Mohon tunggu...
Annisa Bunga
Annisa Bunga Mohon Tunggu... Administrasi - Annisa Flawerilla

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kepemimpinan dalam Islam dan Masa Kini

11 November 2019   01:40 Diperbarui: 11 November 2019   01:41 2203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

            Dengan demikian menyia-nyiakan amanah sangat berbahaya, bukan saja bagi dirinya sendiri melainkan menimbulkan mudarat untuk masyarakat, bangsa dan negara, sesuai dengan kapasitas jabatan yang diembannya. Oleh karenanya, kepemimpinan mestinya tidak dilihat sebagai fasilitas untuk menguasai, tetapi dimaknai sebagai sebuah pengorbanan dan amanah yang harus diemban dengan sebaik-baiknya. Kepemimpinan juga bukan kesewenang-wenangan untuk bertindak, tetapi kewenangan untuk melayani dan mengayomi dan berbuat seadil-adilnya. Kepemimpinan adalah sebuah keteladanan dan kepelaporan dalam bertindak. Kemampuan semacam ini akan muncul jika dilandasi dengan semangat amanah, keikhlasan dan nilai-nilai keadilan.

            Ketika kita hidup dizaman yang sulit, lalu kita menatap dengan kesulitan, bernafas dengan kesulitan, mempercayai dengan kesulitan, menganalisa dengan kesulitan, mendidik dan belajar dengan kesulitan maka ketika itulah seseorang akan kehilangan identitasnya (jati dirinya) dan berjalan secara serampangan. Disinilah harus ada sesuatu penanganan khusus agar kita bisa mencabutnya dari kehidupan yang penuh dengan kesulitan. Saat berbicara tentang pemimpin, kita harus berbicara tentang sampel input yang ingin menjadi figur pemimpin, yaitu manusia. Sedangkan manusia menjalani sebagian besar waktunya di dalam pusaran pertarungan. Sehingga nyaris setiap kali ia bangkit dari satu pusaran maka ia langsung jatuh ke dalam pusaran yang lain. Saat ini banyak umat Islam yang menjadi hidup tanpa perasaan bahwa mereka memilih tujuan-tujuan mulia yang harus mereka capai. Memenuhi kebutuhan primer adalah kesibukan utama mereka.

            Bencana krisis kepemimpinan sedang melanda di negeri ini, yang ada sekarang pemimpin cenderung dijadikan sebagai jabatan prestise yang dicari banyak orang bahkan kecenderungan ini merambah ke kalangan artis. Jika dahulu Rasulullah ditawari menjadi seorang raja akan tetapi beliau tolak karena sistem yang ada saat itu adalah sistem jahil, maka Beliau membangun kepemimpinan mulai dari pondasi dasar. Sekarang para pemimpin muncul di permukaan hanya menjelang momentum pemilihan umum dan cenderung instan, banyak yang mengabaikan untuk membangun dari awal. Jabatan dijadikannya sebuah pekerjaan yang menghasilkan uang. Jika modal dahulu yang dikeluarkan untuk menjadi pemimpin menghabiskan banyak uang, maka bukan menjadi hal yang mustahil lagi untuk mengembalikan modal saat periode jabatan. Sehingga yang muncul adalah korupsi merambah diberbagai penjuru negeri ini.

            Pada masa ini, konsep-konsep kepemimpinan biasanya memisahkan antara kepemimpinan dunia dan kepemimpinan akhirat. Gaya kepemimpinan tersebut tidaklah bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Solusinya adalah kepemimpinan profetik yaitu kepemimpinan yang didasarkan pada kisah-kisah nabi yang tertulis di al-Quran, Karaktek pemimpin Islam haruslah dibentuk sejak dini.

            Seorang pemimpin dipilih untuk melanjutkan tugas kenabian yang bertanggung jawab untuk menegakkan agama dan mengatur kemaslahatan umat. Di tangannya-lah urusan umat akan berjalan dengan teratur. Baik urusan dunia maupun urusan akhirat.

            Pada saat ini juga dengan adanya pemimpin dari golongan non-muslim sebagai pemimpin di suatu wilayah mayoritas penduduk muslim juga akan berdampak pada aturan-aturan yang berlaku karena akan bertentangan dengan ajaran islam dan akan memihak golongan tertentu. Baik dalam segi agama maupun kemasyarakatan. Secara terang-terangan umat islam protes dan menolak jika aturan itu akan melanggar norma-norma agama Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun