Mohon tunggu...
Annisa Rahmawati
Annisa Rahmawati Mohon Tunggu... Penulis - Annisarahma

🌸

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Konflik Ambon 1999 dan Virus Corona 2019 Menyatukan Umat Antar Agama

27 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 27 Maret 2020   11:06 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia sebagai negara yang memiliki keragaman yang sangat luas.  Berbagai macam suku, adat, dan agama sudah menjadi satu di dalamnya. Indonesia memiliki beberapa suku dengan berbagai macam tradisi dan ciri khasnya, yaitu Suku Jawa, Suku Batak, Suku Madura, Suku Dayak, dan masih banyak lagi. Indonesia juga memiliki beberapa agama yang diakui oleh negara yaitu, Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Konghucu. Mereka semua hidup berdampingan dalam satu negara ini, karena mereka memegang teguh simbol Indonesia yaitu “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Dan semboyan ini merupakan sebuah benteng yang sangat penting untuk menjaga kebersamaan di negara yang memiliki keragaman yang sangat luar ini.


Dan ini menurut Firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat : 13)


Akan tetapi, setiap perbedaan pasti menciptakan sebuah konflik antar masing-masing kelompok. Bisa karna perbedaan pendapat atau karna sebuah kesalahpahaman yang berujung peperangan yang merenggut nyawa. Seperti konflik yang terjadi di kota Ambon pada tahun 1999-2002 yang menewaskan lima ribu korban jiwa dan setengah juta lainnya mengungsi.


Pada film dokumenter yang di unggah oleh chanel YouTube CRCS UGM yang berjudul “Beta Mau Jumpa - Indonesia Pluralities #2”. Di dalam film yang berdurasi tiga puluh lima menit ini menceritakan tentang upaya para perempuan dan para remaja menggalang perdamaian dan menjembatani kesenjangan hubungan antara Kristen dan Muslim yang telah lama mengalami segregasi pasca-konflik yang terjadi di kota Ambon pada saat itu.


Berawal dari cekcok antara pemuda yang tinggal di Batu Merah dengan seorang sopir angkutan umum asal Mardika soal uang pungutan. Dibumbui sentimen agama, cekcok antar dua pria tersebut tidak perlu waktu yang lama untuk menjadi konflik antar kelompok agama. Saling serang dan saling bunuh terjadi. Yang merasa kelompok minoritas terpaksa harus angkat kaki dari kampung masing-masing. Warga Muslim meninggalkan tetangga mereka yang Kristen, begitupun sebaliknya.
Sekitar tujuh ratus kepala keluarga (KK) harus keluar dari kampung di mana terjadinya kerusuhan tersebut. Mencari tempat untuk mengungsi. Satu malam mereka mengungsi di atas gunung tepatnya di Karang Panjang. Kemudian mereka berjalan kaki sampai ke pengungsian Wisma Atlet, Karang Panjang.


Sebelum konflik ini terjadi, kampung Batu Merah Dalam ini dihuni oleh masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Mereka hidup berdampingan dengan masyarakat lain yang berbeda agama. Meskipun berbeda agama, tidak menutup kemungkinan bahwa persahabatan mereka terjalin sangat erat.


Setelah konflik ini terjadi, kisah manis hidup bertetangga berbeda agama yang terjadi di kampung Batu Merah Dalam ini sontak menjadi tinggal kenangan. Ribuan masyarakat yang beragama Kristen setelah itu hidup di pengungsian dan meninggalkan tetangga mereka yang Islam. Tidak ada yang berani keluar dari pengungsian, sebab salah jalan bisa berujung pada kematian.


Namun dengan dorongan rasa rindu yang mendalam, akhirnya salah satu masyarakat Kristen mengajak masyarakat Kristen yang lainnya untuk berkunjung ke tetangga Islam yang mereka tinggalkan kala itu. Ketakutan, kecemasan dan rasa trauma itu pasti ada. Tetapi masyarakat Kristen ini tetap mengadakan kunjungan. Alasannya karna mereka tidak ingin memutuskan tali persaudaraan dan ingin kembali hidup dalam perdamaian.


Tepat pada saat hari Raya Idul Fitri, masyarakat Kristen mengunjungi masyarakat Islam. Tangis haru menyelimuti pertemuan pertama mereka setelah sekian lama berpisah. Berbagai kabar didapat, mulai dari kabar gembira hingga kabar haru tentang meninggalnya seseorang yang dulu sangat dikenal. Kemudian, masyarakat Islam pun berganti mengunjungi masyarakat Kristen.


Setelah adanya gerakan perempuan hebat, mereka akhirnya tidak takut lagi untuk berkunjung, merayakan perayaan Natal dan yang lainnya. Mereka kembali hidup dengan rukun dan damai.


Berdasarkan film dokumenter tersebut, dapat kita lihat bahwa persoalan isu-isu agama dapat berdampak besar bagi masyarakat. Konflik yang awalnya tidak terlalu besar ternyata dapat menjadi konflik yang luar biasa besar ketika dikaitkan dengan agama. Perpecahan pun tak dapat dihindari. Tetapi ternyata, hubungan erat yang telah lama terjalin dapat meredam efek dari perpecahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun