Mohon tunggu...
Annisa Nurul Koesmarini
Annisa Nurul Koesmarini Mohon Tunggu... Wirausaha - Do Good, Feel Good

Saya Senang Membaca-Menulis-Menonton-Berbisnis Jika membaca diibarat menemukan harta karun. Maka menulis seperti menjaga harta karun itu tetap abadi. Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya - Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menilik Hubungan Ibu dan Anak dari Film Lion (2016)

27 Mei 2020   22:40 Diperbarui: 27 Mei 2020   22:34 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menonton film yang diangkat dari kisah nyata ataupun biografi orang sukses, sudah menjadi hobi Saya sedari dulu. Sebab cerita tersebut terasa lebih nyata, lebih membumi, lebih dekat, dan lebih humanis di mata Saya. Sehingga Saya merasa, lebih banyak hal yang bisa direnungi dari kisahnya, banyak sisi positif yang bisa diterapkan, dan lebih banyak hikmah yang bisa Saya reguk di dalamnya.

Salah satu film yang mau Saya angkat kali ini ialah film berjudul Lion yang diadaptasi dari kisah nyata berjudul "A Long Way Home" di tahun 2013.

Selain karena yang memainkan film ini adalah salah satu aktor favorit saya, Dev Pattel (juga Saya tonton filmnya di Slumdog Millionaire, The Man Who Knew Infinity, Chappie, The Last Airbender, The Wedding Guest, The Road Within, hingga Hotel Mumbai yang terbaru), film Lion ini juga menyuguhkan pemandangan-pemandangan eksotis khas latar Australia dan latar India serta menjadi film Australia yang meraup keuntungan tertinggi sepanjang sejarah dan menyabet penghargaan, seperti BAFTA Awards dan beberapa nominasi Oscar untuk film terbaik, aktor pembantu terbaik (Dev Patel), aktris pembantu terbaik (Nicole Kidman), dan skenario adaptasi terbaik.

Setelah menonton film Lion (2016) yang mengangkat kisah true story Saroo Brierley (diperankan oleh Sunny Pawar saat kecil dan Dev Pattel saat dewasa) yang tersesat (get lost) dari kota kelahirannya karena ia bersikeras ingin ikut kakaknya (Guddu) yang bekerja malam hari, namun ia tidak bisa mengikuti karena mengantuk dan tertidur di peron stasiun, dan kakaknya meninggalkannya karena harus bekerja.

Cerita kemudian bergulir dengan cepat menuju kisah perjuangannya ketika mencoba menemukan kakaknya, lalu bertahan hidup di Kolkata, hingga akhirnya berujung diadopsi dengan keluarga penuh cinta John and Sue di Tasmania, Australia.

movieblog.it
movieblog.it
Menonton film ini, Saya jadi paham bahwa ada beberapa film yang memang dibuat khusus untuk mengkampanyekan program yang didukungnya. Sama seperti film Lion (2016) ini yang dibuat untuk mendukung anak-anak jalanan di India dan di seluruh dunia agar bisa dibantu.

Pola hubungan ibu dan anak juga bisa kita lihat disini dari percakapan serius antara Saroo dewasa dan ibu yang mengadopsinya sejak kecil, Sue. Meskipun Sue bukan ibu kandungnya dan meskipun ia bisa melahirkan, ia memilih untuk mengadopsi anak-anak yang bermasalah, agar jumlah populasi anak-anak bermasalah bisa berkurang setidaknya dan agar anak-anak tersebut juga mendapatkan kasih sayang yang sama dengan anak-anak lainnya yang memiliki ibu dan ayah.

Menurut Saya, motivasi ini sungguh sederhana namun begitu powerful buat Saya. Mungkin nantinya, Saya juga bisa mengikuti jejak Sue, menjadi ibu yang baik untuk anak-anak yang diadopsi ataupun anak yang tidak dilahirkan dari rahimnya sendiri.

Keharuan semakin menyelimuti Saya ketika Saroo akhirnya bisa menemukan ibu kandungnya kembali di Ganesh Talai India pada 12 Februari 2012. Setelah menghilang selama 25 tahun. Di sini kita melihat bahwa ikatan yang bernama ibu dan anak sampai pun tidak akan bisa terpisahkan (apalagi anak dan ibu kandung).

Terbukti dengan ibunda Saroo yang terus mencari anaknya. Dan juga tak pernah berhenti berharap anaknya dapat kembali, dan ia tetap menunggu serta tidak pindah dari kediamannya. Ia tetap setia menunggu disana.

Diakhir cerita film ini, ditutup dengan flashback foto foto silam mereka dan lagu Never Give Up dari Sia membuat scene film ini semakin sempurna di mata Saya. Ditambah dengan scene film yang ditayangkan bahwa di tahun 2013 Saroo mengajak ibunya Sue bertemu dengan ibu kandungnya (Kamla).

aliefworkshop.com
aliefworkshop.com
Pada akhirnya Saya juga mengerti mengapa film ini diberi judul Lion. Sebab Saroo selama ini salah menyebut (mispronouncing) nama aslinya sendiri, yang seharusnya sheru. Sheru yang artinya Lion.  Kisah ini tentang perjuangan dirinya, menemukan apa yang disebut home atau akar jati dirinya berasal, sebab sejatinya semua manusia pasti merasa curious dengan asal jati dirinya dan dengan berpijak pada dasar yang kuat, ia akan lebih stabil dalam menatap dan menghadapi masa depan/tujuan hidupnya.

Akhir kata dari Saya, selamat menemukan jati diri Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun