Mohon tunggu...
Julianne
Julianne Mohon Tunggu... Konsultan - a mother

menulis menghidupkan jiwa yang mati

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan dan Jendela

26 Mei 2023   02:27 Diperbarui: 26 Mei 2023   02:33 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan masih enggan untuk didekap 

rintiknya berlarian dalam ramai yang senyap.

Perempuan itu diam, 

menghitung bulir-bulir air yang dengan sukacita menjatuhkan dirinya keatas tanah, 

"pada bulir keseribu harus kutemukan dirimu".

Malam ini ia rela menukarkan jiwanya dengan sebuah senyuman yang sudah 365 hari menyiksanya dengan kerinduan.

Namun, telah jatuh bulir keseribu dua lima,

yang diharap tak menjadi nyata.

Perlahan jendela dihadapannya mulai buram,

basah oleh air matanya yang ingin beradu cepat dengan derasnya hujan.

Perempuan itu membeku,

ia tak tahu, harus menghilang atau berjanji pada waktu untuk menyerah 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun