Mohon tunggu...
Annie Nugraha
Annie Nugraha Mohon Tunggu... Seniman - Crafter, Blogger, Photography Enthusiast

Seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Menyukai dunia handmade craft khususnya wire jewelry (perhiasan kawat), senang menulis lewat blog www.annienugraha.com dan seorang penggemar photography

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wallacea, Wallace dan Nusantara: Rangkaian Pengetahuan dari Webinar Jelajah Alam dan Kuliner Wallacea

24 April 2021   06:00 Diperbarui: 24 April 2021   06:11 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Jelajahwallacea
Dok. Jelajahwallacea
Kompas.id
Kompas.id
Dok. Jelajahwallacea
Dok. Jelajahwallacea
Minggu 18 April 2021.

Getaran konsisten bolak balik terasa saat saya sedang asik-asiknya main game Jewel Blast Dragon di gawai.  Tampak notifikasi missed free call via WA dari Katerina.  Sahabat blogger cilik mentik yang sudah lebih dari 5 tahun ini menghiasi lingkaran pertemanan dunia tulis menulis.  Saya langsung riweh semriweh.  Secara mainnya lagi seru-serunya dan tangan uzur saya belum terlatih untuk harus mendadak pindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain.  Maklum.  Lemot.

Ah, telpon balik aja, pikir saya.  Dan karenanya saya pun kalah di babak yang lagi dimainkan.  Eeehhh.

Saya langsung ngecek WA.  Oh ternyata, ibu 2 anak itu sudah mengirimkan celotehan panjang kali lebar tapi belum saya baca.  Pantes.  Saya memutuskan untuk melihat pesannya dulu sebelum menelpon balik.  Terlihat sebuah ajakan untuk mengikuti webinar sore itu juga.  Mendadak saya terbangun.  Apalagi setelah menilik judul webinarnya "Jelajah Alam dan Kuliner Wallacea".  Wah ada pengetahuan baru yang pantas dikulik nih.  Jadi gak perlu waktu lama untuk saya berteriak "iya" saat kami berdua tersambung dalam sebuah percakapan.

Mengamati sederet informati lewat official flyer yang disebarkan, saya mencatat bahwa webinar ini diprakarsai oleh Omar Niode Foundation dan The Climate Reality Project Indonesia dan didukung oleh World Food Travel Association.  Presentasi dan diskusi on line ini diadakan dalam rangka World Food Travel Day yang jatuh pada 18 April dan Hari Bumi (Mother Earth's Day) pada 22 April.  Demikian yang disampaikan oleh Amanda Katili Niode, moderator diskusi dan juga adalah Chairwoman dari Omar Niode Foundation dan Ambassador Wold Food Travel Association - Wallacea.

Pembicaranya lumayan banyak.  Berasal dari beragam institusi dan area keahlian yang berhubungan dengan isu atau topik webinar.  Ada Aris Prasetyo dari Harian Kompas.  Fitria Chaerani dari Campa Tour.  Mohammad Firdaus dari Pangan Bijak Nusantara.  Meilati Batubara dari Nusa Indonesian Gastronomy.  Dan exclusively menghadirkan Erik Wolf yang menyampaikan recorded opening speech mewakili World Food Travel Association.

WALLACEA

Ada yang pernah mendengar kata Wallacea dan Garis Wallace (Wallace Line) ?

Jika melihat dan mengamati peta di atas, kita tentunya akan langsung mendapatkan gambaran awal mengenai hal ini.  Ada sesuatu yang ingin dijelaskan dan berhubungan erat dengan sebagian dari Indonesia bagian tengah dan juga sebagian lainnya dari Indonesia bagian timur.

Wallacea adalah kawasan biogeogratif yang mencakup sekelompok pulau-pulau dan kepulauan di wilayah Indonesia bagian tengah, terpisah dari paparan benua-benua Asia dan Australia oleh berbagai selat di dalamnya.  Wallacea adalah zona transisi antara daerah biogeografi Indo-Malaya Raya dan Australia (Wikipedia Indonesia)

Kawasan Wallacea meliputi Sulawesi (terbesar dalam kelompok ini), Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, Timor, Halmahera, Buru, Seram serta banyak pulau-pulau kecil diantaranya.  Secara umum dapat dikatakan bahwa kawasan Wallacea memuat seluruh pulau Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku.  Wilayah ini terletak diantara Paparan Sunda atau dangkalan Sunda di sebelah barat dan Paparan Sahul atau dangkalan Sahul di bagian timur.  Total luas daratan kawasan Wallacea diperkirakan sekitar 347.000 km2.  Di kawasan ini pulak terdapat 697 spesies burung dengan 249 (36%) diantaranya endemik.  Di Sulawesi dan pulau-pulau sekitarnya ada 328 spesies burung dengan 230 diantaranya tidak bermigrasi dan 97 spesies endemis (contohnya burung Maleo).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun