Mohon tunggu...
Annisa Wally
Annisa Wally Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Jangan sampai ada atau tidak adanya dirimu sama saja. Membaca untuk berbagi. Menulis untuk dikenang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

FKM UI: "Kalung Anti Virus Corona Hanya Jamu dan Obat Herbal, Bukan Vaksin"

7 Juli 2020   22:00 Diperbarui: 7 Juli 2020   22:07 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Kalung 'antivirus' Corona (Vadhia Lidyana-detikcom)

Topik yang menarik untuk dibahas. Saya secara pribadi pas mendengar pemberitaan ini merasa aneh dan bertanya-tanya "apa iya beneran bisa mematikan virus corona?".

Menteri Pertanian menjelaskan bahwa mereka telah membuat sebuah kalung yang katanya sih disebut sebagai kalung "Anti Virus Corona Eucalyptus" yang dibuat oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian.Kalung ini dinyatakan bisa mematikan virus corona. 

Sebagaimana yang dijelaskan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Kementerian PUPR pada Jumat (3/7/2020) :

"Kalung ini dapat mematikan Corona dengan kontak. Kontak 15 menit bisa membunuh 42 persen Corona, dan semakin lama maka lebih banyak yang tereliminasi. Kalau setengah jam, dia bisa 80 persen," ujarnya, seperti dilansir dari sini

Hmm... jika memang semudah itu mematikan virus berarti kita ngak perlu lagi dong repot cuci tangan, pakai masker dan sebagainya? Hanya pake kalung cuus dah si virus mati. Ehehehhee...

Pemberitaan tentang kalung ini mulai menuai berbagai macam komentar-komentar salah satunya dari Fakultas Kedokteran dan FKM Universitas Indonesia.

Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus sebagai praktisi kesehatan menegaskan bahwa kalung ini berlebihan jika sampai diklaim sebagai antivirus.

"Jadi saya tidak setuju jika kalung eucalyptus disebut sebagai kalung antivirus. Cukuplah disebut kalung kayu putih atau kalung eucalyptus," tegasnya pada wartawan, Minggu (5/7/2020).

Selain komentar dari Dekan Fakultas Kedokteran UI ada juga komentar dari Kepala Departemen Epidemiologi FKM UI yaitu Bapak Tri Yunus Miko Wahyono.

Disini beliau memaparkan dengan jelas bahwa apa yang diproduksi oleh Kementan hanya jamu dan obat herbal, bukan vaksin yang dibutuhkan untuk memberantas COVID-19.

Jelas saja Pak Tri Yunus berkomentar seperti itu sebab, belum ada pengujian yang dilakukan oleh Kementan hanya sebatas in vitro yang bahkan belum diuji kepada binatang.

Pak Tri Yunus Miko Wahyono mengatakan kepada wartawan Tirto bahwa :

"Harus diuji ke binatang dahulu, kalau berhasil, baru kemudian diuji ke manusia. Tahapnya masih panjang. Dan harus dilakukan oleh ahli virologi dan ahli farmakologi," seperti dilansir dari sini.

Lebih lanjut Pak Miko menjelaskan penggunaan kalung dan roll on ini juga harus diinformasikan dengan detil dan jelas oleh pemerintah. Mengapa?

Informasi itu sangat penting untuk mengantisipasi respons masyarakat yang mungkin tidak menerima informasi secara utuh.

"Jika warga hanya memakainya saja, kemudian abai tanpa pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, jaga kesehatan, dan yakin kalau kalung atau roll on itu bisa melindungi dari COVID-19, bahaya." Kata Pak Tri Yunus Miko Wahyono kepada wartawan Tirto (senin siang).

Nah, kalau kamu gimana setuju atau ngak nih tentang kalung antivirus ini?

Saya pribadi juga ngak setuju apalagi jelas-jelas nama kalungnya "kalung anti virus corona" meski ada bantahan ngak membunuh virus tetap aja kan pemikiran kita apalagi orang-orang awam akan percaya begitu saja tanpa memahami langsung cuuus beli. Hmmm...

Sebenarnya sih gini yah, bukan ini yang diharapkan apalagi pembuatan kalung itu larinya ke bisnis. Gimana sama yang ngak mampu beli? Yang berduit mah bisa beli setrek.

Bukannya mencari cara menemukan vaksin dengan memanfaatkan limpahan tanaman yang ada di Indonesia ini malah membuat kalung yang alih-alih mematikan virus trus itu tadi larinya bisnis lagi bisnis lagi...

Ada-ada saja yah kehidupan dizaman sekarang ini... eheeehehe..

Wallahu a'lam..

Sumber tulisan ini : tirto.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun