Mohon tunggu...
Annisa Dwi Handayani
Annisa Dwi Handayani Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (21107030106)

Become A Great Muslimah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eksistensi Munjung Makam di Era Modern

30 Mei 2022   14:33 Diperbarui: 30 Mei 2022   15:02 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
masyarakat membersihkan area/dokpri

Kemudian, setiap keluarga akan membawa beragam jenis makanan dari rumah masing-masing yang akan dimakan bersama di sekitar makam setelah acara selesai.

dok.pribadi               
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
dok.pribadi googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});

Kemudian, acara puncak yang merupakan acara doa bersama atau tahlil yang kedua dilakukan pada pagi hari setelah shalat subuh, warga akan berkumpul kembali di area sekitar makam. Khusus untuk laki-laki berkumpul di pendopo sekitar makam untuk melakukan tahlil dan doa bersama. Sedangkan yang perempuan hanya berkumpul di sekitar makam untuk menyiapkan makanan yang akan di bagikan dan saling menukar makanan.

dok.pribadi
dok.pribadi

Dan acara terakhir dari tradisi makaman ini ialah pengajian umum yang di laksanakan pada hari sabtu malam minggu sebagai acara penutup.

Tradisi makaman merupakan salah satu warisan nenek moyang di desa Keduanan, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon yang harus dipertahankan dan dilestarikan keberadaannya oleh generasi muda agar tidak hilang. Tradisi makaman juga memiliki tujuan yang mulia untuk menjaga silaturrahim antar warga desa dan mendoakan keluarga (orang tua) yang sudah meninggal dunia.

 Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi makaman juga perlu dimiliki oleh generasi muda agar lebih berkualitas sebagai penerus bangsa. Hal tersebut juga sesuai dengan kearifan budaya jawa "eling sangkan paraning dumadi, mikul dhuwur mendem jero, rukun agawe sentoso" (Kita harus mengingat asal-usul agar kehidupan kita menjadi rukun dan tentram.

Yuk Lestarikan Budaya Kita!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun