja. Tapi literasi ini perlu disadari dan ditingkatkan minatnya bagi semua orang di seluruh dunia. Pengertian literasi secara umum adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. 

Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan zaman. Dan dari pengertian itu kita bisa dengan mudah pahami bahwa ternyata literasi ini adalah suatu kegiatan yang di dalamnya berisi kemampuan kita dalam mengolah data maupun memperoleh informasi sehingga setelah kita membacanya, akan ada informasi baru atau illmu baru yang kita dapatkan.

Ditengah pandemi COVID-19 yang tengah merajalela ini, dimana segala aktivitas akademik dari mulai sekolah tatap muka, dihentikan. Tentu hal ini menjadi dilemma bagi para tenaga pendidikan, karena yang biasanya mereka mengajar di kelas, tetapi sekarang mereka harus mengatur regulasi baru yang memaksa mereka untuk tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar tetapi secara daring atau online. 

Sudah hampir satu setengah tahun para siswa maupun mahasiswa dan juga para guru dan dosen serta tenaga pendidik lainnya mencoba untuk beradaptasi dengan keadaan ini. Namun sebagaimana kita berusaha, yang namanya adaptasi memang membutuhkan waktu. Tidak bisa hanya dalam satu malam, seluruh anak didik di Nusantara ini bisa terbiasa dengan kegiatan pembelajaran secara daring.

Sebagai contoh, kegiatan belajar mengajar yang mau tak mau harus dibiasakan dan menjadi kebiasaan adalah yang biasanya sejak dahulu kala para murid di sekolah itu membaca dari buku paket yang disediakan oleh pemerintah, sekarang siswa terbiasa dengan mencari materi dan jawaban lewat internet. 

Hal ini secara tidak langsung merugikan para guru, karena dari wawancara yang saya lakukan dengan salah satu Wali Kelas di SDN 054 Tikukur Bandung---tempat dimana saya melaksanakan KKN Tematik UPI 2021---mengatakan bahwa zaman sekarang ini, kebanyakan tugas dan ulangan yang diberikan kepada murid itu dikerjakan 70% oleh orang tua murid. Awalnya hal ini mengejutkan, tetapi setelah dicerna lebih dalam mengingat keadaan yang seperti ini, saya bisa mengerti.

"Anak-anak males baca, karena sekarang kalau ada PR atau ujian pasti ditemani Ayah dan Ibunya disampingnya. Sang anak pasti hanya membacakan soalnya, sisanya yang menjawab dan mencari jawabannya itu Orangtuanya. Otak anaknya kosong, yang pinter malah Ibu dan Ayahnya," Sahut salah satu orang tua murid. Ya, keadaan ini memang tidak bisa dipungkiri.  

Mengingat minimnya interaksi guru dan murid karena belajar daring, tidak adanya pengawasan secara langsung selain lewat WhatsApp Group, membuat murid merasa "aman". Dari pernyataan orang tua murid diatas kita bisa sama-sama tahu bahwa disini kemungkinannya ada dua; pertama, sang anak yang memang tidak punya minat literasi, atau kedua, para orang tua yang tidak percaya dan memilih untuk mengerjakan sendiri demi mendapatkan nilai bagus. 

Itulah mengapa peran lingkungan para anak-anak sangat penting bagi pengembangan minat literasinya. Walau memang benar kenyataannya bahwa kebanyakan dari siswa yang sekolah saat ini minat literasinya rendah, tapi kita tidak bisa memukul rata pernyataan tersebut. 

Pasti ada beberapa siswa yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang murid seperti; belajar sebelum ujian, tidak meminta bantuan atau butuh ditemani oleh orangtuanya, percaya diri dengan kemampuan diri mau bagaimanapun nilainya nanti yang penting itu hasil sendiri. Biasanya anak-anak yang seperti ini lingkungannya itu termasuk lingkungan yang peka terhadap pentingnya literasi sejak dini. Itulah mengapa mereka mempercayakan seluruhnya kepada kapabilitas sang anak, tanpa takut harus dapat nilai dibawah rata-rata karena lingkungan sang murid percaya bahwa ia bisa karena pandai berliterasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun