Mohon tunggu...
Ana Yunitasari
Ana Yunitasari Mohon Tunggu... Lainnya - Penggemar kata dan suara yang bermakna

Melangkah dengan Bismillah, untuk Lillah , mengharap berkah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan di Desa Karangturi Era Pandemi

23 Agustus 2020   15:14 Diperbarui: 23 Agustus 2020   15:20 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bimbel Marthya Choirunnisa, SE. | dokpri

"Pendidikan jangan sampai terhalang meski pandemi belum hilang".

Miris saat melihat pandemi yang singgah di bumi  pertiwi yang semakin hari semakin sadis yang tak kunjung harmonis bahkan berujung tragis. Namun hal itu bukan menjadi alasan untuk berhenti menyongsong pendidikan, khususnya bagi anak-anak generasi penerus peradaban Desa Karangturi (sebuah desa yang berada di Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur).

Namun apalah daya, tuntutan akan kebutuhan sebagai  penunjang keberhasilan belajarnya ternyata masih belum maksimal, dengan alternatif sistem pembelajaran yang dilakukan melalui online yang mungkin  masih menjadi penghambat bagi sebagian siswa dan orangtua, seperti halnya saat orang tua yang masih Gaptek terhadap perkembangan teknologi saat ini, pasti akan kebingungan untuk mengarahkan dan membimbing anaknya dalam belajar.

Bahkan minimnya kuota internet karena harus rutin membeli kuota tiap bulan yang harganya juga tidak murahan  atau belum pasang wifi bahkan indihome dirumahnya yang merupakan bentuk pendukung bagi anak untuk bisa mengakses berbagai pelajaran di sosial medianya , serta terlalu sibuknya orangtua akan kegiatan  rumah tangganya yang mengakibatkan  kurang waktu untuk mendampingi anaknya dalam belajar atau bisa jadi karena orang tua  belum memahami akan materi sekolah yang sedang diampu anaknya. 

Lantas bagaimana alternatif penyelesaiannya? Akankah anak-anak tersebut tidak perlu belajar lagi? Ataukah menunggu kembali belajar dengan bertatap muka dengan gurunya di sekolah ?   Atau membebaskan anak sesuka hatinya untuk bermain saja tanpa belajar?

Bersyukur dengan adanya berbagai para tenaga pengajar formal maupun non formal di desa tersebut,  setidaknya siswa-siswi Desa Karangturi tidak lengah untuk menggugah semangat belajarnya, dengan menerapkan berbagai alternatif teknis belajar, seperti penerapan kegiatan kelompok belajar, acara kunjung siswa, serta masuk sekolah dalam satu minggu sekali untuk mengumpulkan tugas, dan perluasan berbagai tempat bimbingan belajar.  

Seperti penerapan bimbingan belajar di rumah saudari Marthya Choirunnisa, nama sapaan akrabnya Mbak Nisa, salah satu perempuan muda karangturi yang pernah mengampu pendidikan di  IAIN Tulungagung jurusan ekonomi, yang dengan tulus dan ikhlasnya beliau tlaten dalam membimbing dan membantu mengarahkan kegiatan belajar anak-anak tingkat SD dalam menyelesaikan tugas yang dikirim oleh gurunya, menurut mbak Nisa, dengan adanya sistem belajar online, semangat belajar anak-anak saat ini begitu kendor dan banyak mengeluh serta terkadang masih merasa terbebani dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh gurunya.

Namun itu semua bukan masalah baginya untuk tetap mengembalikan semangat belajar anak-anak melalui ide kreatifitasnya dalam mengolah kelas belajarnya seperti menerapkan metode belajar melalui game dan kuis, melakukan pembelajaran out door yang dijadwalkan dua minggu sekali, bersyukur karena di kawasan Desa Karangturi tergolong wilayah zona hijau, maka dari itu berani mengambil langkah untuk melakukan kegiatan outdoor seperti jalan-jalan ke pantai, ke sawah, dan juga bersepeda. 

Berhubung anak-anak saat ini jarang berkumpul dengan teman-temannya di sekolah, maka dengan adanya  kegiatan out door yang dilakukan dua minggu sekali, menjadi salah satu solusi untuk menggerakkan semangatnya kembali , sehingga dalam kegiatan out door pun anak-anak juga begitu kritis terhadap sesuatu sehingga kesempatanpun di ambil Mbak Nisa untuk menyampaikan beberapa materi pelajaran.

Dengan menerapkan berbagai modifikasi teknis belajar dari Mbak Nisa tersebut ,ini menandakan bahwa sebagai pemuda di desa  tetaplah harus peduli akan kepentingan pendidikan bagi penerus bangsa yang tetap harus dikembangkan meski kondisi era pandemi. Itulah salah satu tempat bimbel yang disuguhkan sebagai pintu gerbang bagi siswa-siswi Desa Karangturi agar tetap bisa belajar seperti suasana di sekolah, dan masih banyak  contoh tempat bimbel lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun