Aku pun terus menangis,tak bisa membendung segala amarah dan gejolak kekesalan dalam diriku terhadapnya. Hingga kakakku, aku panggil dia kakak padahal dia adalah bibiku kala itu sudah menginjak di bangku kelas 6. Ia menyusuliku dan langsung membantuku untuk membersihkan bubur yang telah menempel pada seragamku. Aku tak habis piker niatnya adalah untuk bergurau malah berakhir seperti ini, rasany sungguh tak kuat aku menahan rasa sakit hati. Bibiku langsung memelukku dan menutup badannku yang basah dengan jaket. Sungguh ketika ia dating rasanya hangat sejuk dan beban sakit hati yang mengganjal tadi hilang seketika.
Aku pun kembali ke kelas, nampak wali kelasku hadir dan memelukku. "Maafkan kesalahannya tadi ia tidak sengaja". Aku sebenernya sedang tidak ingin berurusan dengannya lagi, tapi apalah daya,semua orang pasti akan berbuat salah pada akhirnya. Dan pada saat itulah aku langsung memaafkannya. Andai saja pada saat itu ada Syifa,mungkin kejadian ini tak akan terjadi. Karena hanya syifa lah yang bisa menghandle kelakuan buruk Nuha selama ini.
Kala itu Nuha menjadi berubah semenjak aku pindah sekolah gara -- gara peristiwa tadi. Aku sungguh menyesal meninggalkan teman dekatku Syifa,namun aku rasanya sudah tidak betah dan mengubur segala keinginannku untuk sekolah full disana. Dan aku kembali kepada Ayah dan Ibu serta keluargaku sepenuhnya. Dan aku pun kembali mengulang sekolah dan mendapatkan kawan yang baru dan jauh lebih menyenangkan disini.
Rasanya peristiwa itu sungguh aneh,namun kenyataannya itu ada. Nuha dan Syifa menjadi berubah setelah kepergianku. Dan hingga saat ini ia sungguh sudah jaga jarak denganku. Entah ia teringat dengan kejadianku setiap kali melihaku,atau pun karena sesuatu.
Disisi lain Syifa teman akrab yang sangat dekat,telah berubah. Untuk menyapaku saja rasanya ia susah dan bergumam denganku sedikit saja ia nampak terlihat kaku. Mungkin ini adalah pertanda ia bukan temanku sepenuhnya. Namun pada akhirnya semua tak sebaik yang dipikirkan dan tak selaras dengan apa yang dijalankan.
Memang benar kesalahan seseorang tergantung dengan apa yang ia perbuat,mungkin hikmahnya semua kejadian itu adalah sebuah kata " Maaf " yang tak dapat dilontarkan dengan kata namun dengan perbuatan. Maaf seperti apa ? "Yaitu maaf aku harus menjauhimu dan tak dapat lagi mengenal bahkan beregur sapa".
Karya : RISSA CATURANI (XII MIPA 1)