Identitas nasional adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakannya dengan bangsa yang lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak dikaitkan dengan sebuah "identitas nasional". Namun demikian, proses pembentukan identitas nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang dan kontekstual mengikuti perkembangan zaman. Sifat identitas nasional yang relative dan kontekstual mengharuskan setiap bangsa untuk selalu kritis terhadap identitas nasionalnya serta selalu menyegarkan pemahaman dan pemaknaan terhadap jati dirinya.(A. Ubaedillah & Abdul Rozak. Hlm.51. 2003)
Identitas setiap manusia ditentukan oleh ruang hidupnya, secara alami akan berakulturasi dan membentuk ciri khas dalam norma kehidupan. Dalam antropologi identitas merupakan suatu sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri, golongan, komunitas dan negara sendiri. Identitas meliputi nilai, norma dan simbol ekspresi sebagai ikatan sosial untuk membangun solidaritas dan kohesivitas sosial untuk menghadapi kekuatan luar yang menjadi simbol ekspresi tindakan pada masa lalu, sekarang dan mendatang (Minto Rahayu.2007).
Pertanyaan kritis terhadap jargon-jargon identitas nasional yang dianggap statis perlu diupayakan sebagai upaya terus menerus mengkontekstualisasikan nilai-nilai baru yang terus berkembang ditengah masyarakat. Salah satunya yaitu, benarkah bahwa "Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mencintai dan melestarikan budayanya". Benarkah ungkapan ini masih menjadi ciri khas bangsa Indonesia saat ini?. Dunia yang makin berubah, sebagai akibat dari mengglobalnya ideologi kapitalisme, langsung maupun tidak langsung telah membentuk karakter dan pola pikir manusia Indonesia. Lambat namun pasti perubahan-perubahan akan terjadi dan jika terus dibiarkan akan berdampak negatif pada keberlangsungan bangsa.
Kewajiban kita sebagai warga negara Indonesia adalah memberikan bukti atas pernyataan tersebut dan sekaligus mencegah perubahan-perubahan negatif tersebut. Kita sebagai warga negara Indonesia harus bertanggung jawab atas jargon identitas Negara kita tersebut. Bagaimana cara membuktikannya? Yaitu dengan mencintai dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Dengan kita mencintai budaya, maka kita akan berkontribusi melestarikannya juga. Dalam pasal 32 ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 dijelaskan "Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai budayanya".
Seiring dengan berkembangnya zaman, maka segala bentuk tatanan pun terus berkembang. Budaya Indonesia pun terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan budaya ini seharusnya mampu mencegah hal-hal negatif yang akan terjadi. Kita harus mampu untuk berkontribusi lebih dalam melestarikan budaya Indonesia. Adanya inovasi-inovasi dalam melestarikan budaya dapat membuat kita lebih kreatif dalam berkarya. Tak hanya melestarikan kita pun harus mencintai inovasi tersebut. Dengan itu, kita akan sekaligus menerapkan bentuk identitas nasional.
Seperti halnya yang telah menjadi trend baru-baru ini. Para pemuda atau kaum milenial Indonesia beramai-ramai melestarikan budaya Indonesia di media sosial. Ini merupakan salah satu inovasi baru dalam melestarikan budaya. Mereka memamerkan kreatifitas mereka dalam melestarikan budaya dan membuat orang-orang yang melihatnya merasa kagum dan akhirnya mencintai budaya Indonesia. Fenomena positif ini tidak hanya memberi dampak bagi Indonesia, tetapi bagi diri kita sendiri juga. Kita akan berpikir kreatif dan inovatif untuk melestarikan budaya kita.
Inovasi terbaru dalam melestarikan budaya dapat dilakukan dengat sangat sederhana. Salah satunya, bangga mengunakan baju adat Indonesia. Seperti halnya yang banyak dilakukan para milenial Indonesia saat ini. Mereka dengan bangga mengenakan baju adat Indonesia dan mengunggahnya di media sosial dengan tujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia ikut serta dalam melestarikan budaya dengan cara yang lebih kreatif.
