Mohon tunggu...
ANNISA RIDHA N
ANNISA RIDHA N Mohon Tunggu... Mahasiswa - ~

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Pendidik dalam Regulasi Emosi Anak Usia Prasekolah

7 Desember 2022   23:05 Diperbarui: 7 Desember 2022   23:18 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Regulasi emosi merupakan suatu kapasitas untuk mengontrol dan menyesuaikan emosi yang timbul pada tingkat intensitas yang tepat guna mencapai suatu tujuan. Menurut psikologi regulasi emosi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menilai, mengelola, mengatasi, serta mengungkapkan emosi yang tepat dalam rangka mencapai keseimbangan emosional. Sedangkan menurut Gross dalam (Horne, 2017)menyatakan bahwa regulasi emosi ialah strategi yang dilakukan secara sadar ataupun tidak sadar untuk mempertahankan, memperkuat atau mengurangi satu atau lebih aspek dari respon emosi yaitu pengalaman emosi dan perilaku. Seseorang yang memiliki regulasi emosi dapat mempertahankan atau meningkatkan emosi yang dia rasakan yaitu positif maupun negatif. Begitu juga dengan sebaliknya, seseorang dapat mengurangi emosinya positif maupun negatif. Dapat dikatakan bahwa regulasi emosi adalah proses dimana intrinsik serta ekstrinsik yang dapat mengontrol dan menyesuaikan emosi yang mungkin muncul di tingkat intensitas yang tepat. Untuk mencapai suatu tujuan yang meliputi kemampuan mengatur perasaan, reaksi fisiologis, cara berpikir seseorang, respon emosi.

Kemudian bagaimana anak usia prasekolah dapat meregulai emosinya?

Pada prasekolah anak-anak belajar dalam menguasai serta mengekspresikan emosi. Pada usia prasekolah, regulasi emosi menjadi salah satu aspek penting dalam perkembangan sosial dan kognitif anak. Pada anak usia dini, regulasi emosiya digambarkan atau ditunjukkan pada kemampuan si anak ketika mengomunikasikan perasaannya serta mengenali emosi diri sendiri dan orang lain. Ketika anak dapat meregulasi emosinya maka anak tersebut memiliki keunggulan intelektual. Keunggulan intelektual ini seperti keterampilan dalam memecahkan suatu masalah. Ini dikarenakan emosi memiliki peran guna mengarahkan perhatian dari informasi yang dimana individu dapat memahami serta menanggapi perubahan dari tujuan awal yang telah ditentukan.

Apakah regulasi emosi memiliki faktor?

Tentu saja, regulasi emosi tidak terlepas dari beberapa faktor. Terdapat dua faktor utama yang memilki peran dalam regulasi emosi. Dua faktor ini adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal disebabkan oleh temperamen dan usia serta sistem biologis. Faktor eksternal berhubungan dengan caregiving behavior dan attachment relationship serta kebudayaan dan lingkungan sekitar anak. Orang tua memiliki peranan yang cukup besar di dalam perkembangan regulasi emosi. Ketika orang tua sulit dalam meregulasi emosi maka juga akan berpengaruh pada anak dalam meregulasi diri dan memecahkan permasalahan perilaku pada diri anak.  (Καφέτσιος, 2011) dalam juralnya pengasuhan dan regulasi emosi yang dilakukan di childcare center menunjukkan bahwa hubungan antara anak dengan caregiver berdampak secara langsung pada kemampuan regulasi emosi anak (Pallini, Baiocco, Baumgartner, Bellucci, Laghi, 2016). Hal ini menggambarkan bahwa pengasuhan memiliki peranan penting dalam perkembangan regulasi emosi. Pengasuhan dalam meregulasi emsi anak dapat juga dilakukan di sekolah.

Guru memiliki tugas untuk tetap memfasilitasi peserta didik dalam mengaktualisasikan bernagai potensi yang dimiliki, termasuk dalam kemampuan regulasi emosi. Kegiatan belajar mengajar dapat dijadikan sebagai pengembangan potensi yang mengacu pada kurikulum pembeajaran. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional nomor 146 tahun 2014 (2015) menuliskan beberapa indikator pencapaian perkembangan anak usia 3-4 tahun yang berhubungan dengan regulasi emosi(Καφέτσιος, 2011). Indikator tersebut adalah dapat mengungkapkan secara tegas kebutuhan serta keinginan secara verbal dan fisik, berbicara dengan kalimat yang sederhana dengan nada yang tepat dengan tujuan (seperti cotohnya: beranya dan memberi suatu pendapat), memecahkan masalah sederhana yang tengah dihadapi dengan aktif bertanya kepada orang-orang dilingkungannya. Indikator itulah yang dapat menjadi ukuran pencapaian perkembanagan secara ideal pada anak usia prasekolah. Regulasi emosi akan berpengaruh pada interaksi sosial anak terhadap teman sebaya dan orang dewasa serta dinamika kegiatan pembelajaran di kelas. Regulasi emosi membuat anak berekasi dengan cara melibatkan kognisi anak secara baik. Seperti contoh, ketika anak sedang bermain kemudian mainannya direbut tentu saja anak ini akan merasa marah namun tetap masih bisa menurunkan respon emosinya dan anak ini akan memiliki untuk tidak agresif. Dalam hal seperti ini guru dapat megarahkan serta memberi contoh untuk menggunakan kata-kata yang tepat dalam menunjukkan atau mengekspresikan emosi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun