Mohon tunggu...
An Nisa Uswatun K
An Nisa Uswatun K Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya sekedar tulisan saja

Perbankan Syariah'19 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Upaya Masyarakat Kota Gaplek dalam Menyublimasi Budaya Adat Lokal terhadap Penerapan Nilai Pancasila

2 Mei 2020   14:18 Diperbarui: 2 Mei 2020   14:19 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo oleh radar jogja

Sebelum melakukan acara ini, di malamnya Kamis Wage dusun-dusun yang berada di Desa Giring mengadakan malam tirakatan dan paginya mereka membawa sesaji yang akan dibawa ke balai desa tempat berlangsungnya upacara. Setiap sesaji memiliki makna dan tujuan tertentu seperti Nasi Liwet untuk menghormati kelestarian ruma, Jenang Merah untuk menghormati Baginda Ambyah, Jenang Baro-baro untuk menghormati wahyu yang lahir.

Lalu ada Tumpeng Sampur yang melambangkan bahwa setelah menerima wahyu akan sempurna dan lestari. Sebelum acara upacara dimulai pemimpin upacara membacakan satu persatu nama sesaji, kemudian mengikrarkan ujub yang dipimpin oleh sesepuh desa disertai dengan pembakaran kemenyan dan mengucapkan mantra suci dan doa selamat

Tradisi ketiga yakni Rasulan atau bersih desa. Dilakukan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi kelancaran dalam mencari rezeki dan hasil panen berikutnya lebih melimpah. Rasulan ini diadakan pada musim kemarau atau musim panen kedua. Tradisi ini juga merupakan  ucapan rasa syukur terhadap Tuhan atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan, untuk menghormati Dewi Sri atau Dewi Padi Dhanyang atau roh-roh halus penunggu tempat-tempat keramat.

Konon dalam kepercayaan masyarakat Jawa setiap dusun di Gunungkidul memiliki tempat khusus yang diyakini sebagai tempat persemayaman Dhanyang. Untuk itu  warga dusun membuat tumpengan dan sesaji untuk dipersembahkan kepada Dhanyang sebagai tolak bala.

Masyarakat meyakini bahwa rasulan ini merupakan hari raya ketiga setelah hari raya idul fitri dan idul adha. Biasanya diawal kegiatan masyarakat membersihkan lingkungan dusun yang biasa disebut dengan merti deso atau bersih dusun. Seiring perkembangannya tradisi rasulan semakin marak dengan berbagai kegiatan olahraga dan pertunjukan seni budaya.

Pertunjukan seni budaya biasanya dilakukan pada malam hari, yang dipertunjukkan misalnya kethoprak, wayang kulit, campur sari atau tayabun. Pada puncak acara akan ditampilkan seni reog, jathilan dan kirab mengelilingi dusun. Kirab tersebut terdiri dari pasukan Bergadha, ogoh-ogoh, tumpeng dan lain sebagainya. Rasulan sendiri merupakan bentun wujud syukur kepada Tuhan, silaturahmi kepada sesama dan shodaqoh.

Dapat dicermati tiga tradisi tersebut tujuan dan maknanya hampir sama. Itu merupakan sebuah perwujudan dari sila Pancasila dari sila pertama hingga sila kelima. Dimana maknanya adalah bentuk ucapan syukur terhadap penguasa alam dan meskipun mereka masih mempercayai roh leluhur tetapi mereka tetap mempercayai keberadaan Tuhan sesuai dengan sila pertama.

Mereka tetap menjaga kelestarian alam serta tidak merusaknya sesuai dengan sila kedua. Diajarkan juga untuk membantu sesama, memberi keadilan terhadap semua kasta masyarakat sesuai dengan sila ketiga. Tetap mengedepankan musyawarah bersama seluruh warga desa setempat sesuai dengan sila keempat. Dan menyatukan Indonesia yang merupakan bangsa yang majemuk. Serta mengapresiasi sebuah karya, yakni bentuk kreativitas yang dihasilkan dalam kirab budaya sesuai dengan sila kelima. Perbedaan dan keanekaragaman budaya tidak boleh menghancurkan bangsa ini, justru itu menjadi sebuah tolak ukur untuk menjadi alat pemersatu bangsa.

Tradisi yang kita miliki di setiap daerah harus senantiasa dilestarikan, agar kelak tidak punah dan anak cucu kita masih bisa melihatnya. Jangan sampai kita menganggap bahwa tradisi-tradisi itu menyeleweng dari Pancasila. Karena memang beberapa daerah masih memiliki kepercayaan terhadap roh halus dan leluhur di daerahnya.

Nah, gimana teman-teman apakah kalian tertarik dengan cerita-ceritaku diatas? Kalau kalian penasaran bisa search di google atau di youtube untuk menambah pengetahuan kalian tentang tradisi di Gunungkidul ya. Tidak ada salahnya jika ingin menambah wawasan bukan? Terimakasih karena sudah mau membaca tulisanku diatas, semoga bermanfaat :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun