Mohon tunggu...
Annisa Putri
Annisa Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Andalas

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konsumsi Dakwah di Masa Pandemi

5 Maret 2021   20:54 Diperbarui: 5 Maret 2021   21:18 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia ini sedang dihadapkan pada permasalahan global yaitu wabah virus corona. Hingga saat ini virus tersebut terus mengalami penaikan kasus. Pemerintah menghimbau masyarakat agar diam dirumah saja. Akan tetapi masyarakat juga butuh penghasilan untuk makan, serta kebutuhan lainnya. tidak mungkin berdiam saja dirumah dalam waktu yang tidak tau kapan akan berakhir. Lalu pemerintah menetapkan New Normal. Kenormalan baru yang banyak di gunakannya kata " untuk pertama kalinya". Untuk pertama kalinya kita harus berjauhan, untuk pertama kalinya kemana-mana harus memakai masker, dll. Meskipun begitu tidak menyurutkan silaturahim antar sesama kita, kita tidak boleh kalah dengan keadaan, harus terus bangkit , dengan kecanggihan teknologi saat ini, kita bisa melakukan segala hal secara virtual.

            Salah satunya kegiatan Dakwah. Dakwah merupakan upaya mengajak umat manusia untuk amar ma'ruf nahi munkar. Manfaat dakwah dapat diartikan meningkatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan keterampilan jamaah, serta memberantas kebodohan agar umat dapat memperoleh kehidupan yang bahagia yang diridhoi oleh Allah SWT.

           Dakwah bisa didapatkan melalui berbagai media, seperti media cetak berupa buku, media elektronik, dan media sosial. Namun akan lebih terasa hikmadnya jika bertatap langsung. Yang dahulunya bisa dilaksanakan ditempat ibadah dan disaksikan secara langsung, namun sekarang terbatasi akibat virus Covid-19. Praktik dakwah ditengah pandemi ini dapat mencontoh salah satu strategi-strategi yang sudah dilakukan sebelumnya,seperti praktik dakwah yang dilakukan jama'ah Tablig Bantarkawung. Dalam perjalanannya, gerakan ini tersistematis dengan baik. Disetiap daerah mereka memiliki markas-markas yang dijadikan sebagai pusat pergerakannya. Setiap markas tersebut memiliki penanggung jawab yang bertugas mengontrol aktivitas anggotanya. Selanjutnya,setiap penanggung jawab tersebut memberikan laporan kepada pihak di Provinsi dan seterusnya. Apabila dilakukan dengan ikhlas maka segala sesuatu nya akan berjalan dengan baik,termasuk semangat para pejuang dakwah,mereka akan melakukan segala cara agar dakwah tetap bisa di hidupkan tanpa ada rintangan yang berarti.

           Sejauh pengamatan selama ini, kegiatan dakwah masih dilaksanakan seperti biasanya, namun harus dengan protokol kesehatan. Untuk meminimalisir terjadinya penyebaran virus, akan  lebih baik yang datang menyaksikan hanya orang-orang didaerah itu saja. Masyarakat luar jika ingin menyaksikan bisa melalui streaming youtube.

           Didaerah saya sendiri yaitu di Kabupaten Rokan Hulu,Provinsi Riau belum termasuk keadaan gawat covid-19, namun dalam perkumpulan dakwah, protokol kesehatan  tetap diterapkan oleh aparat. Seperti membatasi jamaah, memakai masker serta selalu mencuci tangan. Pengisi ceramah pun tidak boleh yang berasal dari luar daerah, sebisa mungkin yang masih termasuk warga di daerah sini. Kebanyakan selama pandemi ini orang-orang hanya menyaksikan kajian via virtual seperti live streaming, video dakwah di instagram, serta webinar-webinar online yang dilaksanakan banyak kalangan secara gratis, untuk menunjang kebutuhan dakwah seseorang.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun