Mohon tunggu...
Annisa Nurul Koesmarini
Annisa Nurul Koesmarini Mohon Tunggu... Wirausaha - Do Good, Feel Good

Saya Senang Membaca-Menulis-Menonton-Berbisnis Jika membaca diibarat menemukan harta karun. Maka menulis seperti menjaga harta karun itu tetap abadi. Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya - Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Tenant Inkubator Bisnis Science Techno Park (STP) IPB dalam Membantu Penanggulangan Wabah Covid-19

17 April 2020   23:34 Diperbarui: 17 April 2020   23:39 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi global disebabkan karena virus corona ini telah menciptakan kepanikan luar biasa di sekitar 200 Negara yang ada di dunia. Beberapa fenomena seperti omzet penjualan yang menurun, terjadinya PHK besar-besaran, dan lain sebagainya sedang dan sudah menghantam perekenomian kita. 

Namun di sisi lain, Saya melihat dengan mata kepala sendiri, ada beberapa tenant (sebutan untuk startup binaan inkubator bisnis) dari Inkubator Bisnis Science Techno Park (STP) IPB yang tetap bertahan karena memiliki mindset yang tepat dalam menghadapi zaman yang penuh dengan ketidakpastian ini dan ikut membantu penanggulangan wabah Covid-19 atau yang lebih kita kenal dengan Corona.

Seperti pada tenant BIKI (Berkah Inovasi Kreatif Indonesia) yang fokus pada membangun integrated technological innovations di bidang pertanian yang memproduksi produk bernilai tambah tinggi, ramah lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat, selama Corona permintaan dan omzet penjualan mereka naik sampai dengan 30% atau kira-kira 20-50 juta setiap harinya. CEO PT. BIKI, Hafid Rosidin menerangkan, "Pada awalnya kapasitas produksi maksimal perusahaan kami bisa memproduksi 1000 pcs Hand Sanitizer per hari dari bahan Chitosan (kulit udang, kepiting dan semua yang berasal dari Crustaceae 100% alami). Setelah adanya wabah Corona, kami mulai menambah personil dan alat produksi serta mengatur sistem kerja shift sehingga kapasitas per hari bisa memproduksi sampai 4000 pcs Hand Sanitizer".

dokpri
dokpri
Permintaan datang dari berbagai channel mulai dari perseorangan (reseller), distributor dan agen, sekolah, kantor, dan lain-lain. Channel utama yang digunakan adalah online marketing di sosial media dan dibantu berbagai jasa pengiriman sehingga kami hampir sudah mengirim ke seluruh pulau di Indonesia. Tantangan yang dihadapi PT. BIKI adalah harus cepat dan responsive melihat peluang sehingga mereka mengupayakan rekrutmen yang tepat dan cepat, menambah mesin produksi, dan membuat sistem kerja shift yang efektif dan produktif sehingga permintaan konsumen bisa dipenuhi.

Ada juga tenant STP IPB yang bernama Ecodoe yang pada awalnya menjual paket seminar kit, di tengah pandemi Covid-19 ini kemudian menjadi early seller untuk produk-produk relevan dengan penanggulangan wabah Covid-19. "Karena banyak komunitas penjahit yang dinaungi Ecodoe, kami mengarahkan mereka untuk produksi masker kain dan baju APD. Hanya dalam 3 hari launching tanpa biaya iklan, kami bisa menerima lebih dari 200.000 pcs permintaan", begitu penuturan Laras selaku CEO Ecodoe.

Ecodoe bahkan menyalurkan donasi ke beberapa lembaga seperti Kurir Kebaikan yang realisasinya dilakukan di Bogor, Jakarta dan Kota Batu Malang, serta donasi APD dan hand sanitizer langsung ke RSIA dan beberapa tenaga medis di Jawa Barat.

"Omzet Maret sebenarnya tumbuh naik 26% dibandingkan Februari. Untuk produk emergency kit Covid-19 banyak dibeli oleh konsumen dari luar Jawa. Sedangkan produk utama kami sebenarnya fokus di Jawa dan kota-kota besar di Indonesia. Hal ini cukup menyedihkan jika dilihat realitas di lapangan bahwa akses masyarakat luar Jawa akan produk atau fasilitas kesehatan masih sangat minim dan mahal. Kalaupun ada konsumen dari Jawa yg membeli alkes kami, biasanya justru dari kabupaten yang cukup terpencil karena mayoritas di sana langka sekali produk-produk ini", tambah Beliau menerangkan.

dokpri
dokpri
Selama ini Ecodoe menjual souvenir dan paket seminar kit melalui digital marketing, namun khusus produk penanggulangan wabah Covid-19, Ecodoe mengandalkan referral dan customer list agar dapat hemat anggaran pemasaran. Dari segi tantangan, minggu lalu Ecodoe menerima permintaan 10 juta pcs masker namun karena kapasitas produksi  masih kecil, sehingga belum bisa memenuhi inquiry tersebut.

dokpri
dokpri
Bercerita tentang tantangan secara internal, sebagai leader, Laras melihat bagaimana cara mengukur produktivitas tim berdasarkan proses dan hasil, bukan lagi tentang jam kerja. Hal ini memudahkannya untuk memilih tim yang memang bagus untuk dipertahankan, mana yang perlu diberikan challenge dan motivasi serta mana yang memang sudah tak sesuai dengan kultur budaya perusahaan. Hal lain yang ia ambil hikmahnya dari pelajaran bab Covid-19 ini yakni perlunya melakukan rethinking atas business model perusahaan dan Kaizen (perubahan bertahap) atas sistem manajemen perusahaan sehingga Ecodoe bisa lebih kokoh lagi.

Lalu, ada Rumah Rumput Laut (RRL) yang melakukan strategi gebrakan dengan melakukan sale semua produk, dengan tujuan memberikan kesan dengan adanya potongan harga agar produk Wedlyn menemani kegiatan selama #dirumahsaja, lalu melakukan kemitraan (partnership) jasa dengan tenant lain agar karyawan Wedlyn tetap memiliki penghasilan. RRL juga me-launching antiseptic gel yang merupakan produk partnership dengan tenant lain. RRL menjadi tempat produksi, jasa produksi dan penggunaan merk Wedlyn. Terbukti, penjualan antiseptic gel dengan harga terjangkau membuahkan hasil tingginya pembelian.

dokpri
dokpri
Kemudian, ada tenant Infinity yang core business-nya adalah jasa mendesain dan cetak/print 3 dimensi, di tengah masa pandemi Covid-19 ini, mereka memproduksi face shield (pelindung wajah) dan sudah mengirimkan produk mereka ke seluruh propinsi di pulau Jawa, NTT, NTB, Lampung dan Padang. Mereka memulai dengan donasi terlebih dahulu (ilmu sedekah bekerja, karena barangsiapa yang membantu orang lain, niscaya akan dibantu Tuhan), kemudian pelanggan mulai mereferensikan produk mereka kepada individu dan organisasi, lalu organisasi tersebut yang mengirimkan sendiri ke rumah sakit. Infinity melakukan proses produksi dari mulai pembuatan rangka atau cetak 3D printing, finishing (cutting dan melubangi mika, karet, amplas rangka), sterilisasi menggunakan UV-C, dan packing bertempat di kawasan inkubator bisnis STP IPB lokus Leuwikopo. Saat ini Infinity sudah memiliki kapasitas produksi 100-150 pcs per hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun