Mohon tunggu...
Annas Maulana
Annas Maulana Mohon Tunggu... Administrasi - Pena Impian

Pena Goresan Tinta Emas Perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Curahan Bumi Pertiwi di Pangkuan Kartini Bawi Nyai Harati

4 Mei 2020   20:53 Diperbarui: 4 Mei 2020   21:14 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi: Grid. Id

Wahai bumiku, apakah ini murkamu?

Sampai kapan engkau akan terus membuat dirikami menderita dengan hadirnya kawanmu virus covid 19? Apakah ini semua pembalasan yang engkau berikan kepada kami terhadap perlakuan yang telah kami lakukan kepada alam? Kami hanyalah sekumpulan pendosa yang mencoba melakukan berbagai cara agar bisa menyambung nyawa kami? 

Mungkin Tuhan sudah mulai bosan dengan tingkah laku manusia yang selalu salah dan bangga terhadap dosa -- dosa yang telah dilakukan. Mari sejenak kita renungi apa saja yang telah anda dapatkan dari alam? Dan apa yang telah anda berikan untuk bumi pertiwi kita tercinta ?

Pengantar di atas bisa menjadi teman tidur kita untuk menemani malam yang gelap segelap alam yang redup memberikan sinar kebahagian kepada manusia itulah pemantik awal bagaimana virus covid 19 melanda seluruh dunia sekarang bukan hanya Indonesia tetapi seluruh bumi kita tercinta. Ketika kita berupaya dengan sekuat tenaga untuk mulai memerangi yang namanya polusi, kerusakan lingkungan, serta hal lain yang merusak alam. 

Pemerintah dengan kuasanya memberikan kelenggangan kepada penguasa yang berdasi rapi mendirikan bangunan nan kokoh dan megah yang dengan perkasanya merenggut keperawanan alamku dengan mengoyak -- ngoyak tanpa ampun dan hanya menyisakan duka kepada kami dan alam untuk memuaskan nafsu mereka kepada dunia.

Bagaimana nasib kartini bawi dayak yang dengan anggun dan gemulai dengan tradisi nenek moyang yang diturunkan dengan memikul lanjung dilengkapi tajak dan tatujah untuk bertanam padi mereka bukan hanya bertanam padi namun mereka juga menjaga harmonisasi alam yang berpadu dengan keselerasan budaya yang berirama indah dan mempesona. 

Sungguh malang bawi dayakku apa yang harus kita lakukan? Ketika kita bersuara kepada pemerintah namun hanya segelintiran suara angin berlalu, wajar langit menurunkan murkanya untuk orang yang rakus akan kuasa. Perlu adanya kolaborasi dan sinergi membangun Indonesia yang cinta alam, budaya, dan manusia bagaimana cara kita bisa hidup berdampingan dengan alam tanpa alam, murka dengan kita? 

Mari kita bangunkan dan sadarkan kawan kita bahwa alam rindu dengan indahnya bawi dayak bersendayu dan canda gurau dengan alam yang memanggil dan menuliskan suratan pena impian yang ingin disampaikannya kepada sahabat bumiku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun