Mohon tunggu...
Annisa Aprilia Nilam Sari
Annisa Aprilia Nilam Sari Mohon Tunggu... Jurnalis - still learning

halo semuanya!:)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Budidaya Belimbing Dewa, Ikon Khas Kota Depok

15 Mei 2019   02:16 Diperbarui: 15 Mei 2019   02:37 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Belimbing Dewa Khas Kota Depok)

Depok - Mengkonsumsi buah-buahan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting untuk tubuh kita. Karena kandungan gizi, vitamin dan  mineralnya mampu menjaga daya tahan tubuh kita dari berbagai penyakit tanpa efek samping. Seperti buah belimbing yang memiliki khasiat menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar atau tingkat kolesterol dalam tubuh, selain itu belimbing juga memiliki kandungan vitamin C dan provitamin A, dapat membantu memperlancar pencernaan makanan, mampu mencegah penyebaran sel-sel kanker, meningkatkan daya tahan tubuh dan lain sebagainya.
Belimbing memiliki beragam macam jenisnya, diantaranya ada belimbing Bangkok, Filipina, Demak, Sembiring, Wuluh dan Belimbing Dewa. 

Namun belimbing yang paling banyak dicari di outlet-outlet buah swalayan adalah jenis belimbing Dewa. Belimbing Dewa mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga Anda, apalagi bagi warga Depok, Jawa Barat. Buah istimewa satu ini memang menjadi icon dan kebanggaan kota Depok.
Begitu banyaknya manfaat yang terkandung di dalam buah belimbing, maka tidak ada salahnya jika kita membiasakan diri mengkonsumsi buah ini setiap hari serta membudidayakannya dan dijadikan sebagai peluang yang menjanjikan. 

Depok telah lama dikenal sebagai kota belimbing. Sebutan tersebut telah ada sejak tahun 2007. Saat ini ada sekitar 600 petani belimbing yang tersebar di enam kecamatan. Setiap petani rata-rata memiliki luas lahan 500 meter persegi sampai 3 hektar. Setiap 500 meter lahan dapat ditanami 16 hingga 20 pohon belimbing.

Belimbing memiliki nama ilmiah Averrhoa carambola L. Buah ini merupakan tanaman asli kawasan Asia Tenggara. Pohon belimbing memiliki tinggi 5 – 12 meter. Bunganya berbentuk lonceng dan berwarna merah keunguan. Buah yang sudah matang berwarna kuning hingga kuning kemerahan. Buah ini cocok dibudidayakan di daerah tropis seperti Indonesia. Selain Depok, Blitar dan Pekalongan adalah dua kota yang dikenal sebagai penghasil belimbing di negara kita.

Lokasi Agrowisata Belimbing Dewa

Jika ingin melihat langsung perkebunan buah yang dalam Bahasa Inggris disebut starfruit ini Anda bisa datang ke Kelurahan Pasir Putih, Sawangan, Depok. Belimbing dari perkebunan ini memiliki beberapa keunggulan dibanding buah yang dihasilkan daerah lain yaitu warnanya yang menarik dan rasanya manis. Setiap buah memiliki berat 150 gram sampai 350 gram. Karena inilah buah yang dihaslikan petani Depok disebut belimbing dewa.

Pemerintah Kota Depok menjadikan Kelurahan Pasir Putih sebagai agrowisata belimbing bukan hanya karena lahan perkebunannya yang luas. Desa di kecamatan Sawangan ini juga memiliki koperasi serta tempat pengolahan belimbing yang bernama Pusat Koperasi Pengembangan dan Pengolahan Belimbing Dewa.

Sebagai buah tangan tentu Anda dapat membeli buah belimbing langsung dari petani. Buah belimbing segar juga tersedia di koperasi. Setiap hari para petani memang selalu menyetorkan hasil pertaniannya ke koperasi. Satu kilogram belimbing dewa dihargai antara Rp 5.500 sampai Rp 6.500. Selain buah asli Anda juga bisa membeli aneka olahannya seperti manisan, jus, sirup, keripik, wingko, hingga mayonnaise. Anda juga dapat membeli dodol belimbing Rasa Dewa yang telah menjadi ikon oleh-oleh

Budidaya Belimbing Dewa

Bibit ditanam dengan lebar lubang 1m dan dengan kedalaman 70cm. Kemudian tanah diberi pupuk kandang dan sedikit NPK mutiara. Pupuk kandang inilah yang membuat buah belimbing terasa manis. Pada umur 2 tahun, pohon belimbing sudah mengeluarkan buah sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Namun, untuk mampu menghasilkan buah 50kg per pohon membutuhkan waktu lebih dari 5 tahun. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun