Milenials, Tak Usah Ragu Beribadah Haji di Usia Muda!

Umumnya orang melaksanakan ibadah haji ketika sudah memasuki usia lanjut. Sampai detik ini, hampir seluruh jamaah haji Indonesia di dominasi oleh para jamaah yang berusia 50-70 tahun. 

Kementerian Agama RI menyebutkan bahwa jumlah jamaah haji pada rentang usia 51-60 tahun sebesar 77.384 jamaah, dan kelompok usia 61-70 tahun mencapai 46.915 jamaah. 

Anggapan ini tentunya dapat bergeser dan perlahan berubah ke arah yang lebih baik. Saat ini banyak sekali generasi milenial yang mulai berhijrah dan mengutamakan hidup dengan bernilai ibadah dan tentunya memiliki impian untuk melaksanakan rukun islam yang terakhir ke tanah suci Makkah.

Haji Muda atau berangkat haji di usia muda memiliki keistimewaan tersendiri. Pasalnya, berangkat haji di usia muda akan memberikan kenyamanan beribadah karena kondisi tubuh yang masih bugar dan kuat. Apabila tubuh sehat, tentunya pelaksanaan ibadah haji dapat dilakukan dengan khusyuk dan optimal. 

Seperti dilansir dari Republika (2/07/2020), Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengungkapkan, dalam dua tahun terakhir pertumbuhan pendaftar haji di usia muda atau dibawah usia 30 tahun, masing-masing meningkat sebesar 17% dan 42% dari tahun sebelumnya.  

Indonesia per tahun 2020, masa tunggu pemberangkatan haji semakin panjang, yaitu dalam jangka 13 tahun sampai 43 tahun. Jadi, jika seandainya pendaftar berusia 25 tahun, pendaftar tersebut paling cepat bisa berangkat pada usia 38 tahun, bahkan dapat menunggu hingga berusia 68 tahun.

Alasan Generasi Milenial Sudah Harus Memprioritaskan Untuk Pergi Haji Sedari Muda  

Menunaikan ibadah haji adalah impian umat muslim di seluruh dunia karena dengan melaksanakan ibadah haji diyakini telah menyempurnakan rukun Islam yang terakhir.  

Hukumnya Fardhu 'ain, wajib bagi setiap muslim yang mampu, sekali dalam seumur hidup.  Sayangnya, untuk mewujudkan mimpi tersebut dibutuhkan persiapan fisik dan mental serta finansial yang matang.

Bayangkan saja, jika berkesempatan berangkat haji di usia lanjut, kondisi fisik akan sangat terbatas dalam melaksanakan ibadah haji. Bukan rahasia umum lagi bahwa haji adalah ibadah dengan sejumlah ritual yang membutuhkan fisik yang kuat. 

Mulai dari mengelilingi ka'bah (tawaf), berlari kecil (sa'i) dari bukit safa ke marwah, hingga melontar jumrah di Mina. Selain itu, faktanya jarak antara tenda jamaah haji Indonesia dengan titik melontar jumrah cukup jauh.