Mohon tunggu...
Annisa DivaAulia
Annisa DivaAulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Hai aku Annisa Diva Aulia mahasiswa Antropologi Universitas Airlangga 2021

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Mental Remaja Selama Pandemi Covid-19

1 Juli 2022   15:13 Diperbarui: 1 Juli 2022   15:21 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

A. Kesehatan Mental Remaja Selama Covid-19

Adanya pandemi Covid-19 membuat terjadinya situasi baru dalam dunia pendidikan, banyak sekolah ditutupp serta adanya pembelajaran jarak jauh yang menyebabkan pembatasan terhadap aktivitas siswa yang penting bagi keseharian serta tumbuh kembang siswa. Data dari UNICEF pada tahun 2020 menyatakan bahwa 99% (2,34 miliar) anak dan remaja di bawah 18 tahun mengalami perasaan cemas, terisolasi, terkurung, serta tertekan dengan banyaknya tugas akademik serta perubahan hidup selama pandemi. Sumber stress akademik yang dialami remaja berasal dari situasi yang monoton, tugas yang menumpuk, ketidakjelasan, aturan yang membingungkan, harapan yang mengada-ada, keadaan bahaya, kehilangan kesempatan, diacuhkan, tidak dihargai, deadline tugas yang mepet, serta tuntutan yang saling bertentangan (Kirana et al., 2021)


Mental Health America melaporkan bahwa dampak kesehatan mental dari Covid-19 lebih terasa pada kelompok usia di bawah 25 tahun dan menempatkan satu generasi pada risiko efek jangka panjang jika masalah ini tidak ditangani. Bukti awal menunjukkan bahwa sekitar 9 dari 10 orang muda melakukan skrining dengan depresi sedang hingga berat dan 8 dari 10 dengan kecemasan sedang hingga berat, sebagai akibat dari krisis (O’Sullivan et al., 2021)

B. Upaya Penanganan Kesehatan Mental Remaja Selama Covid-19

Salah satu upaya yang dapat diterapkan guna mengembangkan kesehatan mental remaja di lingkungan sekolah yaitu dengan mengadakan layanan bimbingan konseling pada siswa, misal layanan informasi, penguasaan konten, konseling individual, serta bimbingan kelompok. Pada keluarga, kesehatan mental dapat dikembangkan dengan kegiatan konseling keluarga yang memiliki orientasi pada pengentasan masalah yang memiliki potensi menimbulkan gangguan kesehatan mental (Ifdil, 2018)


Platform media sosial yang berbeda memainkan peran kunci dalam mendorong hubungan antara siswa dengan teman, teman sekelas, dan pendidik mereka serta dianggap sebagai sumber tepercaya untuk dukungan kesehatan mental mereka. Selain itu, media sosial juga menyediakan ruang yang cukup untuk berbagi informasi dengan orang lain tentang kesejahteraan dan kebutuhan sumber daya mereka. Kedua, kita harus turun tangan jika terjadi kasus kekerasan yang melibatkan anak-anak atau keluarganya karena sektor-sektor masyarakat tersebut mungkin tidak memiliki kesempatan untuk melaporkan dan meminta bantuan mendesak.


Demi menjaga produktivitas serta kualitas kesehatan fisik pada remaja, perlu dilakukan penjagaan kesehatan mental remaja selama masa pandemi Covid-19. Apabila kesehatan mental terjaga, maka remaja aka ntampil dengan produktif tanpa adanya gangguan mental yang ditandai dengan adanya perasaan cemas, sedih, sering menangis, tertekan, seringnya mengisolasi diri , mudah berputus asa, serta melewatkan kelas. Kondisi kesehatan mental pada remaja yang tidak terjaga dapat menimbulkan masalah yang serius mulai dari mengonsumsi narkoba, alkohol, terjebak dalam pergaulan bebas, putus sekolah bahkan berujung ke kematian akibat bunuh diri.

C. Kesimpulan

Pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap salah satu sendi kehidupan yaitu dibidang pendidikan dan hal ini memberikan efek samping terhadap kondisi kesehatan mental para pelajar, khususnya bagi pelajar di tingkat sekolah menengah atas. banyaknya tugas yang diberikan oleh guru serta deadline waktu pengumpulan yang sangat mepet sehingga remaja sulit membagi waktu untuk mengerjakan tugasnya dan harus mengorbankan waktu luangnya, kecemasan karena tidak memahami materi yang disampaikan oleh guru juga menjadi faktor penyebab gangguan kesehatan mental pada remaja. Selain itu, dari sisi keluarga adanya kondisi ekonomi keluarga yang bermasalah dan menimbulkan kondisi yang tidak kondusif di keluarga juga menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan mental pada remaja. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental remaja dapat dimulai dari diri sendiri, kerja sama antara pihak sekolah dengan tenaga profesional dari bidang psikologis, serta perhatian dari pihak orang tua dan keluarga.

Daftar Pustaka

Kirana, S. A. C. et al. (2021) ‘Upaya Pemberdayaan Siswa dalam Pencegahan Masalah Kesehatan Jiwa Selama Pandemi Covid-19 di SMA Hang Tuah 1 Surabaya’, Jurnal Abdidas, 2(3), pp. 611–616.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun