Mohon tunggu...
annisa nur afifah
annisa nur afifah Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa, yang berusaha ada dimana saja

contact me : IG : @annisa.naff e-mail : annisanurafifah36@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Embun Senja Bab II

20 September 2022   11:00 Diperbarui: 20 September 2022   13:59 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: weddingchicks.com /Pinterest

“ Senja, bersyukurlah saat doamu dikabulkan, berarti Allah meridhoi, berarti Allah sayang. Setelah ini, tugasmu dimulai, untuk memastikan bahwa kamu tidak akan pernah lupa bersyukur atas pemberian Allah.”

Aku hanya terdiam, mendengarkannya.

“Setahun yang lalu, aku juga di posisimu. Sangat berbunga menunggu hari bahagia. Namun, mungkin saat itu aku sedikit terlena akan kebahagiaan dunia. Hingga aku sedikit lupa bersyukur pada-Nya.” Dia memutar cangkir kopi di tangannya.

“Setelah dua tahun berdoa, akhirnya Allah tunjukkan jawaban. Datang seorang lelaki yang sholeh kepadaku dan memintaku secara terhormat kepada Bapak Ibu, untuk menjaga dan membahagiakanku. Yang kemudian aku terima niatnya dengan suka cita. Rasanya saat itu hanya ada bahagia, tak ada cacatnya hidup ini.” Dia menghela nafas sejenak.

“Namun ternyata Allah lebih sayang, padaku juga pada dia. Sebulan sebelum pernikahan kami, dia berpulang, sebelum sempat menunaikan janjinya padaku. Menjadikan aku istrinya.” Kini Air mata menetes di pipinya. Aku masih terdiam tak tahu harus bagaimana.

“Buku yang selalu ku bawa ini, hadiah terakhir dari nya.” Dia menunjukkan buku itu padaku. “Menjadi Istri Shalehah” Tulisan yang ku baca pada sampul nya.

“Semua itu kenangan yang mebahagiakan, sampai hari ini pun aku masih menghormatinya.” Dia tersenyum padaku, seolah sebelumnya seperti tidak menceritakan kesedihan.

“Mba, aku minta maaf ya Mba, aku ndak menyangka kalau ternyata…” Aku tak mampu meneruskan kalimatku.

“Nggak papa, memang itu faktanya. Sehingga aku sangat bahagia melihatmu saat ini. Sampai di titik ini. Aku berdoa semoga memang dia yg dijodohkan untuk mu hingga jannah-Nya nanti.” Kali ini Mba Embun yang meraih tanganku.

“Terimakasih Mba” Tak terasa air mataku menetes, rasanya aku sangat bersyukur untuk kebahagiaan hingga hari ini.

“Akhirnya aku tahu mba, apa yang membuatmu special dimataku.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun