"Harus kamu tahu nak, mereka pun merasakan kesedihanmu juga, bahkan mereka sangat merasa bersalah padamu dan Ibu, padahal ini bukan kesalahan mereka berdua. Mereka berdua hanya mahluk yang Allah takdirkan untuk bersatu."
Seketika aku teringat nasehat dari Mba Embun kala itu di Indomaret. Ada tiga kebaikan yang Allah berikan saat do'a kita tidak atau belum dikabulkan. Astagfirullah, aku telah lalai. Aku tidak seharusnya marah dan benci kepada mereka. Bahkan aku pun tahu bagaimana mereka bisa bertemu. Sama sekali tidak ada unsur kesengajaan. Memang sudah takdir Allah.
"Nak, mungkin ini cara Allah untuk berbicara dengan hatimu."
"Maksud Ibu ?"
"Ibu merasa Allah sedang mengajakmu berdialog dengan semua kejadian ini. Apakah kamu tidak merasa ? Allah seperti berkata padamu, hay Senja, akan Aku beri kamu sebuah ujian, karena Aku tahu kamu hambaku yang luar biasa. Akan Aku uji kamu dengan apa-apa yang kamu sayangi sepenuh hati. Apakah kamu bisa ikhlas?"
"Jika bisa, maka Aku akan berikan padamu sebuah hadiah diakhir perjalanan mu. Dan Aku naikkan level keimananmu. Karena berate kamu sudah paham, bahwa semua yang ada di dunia ini hanya titipan."
"Masyaallah.." Tangisku semakin deras mendengar penjelasan Ibu. Sungguh betapa beruntungnya aku menjadi hamba pilihan Allah untuk boleh ikut ujiannya dan naik kelas.
"Tapi bu, kenapa aku ?" Kataku masih sedikit ragu.
"Kenapa tidak kata Allah?" Jawab Ibu mantap sambil mengusap air mataku.
Subhanallah, terimakasih Allah telah membuatku belajar berkali-kali. Maafkan aku yang sering berburuk sangka pada Mu.
***