Mohon tunggu...
Politik Pilihan

Tersebar Fitnah Terkait Presiden Jokowi Menjadi Imam Salat di Afganistan

31 Januari 2018   12:48 Diperbarui: 31 Januari 2018   14:00 2969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo berkunjung ke Afghanistan. Sebuah negara di Asia Tengah.Dalam kunjungan tersebut, menjadi kebanggan bagi kita semua karena Presiden Jokowi diminta menjadi imam sholat diantara Presiden Afghanistan dan para ulama di sana.  Shalat berjemaah itu dilakukan di masjid kompleks Istana Kepresidenan Agr, Kabul.

Foto saat Presiden Jokowi menjadi imam pun tersebar luas di media sosial. Dan menuai pujian dari berbagai pihak. Namun, tetap saja ada beberapa pihak yang menyebarkan berita fitnah dan informasi hoax di media sosial atas kejadian tersebut.

Mereka yang membenci Presiden Jokowi menyebarkan foto yang mirip, namun posisi Jokowi dalam sholat berbeda. Dalam foto itu, diperlihatkan Jokowi bersama Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berada di saf makmum pertama, bukan sebagai Imam sholat. Atas perbedaan tersebut, mereka menyebutkan bahwa itu terjadi karena ada kesalahan rakaat yang dialami oleh Presiden Jokowi, sehingga harus diganti oleh ulama setempat.

Padahal faktanya tidak seperti itu. Berita hoax yang disebar oleh "kaum bumi datar" tersebut juga dibantah oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, yang ikut dalam rombongan tersebut. Anung menyebutkan bahwa shalat berjamaah memang dilakukan dua kali. Pertama, dilakukan shalat Dzuhur, di mana Jokowi menjadi imam shalat. Setelah itu, dilakukan shalat ghaib, di mana Jokowi sudah tidak lagi menjadi imam.

Saat sholat ghaib itu, Jokowi mundur dari posisi imam dan mengisi shaf pertama, berdiri tepat di samping Presiden Ghani. Sementara pria yang semula ada di samping Ghani lalu mengambil posisi imam. Foto yang disebar para pembenci Presiden tersebut adalah foto saat sholat ghaib.

Shalat ghaib itu dilakukan untuk mendoakan warga Afghanistan yang tewas dalam berbagai serangan teror beberapa hari terakhir. Mengingat sebelum Presiden Jokowi datang serangkaian teror menyergap warga Afghanistan.

Berita fitnah dan informasi hoax tersebut disebarkan dengan tujuan yang sangat politis. Mereka berusaha menyudutkan pemerintahaan Presiden Jokowi dengan informasi yang sesat.

Secara awam pun, kita bisa menerka bahwa itu kabar bohong karena para penyebarnya bukanlah saksi mata di lapangan. Mereka hanyalah mengarang cerita sesuai dengan versinya saja.

Mereka mengambil foto pada momen yang berbeda, kemudian dirangkai seakan menjadi satu peristiwa. Terus dibumbui oleh karangan cerita untuk menjatuhkan nama baik Presiden Jokowi di mata masyarakat Indonesia sendiri.

Di sisi lain, kita juga bisa tahu isu yang disebarkan oleh para pembenci itu sebagai fitnah dan informasi hoax karena begitu banyak media mainstream yang kredibel sudah memberitakan bahwa Presiden Jokowi memang menjadi Imam sholat. Itu pun jumlahnya juga lebih dari satu. Artinya, verifikasi dan tri-angle crosscheck sebagai komparasi bisa dilakukan. Maka kabar bahwa Presiden Jokowi menjadi Imam adalah informasi yang valid.

Karena itu, informasi dari para pembenci Presiden Jokowi itu tidak bisa dibenarkan. Dari sisi angle dan waktu sudah begitu berbeda. Apalagi soal fitnahnya terkait kesalahan rakaat. Sungguh sebuah fitnah yang keji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun