Mohon tunggu...
Annisa Nurul Koesmarini
Annisa Nurul Koesmarini Mohon Tunggu... Wirausaha - Do Good, Feel Good

Saya Senang Membaca-Menulis-Menonton-Berbisnis Jika membaca diibarat menemukan harta karun. Maka menulis seperti menjaga harta karun itu tetap abadi. Menulislah dan biarkan tulisanmu mengikuti takdirnya - Buya Hamka

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

4 Mindset Penting yang Diperlukan agar Mampu Bertahan dan Beruntung di Zaman yang Penuh Ketidakpastian

11 April 2020   03:00 Diperbarui: 11 April 2020   03:07 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
smartchinasourcing.com

Memilih berkarir di dunia startup dan inkubasi bisnis di Science Techno Park IPB University membuat Saya banyak bertemu dan terekspose dengan berbagai pemikiran dari macam-macam orang. Kebanyakan yang Saya kenal berasal dari kalangan Akademisi (Dosen IPB, Mahasiswa, Peneliti), Businessman (Pengusaha, UMKM dan startup), Komunitas (baik komunitas hobi maupun komunitas bisnis), dan Pemerintah (baik Pemkot maupun Pemkab).

Dari pertemuan dengan berbagai macam latar belakang tersebut, membuat Saya jadi sedikit memahami berbagai sudut pandang cara orang melihat sesuatu, cara bersikap, dan cara mengambil keputusan (melihat dengan helicopter view). Hal inilah yang sedikit banyaknya memengaruhi pemikiran dan pengambilan keputusan Saya, termasuk dalam hal menjaga kestabilan finansial di keluarga kecil Saya.

Sebab sebelum berbicara kepada hal yang besar seperti kestabilan keuangan negara Indonesia, ada baiknya kita coba untuk sedikit fokus kepada hal kecil yang bisa kita lakukan saat ini dan sekarang, menjaga kestabilan keuangan keluarga kita dan kemudian membantu teman-teman di sekitar kita untuk tetap stabil dan terhindar dari krisis.

Saya jadi ingat ada ungkapan, "cara untuk mengurangi kemiskinan dan kebodohan di Indonesia adalah dengan cara tidak menjadi bagian di dalamnya".

Di tengah kondisi yang tidak pasti ini, biasanya di dunia bisnis dan militer dikenal dengan istilah VUCA yang merupakan singkatan dari Volatile (bergejolak), Uncertain (tidak pasti), Complex (kompleks), dan Ambigue (tidak jelas), human capital yang bertalenta-lah yang menjadi sebuah keunggulan, bukan lagi kondisi geografi, mesin dan modal.

Mereka yang dapat membaca tren masa depan, mampu menyesuaikan diri dengan berbagai situasi, dan mengambil tanggungjawab dengan pilihan yang dipilihnya (tidak memiliki pikiran sebagai korban), tentulah yang akan survive bertahan melewati badai ketidakpastian (yang pasti akan selalu ada di setiap zaman). Ini mindset pertama yang harus dipahami.

Mindset kedua adalah setiap kejadian bersifat netral. Kitalah yang memberikan makna terhadap kejadian itu dan orang sukses adalah orang yang bisa memberikan makna positif dari setiap episode dalam kehidupannya.

Ambil contoh misalnya kita melihat ular yang berada di suatu kawasan objek wisata. Ketika kita merasa takut atau bahkan sampai fobia, tentunya kita akan mencari segala cara untuk menghindarinya dan berteriak kencang sekali jika ada yang mencoba untuk menaruh ular itu dekat dengan tubuh kita. Betul tidak? Hehehe...Saya dulu gitu soalnya.

Namun ketika Saya mencoba untuk memberikan makna yang berbeda terhadap binatang melata yang bernama ular ini, merubah sedikit mindset/pola pikir/paradigma/cara Saya dalam memandang sesuatu dan sedikit keberanian untuk mengambil keputusan berubah dari keadaan tersebut, mencoba mendekat sejenak untuk mengenali rasa takut yang bersemayam itu, kemudian mencoba untuk break the chain (putuskan rantainya) dengan chit chat berkomunikasi dengan pawang ular yang berada disitu, sambil mendengarkan tips-tips berharganya bagaimana membuat ular nyaman, kemudian take action sesuai tips pawangnya, sambil Saya modifikasi sedikit agar kepala ularnya tidak langsung bertatapan langsung dengan Saya, akhirnya Saya berhasil menaklukkan rasa takut tersebut dan sekarang jadi ketagihan ingin pegang ular kalau ketemu. Hehehe...Segala sesuatu yang berkaitan dengan hewan melata menjadi sebuah hal normal (new normal) buat Saya.

Teman-teman juga bisa melihat interaksi Saya dengan tarantula di channel youtube Annisa Nurul Koesmarini. Setidaknya itulah hal yang Saya rasakan.

dokpri
dokpri
Jika Opa Manusia Lembah memiliki teori monyet, maka izinkan Saya menyebutnya teori ular ala Nisa. Saya mencoba menganalogikan rasa takut terhadap ular tadi dengan rasa takut ketika menghadapi zaman yang penuh ketidakpastian ataupun orang ada yang menyebutnya sebagai krisis, rasa takut terhadap perubahan pada intinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun